NovelToon NovelToon
Not Young Papa

Not Young Papa

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Identitas Tersembunyi
Popularitas:21.3k
Nilai: 5
Nama Author: Phopo Nira

Bukannya mendapat ucapan selamat dan pujian, karena telah berhasil menyelesaikan study nya. Kayvaran Cano Xavier malah langsung diberikan misi penting oleh papahnya untuk menyelesaikan masalah di salah satu cabang perusahaan yang ada di Negara X, lebih tepatnya Kota Xennor. Akan tetapi, ini bukan masalah bisnis melainkan persaingan wilayah dengan beberapa klan mafia yang ada di sana.

Namun, bukan itu letak permasalahan utamanya untuk Kay. Melainkan sang adik Axelion Cano Xavier yang masih berusia 8 tahun yang diam-diam menyelinap naik ke pesawat yang akan mengantarnya ke Kota Xennor tanpa diketahui oleh siapapun. Kay menyadari keberadaan sang adik saat pesawat sudah hampir setengah perjalanan.

“Eeeh … orang utusan Tuan Luca ternyata Papah muda! Lihat, anaknya menggemaskan sekali!”


Setibanya di perusahaan dia malah dikira sebagai karyawan biasa dan bahkan dibilang Papah muda karena Axel memanggilnya Papa?

Apakah Kay bisa menyelesaikan misinya sembari menjaga sang adik?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. Bertemu Lagi

“Biarkan saja! Dan untuk kalian bertiga, kenapa tidak mengatakan padaku sejak awal bahwa kalian tidak hanya bertanggung jawab atas perusahaan melainkan juga bertanggung jawab dengan keamanan wilayah ini, Hah?” Kay menatap Joseph, Aiden dan Yasmin dengan kesal serta menuntut penjelasan.

“Sejak awal aku sudah menduganya kalau kalian tidak hanya bekerja untuk perusahaan. Apalagi mengingat letak perusahaan yang sedang berada dalam wilayah konflik dengan kelompok tertentu,” ujar Axel sudah mencurigainya sejak awal.

“Hai, kau sudah menduganya sejak awal. Lalu kenapa tidak memberitahuku?” bisik Kay yang merasa lebih bodoh dibandingkan adiknya.

“Papah sendiri yang seperti tidak serius menangani masalah ini. Jika saja, Papah serius sejak awal Papah bisa melihat semuanya dengan lebih jelas dibandingkan denganku,” sentak Axel yang tidak terima seperti disalahkan.

“Ekhmm … Sudah ‘lah! Paman Matt mulai cari tahu lebih dalam tentang musuh yang akan kita hadapi. Setidaknya kita bisa berjaga-jaga untuk kedepannya,” ujar Kay memberikan tugas khusus untuk Matt.

“Baiklah, serahkan saja masalah ini padaku.” Matt menerimanya dengan senang hati.

Kay lantas memeriksa jam tangannya, dimana waktu sudah menunjukkan jam 2 pagi. Axel bahkan sudah beberapa kali menguap menahan rasa kantuknya, tetapi Kay harus memeriksa seberapa banyak anak buah Papahnya di tempat ini untuk memikirkan rencana selanjutnya.

“Dengar Tuan Luca pasti memiliki markasnya sendiri di sini, bukan? Tunjukkan padaku dan beritahu berapa banyak jumlah anggota dan juga senjata yang tersedia selama ini,” ujar Kay yang sepertinya termakan ucapan Axel untuk lebih serius menangani masalah kali ini.

“Baik, Tuan! Silakan, kami akan menunjukkan semuanya kepada anda,” sahut Joseph mempersilakan Kay untuk berjalan lebih dulu menuju mobil mereka.

“Axel, aku harus memeriksa ini sebentar! Kau mau ikut denganku atau—”

“Aku ikut Papah saja, tapi gendong! Karena aku sudah sangat mengantuk,” potong Axel langsung mengambil keputusan sebelum Kay menyelesaikan pilihan yang akan dia berikan.

“Haaah … sepertinya aku memang benar-benar sudah cocok menjadi seorang ayah,” gumam Kay yang hanya pasrah menuruti keinginan Axel. Dia pun langsung menggendong tubuh Axel ala koala, dimana bocah itu langsung memejamkan matanya begitu berada dalam pelukan Kay.

Sesuai yang direncanakan Joseph, Aiden dan Yasmin membawa Kay ke markas mereka. Dimana lebih dari 200 anggota sudah dikumpulkan dan berkas informasi yang dibutuhkan sudah dipersiapkan dengan sangat matang. Bahkan Yasmin juga sudah menyiapkan informasi tentang musuh yang sudah dia dapatkan sebelum kedatangan Kay ke Kota Xennor.

“Selamat datang di markas kami, Tuan Kay! Seperti yang anda lihat bahwa kita tidak memiliki banyak anak buahnya. Berjumlah hanya 200 orang yang bersedia bergabung dengan kita, termasuk kami bertiga. Lalu untuk persediaan senjata yang kami miliki sangat terbatas, karena Kota Xennor saat ini berada dalam kekuasaan musuh. Sehingga ….”

“Kita sulit mendapatkan senjata yang dibutuhkan,” sela Kay yang bisa menebaknya dengan pasti.

Kay benar-benar serius memeriksa semua informasi yang diberikan Joseph dan yang lainnya kali ini. Bahkan Axel yang masih tertidur dalam gendongannya sama sekali tidak membuatnya kesulitan ataupun merasa tidak nyaman. Kay masih memeriksa semua informasi yang bisa membantunya di masa depan.

“Jadi, posisi perusahaan yang dibangun berada ditengah empat wilayah musuh sekaligus. Lalu kenapa pemimpin dari klan Death Master tidak ada fotonya?”

Kay menunjuk pada nama Spencer Carmichael, satu-satunya identitas yang cukup misterius hanya hanya dia yang tidak ada fotonya seperti yang lainnya.

“Masalahnya orang bernama Spencer ini tidak pernah menunjukkan dirinya secara langsung, Tuan Kay! Dia bahkan lebih sering berada di kota lain dan hanya orang tertentu yang mengetahui wajah aslinya. Dia hanya memerintahkan salah satu orang kepercayaannya yang bernama Nero Ardiandz untuk mewakili pertemuan penting dimana pun,” jelas Aiden.

“Jadi, dia ‘lah musuh utama kita!” gumam Kay.

“Tidak hanya itu, Tuan Kay! Orang bernama Spencer ini juga termasuk orang berpengaruh di Negara X, bukan hanya di kota Xennor. Tetapi pengaruhnya bisa mencakup Negara X itu sendiri.” Yasmin menambahkan informasinya.

“Kesimpulannya yang harus kita hadapi adalah empat kelompok besar ini, terutama yang dibawah orang ini. belum lagi dengan kelompok kecil lainnya yang cukup meresahkan, begitu?” Kay menarik kesimpulannya.

“Kurang lebih seperti itu, Tuan!” Joseph membenarkan secara tidak langsung.

“Astaga, Pah! Kau benar-benar mengirim putramu untuk berperang rupanya dan kau masih tidak menjemput bocah pembawa masalah ini?”

Kay hanya bisa menghela napas pasrah, niatnya hanya ingin bersenang-senang menerima misi tersebut rupanya situasi sebenarnya jauh dari dugaan.

Drrt … Drrtt …

Suara dering ponsel milik Joseph menghentikan pembicaraan itu sejenak. Sampai perubahan raut wajah Joseph selepas menerima panggilan itu membuat Kay bisa memperkirakan bahwa sesuatu yang buruk pasti sudah terjadi lagi.

“Tuan Kay ….”

“Apalagi kali ini?” Sudah benar memang firasat Kay sejak awal.

“Perusahaan telah diserang dan ….”

“Ayo, kita langsung memeriksanya saja!”

Seperti tidak ada habisnya masalah yang harus Kay selesaikan. Ini baru terbilang dua hari dan dia harus sudah berkali-kali hampir menemui malaikat maut. Situasinya benar-benar sudah berada diluar kendalinya, sepertinya dia harus meminta bantuan sebelum terlambat. Namun, ini terlalu singkat untuk meminta bantuan tambahan, mungkin Kay akan mempertimbangkan untuk beberapa hari kedepannya nanti.

...****************...

Mereka pun langsung menuju ke perusahaan, dimana situasi di sana seperti baru saja mengalami perampokan secara besar-besaran. Tanpa perlu memeriksa rekaman cctv, Kay sudah bisa menebak siapa pelakunya. Tentu saja orang-orang yang mengintainya sejak awal, bahkan Joseph dan yang lainnya seperti sudah terbiasa dengan situasi seperti ini.

“Apakah hal seperti ini sering terjadi?” Kay bertanya untuk memastikan.

“Benar, Tuan Kay! Meski sebelumnya tidak separah ini,” jawab Joseph membenarkan.

“Kalau begitu cepat bereskan semuanya sebelum karyawan datang untuk bekerja. Aku akan beristirahat di ruanganku saja bersama anakku ini,” ujar Kay menyerahkan pada Joseph yang lainnya.

Sementara Kay sendiri langsung menuju ke ruangannya berada, membaringkan Axel yang masih tertidur nyenyak di ruangan khusus istirahat yang tersedia di ruangannya. Kay pun ikut membaringkan tubuhnya disamping Axel seraya memandangi wajah sang adik yang memang persis sepertinya sampai akhirnya dia ikut ketiduran.

...****************...

Waktu berlalu dengan cepat, tanpa terasa sang mentari sudah kembali muncul hingga membuat Kay terpaksa harus kembali melanjutkan harinya yang melelahkan di Kota Xennor. Dia melihat sebentar Axel yang masih nyaman dalam tidurnya, lalu beranjak untuk membersihkan dirinya.

Tok … Tok ….

“Masuk!” perintah Kay yang saat itu tengah mengenakan dasinya.

“Tuan Kay, detective ini bersikeras untuk menemui anda. Jadi …”

“Hai, kita bertemu lagi!” Axlyn segera menyela dan bahkan dengan polosnya menyapa Kay yang menatapnya dengan kesal.

Bersambung ….

1
Ade Irmayanti
lanjutkan kak,
karyamu keren
Anonymous
aku sdh ikutin ceritanya dari anak kembar mafia, bagus banget
Arnes Tia24
keren abis klu cerita dr author stu in gak ad bosan nya👍👍
Setiya Wulandari
akir nya novel kesukaan aku muncul makasih kakak phopo maaf ya baru kasih reting sekarang 🥺🥺🙏🙏
aq seneng banget gk sabar untuk episode selanjutnya, Oh iya kak spil cucu nya Levi dan luci ya kak ya nanti dan kangen juga sama trío somplak ( Félix, jaydon, sama Levi)
Mira Hastati
bagus
Mimih Harist
udh encok eyang levi😄
Dwi Rustiana
duo m emang selalu kocak Levi bgt emang duo m ini suka memancing emosi 🤣🤣🤣
Dwi Rustiana
mau menargetkan cucu kesayangan iblis neraka siap2 aja dipanggang di kerak bumi g sabar bgt mau setor nyawa ternyata
@pry😛
gas kn paman.. aq bc ny meri dig
@pry😛
🤣🤣🤣🤣🤣
@pry😛
moga kau mt
@pry😛
gk yakn🤣
@pry😛
kok bs di like
@pry😛
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 aaaa cemen tu pinggang
@pry😛
keren ded... aq sk gy mu gas kn❤🤣🤣
@pry😛
aaaaa sayg ku dtg
Mulaini
Spencer karena dirimu ingin menguji kemampuan mu dan menargetkan si Kay jadi berjuanglah hehehe...
Lisa Halik
🤣🤣🤣🤣dua2 gila max matt
Cindy
lanjut kak
Desyi Alawiyah
Malah berdebat 🤣🤣🤣🤣

Pasti Luca dan yang lain lagi ketar ketir nih, mereka pasti tahu, Kay dalam bahaya...

Semoga Kay dan yang lain selamat deh...🙏🙏🙏
Desyi Alawiyah: Kalo Luca emang ngga terlalu jago bela diri, Kak... Luca lebih tertarik di bidang IT dari kecil...

Beda sama Lucia, bahkan waktu kecil Lucia udah dapat penghargaan dalam hal bela diri...
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!