Ardi adalah asisten CEO. Ketika SMA Ardi pernah membayar seorang gadis untuk menjadi pacar bayaran.
Gadis itu ialah Ayasha dan Ayasha sangat menikmati perannya saat itu.
Namun setelah tujuh tahun berlalu Ardi kembali dipertemukan dengan Ayasha. Ternyata mantan pacar bayarannya ialah putri CEO di perusahaan tempat Ia bekerja.
Dunia seperti terbalik. Untuk membatalkan pertunangan dengan sang kekasih Ayasha memberi Ardi sejumlah uang.
"Apa kamu sedang membayarku?" Ardi.
"Ya, jadilah suamiku, Ardi!" Ayasha.
Simak ceritanya hanya di novel Menikahi Mantan Pacar Bayaran!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 10 Menantu Idaman
Ardi tidak mau ambil pusing mendengar cerita Inara bila Ayasha mendatangi rumahnya dan pulang dengan wajah kecewa.
Entah kecewa karena tahu Ia seseorang yang miskin atau kecewa karena hal lain bagi Ardi itu tidak penting.
"Pak Ardi ini sudah jam pulang, Bapak masih disini?" tanya Naura yang sudah akan pulang namun menyempatkan menyapa Ardi lebih dulu.
"Saya lembur. Pekerjaan saya belum selesai," jawab Ardi tanpa melihat Naura dan terus berkutat didepan laptop.
Naura mendekat pada Ardi.
"Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Naura.
"Tidak ada," jawab Ardi.
"Kalau saya membantu pekerjan Bapak maka akan cepat selesai dan bisa cepat pulang," ucap Naura.
"Tidak perlu. Saya bisa mengerjakannya sendiri," ucap Ardi.
Sikap Ardi yang acuh membuat Naura memutar otaknya agar bisa lebih lama berbicara dengan Ardi.
"Apa Bapak akan menginap di kantor lagi seperti sebelumnya?" tanya Naura.
"Ya," jawab Ardi singkat.
Naura terus berfikir pertanyaan apa lagi yang harus ia tanyakan pada Ardi.
"Apa Bapak sudah makan?" tanya Naura.
"Sudah."
"Apa Bapak mau saya pesankan makanan?" tanya Naura lagi.
Ardi menghela nafas. Kehadiran Naura diruang kerjanya sungguh sangat mengganggu.
Menghentikan sejenak pekerjaannya Ardi lalu menatap tajam pada Naura dihadapannya.
"Tidak perlu. Saya bisa pesan sendiri. Silahkan kamu pulang lebih dulu," ucap Ardi.
Naura hanya diam. Untuk kesekian kalinya Ia gagal untuk lebih dekat dengan Ardi.
Dengan perasaan kesal akhirnya Naura keluar dari ruangan Ardi.
...***...
Ayasha sudah kembali kerumah namun mendapat kabar bahwa sang ibu dilarikan kerumah sakit untuk mendapat perawatan sehingga Ayasha menyusul kerumah sakit.
Tiba dirumah sakit Ayasha menghampiri Brian yang duduk dikursi tunggu.
"Bagaimana keadaan Mommy, Dad?" tanya Ayasha khawatir.
"Mommy kamu nggak apa-apa cuma butuh istirahat dan butuh perawatan dari dokter," jawab Brian.
Brian baru saja menjawab telepon sehingga berada diluar ruang rawat.
Ayasha mengangguk.
"Aku masuk, boleh?" tanya Ayasha.
"Tentu saja, Sayang, masuklah temui mommy-mu," ucap Brian.
Ayasha lalu masuk kedalam ruang rawat Savana dan melihat keadaan sang ibu.
Wajah pucat Savana nampak jelas terlihat oleh Ayasha membuatnya teringat akan ibu Ardi yang sakitnya semakin parah.
Ayasha berharap Savana baik-baik saja seperti apa kata sang ayah.
"Mommy sakit apa?" tanya Ayasha.
Savana yang hanya terpejam perlahan membuka mata dan tersenyum pada Ayasha.
"Mommy hanya kecapekan, Sayang. Kamu kapan datang?" tanya Savana.
"Baru saja, Mom," jawab Ayasha lalu duduk ditepi ranjang Savana.
Ayasha terlihat sedih melihat keadaan Savana sehingga Ia memeluknya.
Savana mengusap-usap punggung Ayasha.
"Mommy baik-baik saja, Sayang, kamu nggak usah terlalu khawatirkan Mommy," ucap Savana.
"Tetap saja Mommy sekarang sakit," lirih Ayasha.
Savana mengurai pelukan lalu menangkup kedua pipi Ayasha.
"Mommy dengar kamu belajar administrasi sama Ardi?" tanya Savana mengalihkan pembicaraan.
"Iya, Mom, Daddy yang suruh," jawab Ayasha.
Lalu Ayasha kembali teringat Ardi yang sudah menikah dan memiliki anak membuatnya menghembuskan nafas kasar.
"Kenapa, Sayang, apa mempelajari pekerjaan Daddy-mu itu sulit?" tanya Savana.
Ayasha menggeleng.
"Bukan, Mom," jawab Ayasha.
"Lalu kenapa terlihat sedih seperti itu?" tanya Savana.
"Nggak apa-apa, Mom," jawab Ayasha yang enggan menceritakan Ardi pada sang ibu.
Setelah cukup lama mengobrol bersama sang putri dan makan malam disuapi Ayasha Savana akhirnya tertidur.
Brian yang melihat Ayasha kelelahan segera mendekat.
"Nak, sebaiknya kamu pulang dan istirahat dirumah," titah Brian.
"Nggak, Dad, aku mau menemani Mommy disini," tolak Ayasha.
"Disini sudah ada Daddy, jadi sebaiknya kamu pulang. Kamu terlihat kelelahan dan butuh Istirahat yang cukup agar tidak sakit," bujuk Brian.
Pada akhirnya Ayasha menuruti perkataan Brian.
Setelah bersiap pulang Ayasha akhirnya meninggalkan sang ibu yang ditemani sang ayah.
Saat Ayasha berada diparkiran dan menuju mobil tidak sengaja pandangannya melihat Ardi berjalan bersama seorang wanita yang menggendong anak.
'Apalagi ini?' batin Ayasha.
Hatinya semakin sakit melihat Ardi bersama wanita lain. Terlebih lagi Ardi terlihat bahagia dan banyak bicara tidak seperti saat bersamanya Ardi selalu bersikap dingin.
Meski baru beberapa hari Ayasha kembali bertemu Ardi namun sejak dulu hingga sekarang Ardi selalu dingin padanya.
Ayasha terus memperhatikan Ardi yang membukakan pintu mobil untuk Riana yang menggendong Dira, lalu Ardi masuk kedalam mobil dan meninggalkan rumah sakit.
Hembusan nafas berat diiringi langkah lunglai Ayasha menuju mobilnya dan meninggalkan rumah sakit.
...***...
Ardi membantu Riana yang baru saja membawa pulang Dira kerumah setelah dua hari dirawat di rumah sakit.
Keadaan Dira sudah sangat baik membuat Ardi merasa senang.
Selama dua hari pula Inara-lah yang merawat Devan dan juga Sinta sebab Ardi harus bekerja dan pulang larut malam.
"Terima kasih, ya, Ardi, kamu sudah banyak sekali bantu kakak. Kakak nggak tahu lagi bagaimana cara membalas kebaikan kamu," ucap Riana setelah tiba di rumah.
"Berhenti bicara seperti itu, Kak, aku nggak mau mendengarnya lagi," ucap Ardi menutup kedua telinganya.
Ia sudah terlampau sering mendengar Riana berbicara seperti itu padahal Ia ikhlas membantu sang kakak.
Riana mengusap rambut Ardi membuat Ardi menepis tangannya.
"Apa sih, Kak."
"Semoga kamu dapat istri yang juga baik sepertimu, Ar," ucap Riana namun Ardi hanya diam sebab Ia belum memikirkan untuk menikah.
"Loh, kenapa diam, Ar, bukannya diaminkan," ucap Riana.
"Aku belum memikirkan untuk menikah, Kak, aku ingin fokus merawat ibu," ucap Ardi.
Riana mengangguk Ia tidak lagi melanjutkan pembicaraan dengan Ardi dan memilih masuk kekamar untuk menemui Devan dan menidurkan Dira.
Inara yang tahu Ardi pulang segera menemui dan menarik tangan sang kakak untuk mengikutinya.
"Ada apa, In?" tanya Ardi yang tangannya masih ditarik Inara.
Begitu tiba diruang tamu Inara melepas tangan Ardi.
"Ada hubungan apa kakak sama Kak Ayasha? Hayo, ngaku!" Inara yang menelisik wajah Ardi.
Ardi menaikkan sebelah alisnya.
"Maksudnya?" tanya Ardi.
Inara menggeleng.
"Jangan pura-pura bodoh. Kakak tahu maksud pertanyaanku, 'kan?" ucap Inara.
"Aku nggak tahu," ucap Ardi memalingkan wajah dan hendak pergi.
"Eeehh... mau kemana? Jawab dulu pertanyaanku, Kak," cegah Inara namun Ardi menepis tangannya.
"Bukan urusanmu," sahut Ardi lalu melangkah pergi.
"Kalau kalian nggak ada hubungan kenapa kak Ayasha baik sekali mau silaturahmi sama keluarga kita?" tanya Inara namun Ardi tetap melanjutkan langkah kakinya.
Namun setelah mendengar perkataan Inara selanjutnya Ardi menghentikan langkahnya.
"Ibu suka sama kak Ayasha, katanya dia calon menantu idaman."
Mata Ardi menatap tajam pada Inara agar tidak asal bicara.
Ayasha adalah putri orang kaya sementara dirinya pria miskin. Ardi sadar diri bahwa dirinya tidak layak untuk Ayasha.
"Jangan asal bicara, Inara."
"Tapi itu ibu yang bilang, Kak."
burung tekuku makan kedelai
ucap selamat kepada mempelai
siap tempur sampai lemas terkulai
kabooooorrr 🏃🏃🏃🏃🏃🏃🏃
Tantangan buat ardi hrs mencari investor agar perusahaan tidak goyah....
..