Apa jadinya jika mika seorang remaja 17 tahun masuk ke dalam tubuh ratu di masalalu , ratu yang di musuhi oleh seluruh penghuni istana karena tak bisa memberikan keturunan pada sang raja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rica Ricu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penemuan ratu
Anya merasakan dekapan pada tubuhnya pagi ini, ia mencoba meregangkan tubuhnya yang terasa kaku setelah tidur panjang yang ia lalui, saat ia akan bangkit seseorang di belakangnya yang ia yakini adalah Alaric menahannya tetap pada tempat.
"Kau tidak bangun?" Tanya Anya.
"Aku masih mengantuk"
"Bagaimana seorang raja bisa bangun terlambat"
"Raja juga manusia Anya" Jawabnya dengan suara berat.
"Semalam aku tidak dengar kau datang, kenapa tidur bersamaku lagi? Apa tidak masalah? Viviene kan sedang hamil"
"Tak masalah, aku adalah rajanya, aku melakukan semua yang aku mau, tolong biarkan aku tidur lebih lama" Ucap Alaric
"Apa wanita itu tidak cemburu?" Tanyanya dalam hati.
"Aku akan pergi ke desa didekat sini, sebagai seorang ratu kau harus ikut pergi, kita akan menangani masalah yang ada disana"
"Menangani apa? Aku bodoh dalam hal ini" Balas Anya.
"ikut saja Anya, ini perintahku" Final Alaric
Anya memutar tubuhnya menghadap Alaric , menyentuh hidung Bangir suaminya yang masih memejamkan mata, Alaric benar benar mendefinisikan visual seorang raja, wajah tampan dengan sorot mata yang tajam juga wajah yang terpahat sangat rapi.
"Ya baiklah aku akan ikut, lagipula aku Senang bisa keluar dari sini, lalu aku harus berdandan yang bagaimana?"
Alaric membuka matanya dan langsung bersitatap dengan Anya dari jarak dekat, ratunya ini terlihat sangat cantik walau tanpa riasan wajah.
"Bagaimana apanya, pakailah seperti biasa"
"Bukankah seharusnya aku tampil cantik?"
"Kau sudah cantik Anya, lagipula kenapa kau tampak bersemangat huh?"
"Tentu saja, mungkin diluar sana banyak pria tampan yang akan terpesona olehku"
Alaric menatap Anya tak suka, ia merasa cemburu dengan ucapan sang ratu.
"Kalau begitu kau tidak usah ikut"
"Ahh kenapa?!" kesal Anya.
"Karena kau jelek"
"Apa katamu?!" Anya meraih leher Alaric dengan kedua tangannya yang tak besar.
"Argh! K-kenapa kau mencekikku Anya!" marahnya.
"Karena kau bilang aku jelek!"
"Heii aku ini seorang raja, lepaskan!"
Mendengar perkataan Alaric Anya langsung melepaskan genggaman tangannya pada leher Alaric dengan pelan, kenapa ia lupa bahwa laki laki didepannya ini memiliki status penting di sini.
"Maaf" Cicitnya takut.
Alaric mendengus malas dan mulai bangkit dari tidurnya, begitupun dengan Anya yang juga mengikuti Alaric bangun.
"Apa kau marah?"
"Sejak kapan istriku jadi sekasar ini?" Tanya Alaric heran.
"Aku menyesal, maafkan aku"
"Sudahlah" Alaric berdiri dan kembali memakai jubahnya, ia pergi begitu saja tanpa berpamitan dengan Anya.
"Dia marah ya?" Gumam Anya, kenapa ada rasa tak rela melihat Alaric marah, padahal sebelumnya ia sama sekali tak peduli dengan lelaki itu.
...****************...
Taburan bunga berwarna warni mewarnai perjalanan Anya Alaric dan juga viviene kali ini, mereka berkunjung pada desa yang sedang mengalami masalah pangan karena kekurangan bahan pokoknya.
"Selamat datang yang mulia raja?"
"Selamat datang yang mulia ratu?"
"Selamat datang nona Viviene?"
Sapaan sapaan tersebut membuat Anya merasa sangat girang, ia menjadi pusat perhatian di keramaian warga desa kali ini , jika di kehidupan mika gadis itu jauh dari kata pusat perhatian, mika hanyalah gadis yang terlewat biasa saja dengan kacamata dan buku novel yang ia selalu bawa kemana mana, tapi disini dirinya di sanjung dan dihormati, itu sangat mengesankan.
"Hai semuanya?!" Sapa Anya sembari melambaikan tangan heboh pada setiap orang.
"Halo halo?!"
"Hai apa kabar?!
"Ya aku ratu halo?!
Senyum lebar wanita itu tak meluntur sedikitpun kala berada di tengah keramaian desa, sedangkan Viviene hanya diam dan bersikap anggun memasang senyum terbaiknya.
Alaric menggeleng pelan dengan sikap Anya yang aneh, ia harus membiasakan diri melihat tingkah laku istrinya ini.
"Bisakah kau diam?" Bisik Alaric pada Anya.
"Apanya yang diam?! Kau tidak liat bagaimana mereka berantusias menyambutmu, berikan sapaan terbaikmu, dasar angkuh!" Cibirnya.
Alaric menghela napasnya kasar dan diam kemudian, ia tak mungkin mendebat ratunya di tengah keramaian.
"Yang mulia raja?" Sapa seorang lelaki tua yang merupakan kepala desa.
"Paman? Aku mengirim stok padi untuk persediaan pangan, kau bisa membaginya"
"Terimakasih banyak yang mulia"
"Tentu"
"Jadi sebenarnya ada masalah apa disini?" Tanya Anya.
"Semua rakyat sedang mengalami gagal panen karena hujan terus menerus, stok padi sebagai makanan utama kami sudah hampir habis" Ungkap laki laki tua itu.
"Ahh begitu ya?"
"Paman? Aku menyisihkan sebagian uangku untuk membeli padi didesa sebrang, kau bisa mengambilnya" Viviene tampak mengulurkan sebuah kantong kecil berisi koin.
"Nona Viviene anda sangat bijaksana seperti yang ku dengar" Puji pria itu sembari mengambil uluran kantong tersebut.
"Ini bukanlah apa, kami para anggota kerajaan memang seharusnya memiliki sikap dermawan bukan?"
"Anda benar"
Anya memicing tak suka melihat sikap Viviene, entah apa yang membuatnya ragu, ia selalu merasa Viviene hanyalah seorang yang munafik.
"Berikan aku uang!" Pintanya pada Alaric sembari menyodorkan telapak tangannya.
"Untuk apa?"
"Aku ingin menyumbang apa lagi!" Jawabnya kesal.
"Tidak perlu, aku sudah melakukannya atas namamu" Kata Alaric.
"Hmm kalau begini semua orang akan menganggapku pelit!" Kesal Anya dalam hati.
"Oh paman? Apa itu?" Tanya Anya saat melihat sesuatu berwarna putih tengah di jemur dibawah terik matahari.
"Itu ubi kayu, kami biasa mengeringkannya untuk makan, Tapi kebanyakan anak anak tidak menyukainya yang mulia, mereka hanya ingin makan nasi saja" Ungkapnya.
Anya tampak berfikir sejenak sebelum berbicara.
"Tolong kumpulkan semua wanita disini" Perintah Anya.
"Apa yang kau lakukan?!" Tanya Alaric tak suka.
"Diamlah! Aku akan menunjukan keunggulanku sebagai ratu" Jawabnya lalu melenggang pergi.
Alaric menarik napasnya dalam dalam saat mendengar ucapan istrinya itu, apa kiranya yang akan wanita itu lakukan?
"Yang mulia raja? Apa kau baik baik saja?" Tanya Viviene.
"Ya aku baik"
Viviene memandang kemana Anya pergi, wanita itu tampak sedang bergabung dengan para wanita desa lainnya.
...****************...
Semua warga tampak sangat kagum melihat kemampuan memasak Anya, wanita itu tengah menumbuk beras dan juga ubi kering hingga menjadi tepung.
"Yang mulia? Apa yang akan kita lakukan dengan bubuk ini?" Tanya salah satu wanita itu.
"Kita akan membuat mie" Katanya.
"Mie?" Semuanya bergumam penuh tanya, mereka tak pernah dengar makanan bernama mie yang di maksud oleh Anya.
"Kalian tidak perlu memakai banyak banyak beras , tambahkan saja tepung ubi dan campurkan jadi satu, lalu beri Air minyak dan sedikit garam" Anya tangan mempraktikan apa yang sedang ia bicarakan, semuanya tampak terkesan dengan hal itu.
"Aduk saja hingga membentuk adonan yang kenyal dan sedikit padat, lalu pipihkan seperti ini" Katanya sembari membentuk adonan mie.
"Wahh hebat" Gumam beberapa orang.
"Selanjutnya potong potong menjadi bentuk memanjang dan ... Inilah mie yang aku maksud!" Seru Anya sembari mengangkat makanan baru tersebut.
"Yang mulia ratu hebat!"
"Wah sepertinya enak!"
"Ibu aku ingin makan mie seperti itu"
"Hebat!"
"Hebat!"
Sorak Sorai tepuk tangan di berikan untuk Anya, wanita itu sedikit memberikan solusi untuk membuat makanan yang menarik.
"Kalian bisa memasukkan mie pada sup atau menggorengnya dengan bumbu kecap, mie ini juga mengandung karbohidrat yang tinggi untuk memberi tenaga lebih dan mengenyangkan , kalian juga akan menghemat beras nantinya, dan yang lebih penting aku berani menjamin anak anak pasti menyukainya" Kata Anya.
Tepuk tangan meriah warga desa kembali diberikan pada anya , menurut mereka solusi sang ratu adalah yang terbaik.
Alaric tertegun dengan apa yang dilakukan Anya, wanita itu terlihat sangat cerdas dengan pesonanya, ia merasa semakin jatuh pada Anya sedalam dalamnya.
Sementara Viviene berdecak kesal melihat bagaimana warga tampak menyanjung Anya, ia kira dirinya lah yang akan membuat semua orang kagum hari ini.