NovelToon NovelToon
Gadis Manja Milik CEO Arogan

Gadis Manja Milik CEO Arogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / One Night Stand / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Nikah Kontrak / Konflik etika
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Diandra_Ayu

Lily, seorang mahasiswi berusia dua puluh tahun, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis hanya karena satu malam yang penuh jebakan. Ia dijebak oleh temannya sendiri hingga membuatnya terpaksa menikah dengan David Angkasa Bagaskara- seorang CEO muda, tampan, namun terkenal dingin dan arogan.

Bagi David, pernikahan itu hanyalah bentuk tanggung jawab dan penebusan atas nama keluarga. Bagi Lily, pernikahan itu adalah mimpi buruk yang tak pernah ia minta. Setiap hari, ia harus berhadapan dengan pria yang menatapnya seolah dirinya adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya.

Namun, seiring berjalannya waktu, di balik sikap angkuh dan tatapan tajam David, Lily mulai menemukan sisi lain dari pria itu.
Apakah Lily mampu bertahan dalam rumah tangga tanpa cinta itu?
Ataukah perasaan mereka justru akan tumbuh seiring kebersamaan atau justru kandas karena ego masing-masing?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diandra_Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hanya Seorang Budak

[Bawa mobil butut itu ke bengkel langganan. Dalam 2 hari harus selesai]

David langsung menyimpan kembali ponselnya setelah mengetikkan pesan pada Reymond, asisten pribadinya.

Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur. Sementara Lily berada di dalam kamar mandi. Wanita itu tengah berendam dalam air hangat. Kecelakaan ini sedikit membuatnya shock, namun berkat David kini ia mulai tenang kembali.

Lily bersenandung kecil sambil tersenyum-senyum sendiri memainkan sabun di tangannya. Kejadian di dalam mobil tadi, berhasil membuatnya tersipu sepanjang jalan.

Sentuhan tangan saat David mengusap air matanya, meninggalkan jejak hangat di hatinya. Lily merasa terenyuh dengan perhatian kecil itu. Meskipun pada akhirnya, kata-kata pedas tetap dilayangkan suami dinginnya.

"Jangan ge'er. Aku hanya tak suka melihatmu menangis," ucap David sebelum akhirnya ia kembali melajukan mobil mewah itu menuju rumahnya.

'Mas Dav bilang sibuk, tapi dia rela datang untuk menjemputku. Aku pikir dia akan mengabaikanku. Dan saat pipi ini disentuh, kenapa hatiku berdebar-debar? Apa aku menyukainya?'

'Gak. Gak boleh. Aku gak boleh menyukainya. Mas Dav sering mengingatkan agar pernikahan ini jangan pakai hati. Lagipula, aku hanyalah budak nafsunya. Mana mungkin dia akan membalas perasaanku. Sadarlah, Lily, sadar! David Angkasa hanya mencintai Veronica seorang.'

Lily menyadarkan dirinya sendiri dari perasaan aneh yang mulai hinggap. Ia memang belum pernah jatuh cinta lagi semenjak kepergian seseorang yang dulu pernah menemani masa putih abu-abu bersamanya. Pria yang menjadi cinta monyetnya, namun sayang kisah mereka harus kandas karena sang kekasih memutuskan untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Dan semenjak saat itu, Lily tidak pernah pacaran lagi meski banyak yang mengejar-ngejar cintanya.

Krieettt.

Wanita itu membuka pintu kamar mandi. Rasanya sangat segar. Ia membungkus rambutnya dengan handuk kecil, sementara tubuhnya ia balut dengan handuk kimono.

"Keramas?" tanya David meliriknya sekilas.

"Ho'oh. Gerah banget, Mas." Lily duduk di meja rias. Ia mulai melakukan rutinitas memakai skincare agar wajahnya terawat.

"Gimana kuliahmu hari ini?"

Lily menghentikan gerakan tangan yang sedang memijat-mijat wajah. Ia sedikit terkejut dengan pertanyaan suaminya itu. Rasanya seperti mimpi, pria itu menanyakan kegiatannya hari ini.

"Hari ini berjalan sangat baik, Mas," jawab Lily sedikit canggung.

"Bagaimana dengan teman-temanmu? Apa ada yang menyentil tentang pernikahan kita?" tanyanya lagi.

Lily sedikit heran, mengapa suaminya ingin tahu hal yang tak penting baginya?

"Gak ada, Mas. Semua berjalan normal seolah tidak terjadi apa-apa. Aku senang bisa kembali sekolah," ucap Lily dengan sumringah. Ia sedikit berbohong. Sebenarnya ada yang menyentil dan menghinanya yaitu Sonya dan kawan-kawan. Namun ia memilih untuk menutupi itu semua. Dirinya tak mau dibilang manja dan menjadi wanita yang pengadu.

"Bagus. Berarti pihak sekolah mendengarku," ujarnya pelan namun masih terdengar oleh Lily.

"Apa maksud, Mas? Apa jangan-jangan...."

"Kau pikir bagaimana cara untuk menutup mulut semua orang? Tak ada yang sulit bagiku. Bahkan rektor pun bisa aku beli," ujarnya sombong.

Lily menghela nafasnya. Kenapa ia tidak terpikir ke arah sana? Ternyata semua berjalan baik dan normal di sekolahnya karena ada campur tangan David.

Wanita itu buru-buru menyelesaikan ritual memakai skincare nya lalu berjalan menghampiri David yang duduk berselonjor santai di atas kasur.

"Mengapa Mas mau melakukan ini?" tanyanya penasaran.

David meliriknya sekilas lalu kembali fokus pada gadget di tangannya. "Aku hanya tak mau membunuh mentalmu. Satu tahun lagi kau akan menyelesaikan kuliahmu dan kita bisa bercerai. Mulai saat itu, anggap kita tak pernah bertemu. Dan kau tahu, seorang budak harus melayani dengan baik. Kau akan murung jika mendapatkan bullyan dan hal itu pasti mempengaruhi aktivitas ranjang kita."

Lily merasa tidak senang dengan jawaban itu. Laki-laki itu selalu menyangkut pautkan dengan urusan ranjang dan budak nafsu. Tidak bisakah David sedikit saja melihatnya sebagai seorang istri? Meski pernikahan ini singkat dan penuh keterpaksaan, namun Lily juga tidak mau meninggalkan kesan dan kenangan yang buruk.

"Jadi, apa hatimu sudah tenang? Aku menginginkannya malam ini," ucap David menatap netra indah istrinya itu dengan penuh gairah. Melihat rambut Lily yang basah dan wajahnya yang terlihat segar, membuat hasrat pria itu tiba-tiba terpancing. Harum vanilla dari parfum yang digunakan Lily juga seolah sedang menggodanya.

"A–aku..." Lily gagap mendengar permintaan suaminya itu. Entah mengapa hatinya sangat galau. Apalagi setelah mendengar jawaban sarkas tadi. Jawaban yang tak sesuai dengan harapan Lily. Karena sebenarnya, Lily ingin jika pria itu tulus perhatian padanya. Bukan memikirkan selangkangan saja.

"Hei, kenapa bengong begitu? Kalau gak mau, ya sudah. Aku juga gak mau maksa. Gak akan enak juga rasanya jika kau murung seperti itu," ujar David dengan mimik yang datar. Pria itu bingung dengan perasaannya sendiri. Mengapa ia tidak bisa memaksa wanita itu dan tidak bisa seenaknya seperti awal pernikahan mereka? Padahal Ia harusnya bisa memakainya sesuka hati. Tak perlu meminta izin wanita itu segala.

"Aku mau kok, Mas." Lily tiba-tiba naik ke atas kasur lalu mengukung David yang tengah berbaring dengan posisi telentang.

Sorot matanya begitu tajam. Ada rasa kesal, kecewa dan marah pada diri pria itu. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Dirinya dilema atas perasaan ini. Dalam hatinya membatin, 'Dari pada bersikap baik tapi setengah-setengah dan membuatku terkesima sesaat, lebih baik dia kasar saja. Biar saja aku membencinya.'

Sekian detik mereka saling bertatapan dengan intens. Tak ada sepatah kata pun keluar.

'Tatapannya? Mengapa dia memandangku seperti itu? Dia mengingatkanku pada Dion,' gumam Lily sebelum akhirnya ia tersadar dari lamunannya.

Wanita itu perlahan membuka tali pada handuk kimono yang menutupi tubuhnya. Perlahan tapi pasti hingga tubuhnya kini polos tanpa sehelai dan benang.

David hanya diam dengan jakun naik turun memandang kemolekan tubuh istrinya. Ia tidak menyangka jika Lily bisa seberani ini. Apalagi saat bibir wanita itu perlahan mengecup bibirnya dengan sikat kemudian melumatnya dan memagutnya dengan begitu bergairah.

Erangan keluar dari bibirnya saat Lily dengan lihainya menyapu setiap inci tubuh David dengan lidah dan memainkan tangan nakal itu di bagian sensitifnya.

David seolah tidak mengenalnya saat Lily beraksi malam ini. Tidak ada kata-kata yang keluar kecuali desahan dan erangan dari keduanya. Sungguh malam ini menjadi malam yang sangat panas, namun David seolah kehilangan sosok manja itu. Ia melihat sisi kedewasaan dari wanita yang ia nikahi dengan terpaksa.

"Kau sangat berbeda malam ini. Terima kasih," ucap Pria itu memuji Lily yang berhasil memuaskannya. Ia masih terengah-engah setelah pelepasan yang cukup melelahkan.

"Tidak perlu berterima kasih. Bukankah aku hanya seorang budak?" Lily membalikkan tubuhnya. Ia menutupi tubuh polos itu dengan selimut tebal. Memejamkan mata dengan perasaan yang berkecamuk saat ini.

Sementara David mengurutkan keningnya, merasa bingung dengan sikap Lily hari ini. Apa ini efek dari kecelakaan itu?

'Aahh, masa bodoh. Apa peduliku? Yang terpenting dia bisa memuaskanku,' gumamnya lalu memejamkan matanya dan segera mengistirahatkan tubuhnya yang terasa lelah namun juga puas atas kinerja istrinya malam ini.

***

Pagi hari.

Lily masih tertidur pulas saat David terbangun dari tidurnya.

Pria itu melirik ke samping lalu menaikkan selimut yang mulai melorot. Ia tak ingin membangunkan Lily. Wanita itu pasti sangat lelah.

Hari ini weekend, ia berpikir untuk mengajak Lily keluar untuk sekedar berjalan-jalan. Entah mengapa moodnya sangat baik hari ini.

Sejak penyatuan semalam, ia melihat aura yang berbeda dari teman tidurnya ini. Lily bersikap seolah dirinya adalah wanita bayaran yang harus memuaskan pelanggannya. Wanita itu tetap tersenyum menggoda meski David tahu dirinya sangat lelah. Bukan hanya sekali, bahkan tiga ronde mereka lewati malam tadi.

David beranjak dari kasur menuju kamar mandi. Bahkan setelah selesai mandi, dirinya menyiapkan air hangat untuk wanita itu. Aneh sekali memang, harusnya ia tidak sampai harus melakukan hal ini.

Saat dirinya berganti baju, sebuah deting pesan terdengar masuk. Ia meraih ponsel di atas nakas lalu melihat siapa yang mengirimkan pesan sepagi ini.

[Aku tunggu di kantormu sekarang].

Matanya membola. David terbelalak membaca pesan yang ternyata dari Veronica.

'Benarkah ini? Apa aku mimpi?'

Tanpa pikir panjang, ia pun bergegas memakai pakaiannya lalu menyemprotkan wewangian yang membuat aura maskulin pada CEO tampan itu.

Kedua sudut bibirnya terangkat, ia tak sabar untuk segera bertemu sang kekasih hati hingga melupakan niatnya untuk mengajak Lily jalan-jalan di hari libur ini.

***

Bersambung...

1
ahok wijaya
Gak kecewa! 👍
Diandra Ayu: makasih kak🥰
total 1 replies
Shinn Asuka
Gak bisa berhenti scroll halaman, ceritanya seru banget!
Diandra Ayu: Wah, makasih banyak kakak🥰🫰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!