NovelToon NovelToon
Amor

Amor

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Keluarga / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Bullying dan Balas Dendam / Balas dendam pengganti / Dark Romance
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Jonjuwi

Asila Ayu Tahara. Perempuan yang tiba-tiba dituduh membunuh keluarganya, kata penyidik ini adalah perbuatan dendam ia sendiri karna sering di kucilkan oleh keluarganya . Apa benar? Ikut Hara mencari tahu siapa sih yang bunuh keluarga nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jonjuwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kematian kedua

Setelah di tinggal Dewi cukup lama ia merasa obrolan dengan Hakim juga lebih santai, kini mereka tengah berbincang perihal beberapa kasus yang belum terpecahkan termasuk kasus kucing terbunuh di cafe.

Hara terbingung pasalnya ia memiliki beberapa hal yang belum diceritakan pada Hakim namun ini menyangkut Dewi, ia takut jika ini hanya prasangka palsu semata. Beberapa kali bibirnya hendak menceritakan entah mengapa tenggorokan nya terasa berat.

“Hara!” suara Dewi menguar di telinga Hara

Ia melihat sumber suara itu, tersenyum kala melihat sang pemilik suara tersenyum dengan girang sambil melambaikan tangannya. Ia membalas senyum dengan yang tak kalah riang sambil membalas lambaian tangan Dewi.

“Saya balik ke kantor ya, kalo ada apa-apa kabarin aja.”

Hakim berucap sambil menarik kedua tangan sahabatnya

“Dewi, nanti maen lagi ya. Bye cantikku!!” ucap Alves dengan genit nya

“Iya Kakak! Semangat kerjanya!!” jawab Dewi dengan senyum

Hakim dan Kala sontak menggeleng dengan tingkah keduanya lalu pergi dengan sesekali menengok ke belakang.

Hari sudah sore Hara dan Dewi memutuskan untuk pulang namun saat tengah menunggu busway Dewi memainkan ponsel nya

“Kamu pulang duluan ya” ucap Dewi sambil terus memperhatikan ponsel

“Kamu?” tanya Hara

“Aku ada urusan sebentar soal Papa, deket sini sih.”

“Pulang jam berapa?”

“Gak tau deh, emang kenapa?” kini Dewi menatap Hara yang tak menatapnya

Hara tak menjawab, melihat kendaraan yang ia nanti sudah tiba Hara menengok ke sampingnya

“Kamu gak macem-macem kan?”

Sontak Dewi membelalakkan matanya menatap mata Hara yang tajam dan dingin

“E-enggak kok” gugupnya

Hara menjauhkan wajahnya dan pergi menaiki bus yang sedari tadi ia tunggu tanpa pamit atau sekedar melambaikan tangannya.

Hara pergi meninggalkan Dewi yang masih mematung di halte itu, meski pergi dengan perasaan yang campur aduk Hara tetap masih mau mempercayai sahabatnya itu.

Ia memasuki rumah yang seperti biasa dipenuhi gelak tawa keluarganya, biasanya ia akan langsung pergi ke dapur namun kali ini Hara memberanikan diri pergi ke hadapan Ayahnya yang tengah duduk di depan TV.

“A-ayah, aku mau daftar ke universitas tempat Kakak. Mau pake jalur beasiswa juga tapi perlu uang.” Hara gelagapan

“Punya uang ngga?” jawab sang Ayah

Hara menggeleng lambat

“Terus ngapain kuliah?”

Hara terdiam, diikuti TV yang dimatikan oleh Ayah nya dan menatap Hara yang berdiri di sampingnya. Sedangkan Ibu, Kak Sam dan Kak Dita hanya memandang remeh pada Hara.

“Kalo aku mau minta dibiayai lagi sampe kuliah boleh?” tanya Hara ragu-ragu

“Kenapa kamu tuh selalu bikin repot keluarga Hara!” kali ini Ibu angkat bicara

“Sejak kecil loh kamu, bahkan sejak dalam kandungan.” lanjutnya

Hara pun tak menyangka jika ia dilahirkan hanya untuk merepotkan, Hara tak pernah meminta seperti ini

“Aku gak pernah minta dilahirkan Bu, kalo saja aku tau kelahiranku dijadikan bahan perjudian mungkin aku akan memilih mati dalam kandungan saat itu juga.” Kali ini Hara mendongak menatap wajah Ibunya untuk waktu yang lama

“Kenapa Ibu dan Ayah bisa-bisanya menjadikan kelahiranku bahan taruhan?” lanjut Hara

“Kalo saja kamu lahir sebagai laki-laki mungkin sekarang kita udah kaya raya Hara!” jawab sang Ibu

“TAPI AKU GAK BISA MILIH GENDER APA YANG AKAN AKU BAWA KETIKA AKU LAHIR BU!!”

Habis sudah kesabaran Hara selama ini, air matanya luruh dengan deras teriakan nya menggema di rumah yang cukup besar itu.

Kelahiran Hara menjadi sebuah taruhan di masa silam, Kakek dan Nenek nya adalah salah satu orang terkaya saat itu sudah membangun relasi kesana kemari. Dan pada saat Ibu Hara mengandungnya Kakek dan Nenek nya menjadikan hal tersebut sebuah pertaruhan.

Ia mengajak seluruh partner nya berjudi atas kelahiran Hara, dengan cara menebak gender apa yang akan keluar saat nanti Ibunya melahirkannya. Dan keluarga nya memegang pilihan laki-laki saat itu sedangkan seluruh partner nya memilih perempuan.

Betapa percaya dirinya saat itu Kakek dan Nenek bertaruh semua harta nya untuk pertaruhan itu, hingga saatnya tiba ternyata perempuan lah yang lahir dari rahim ibunya.

Mulai saat itu Ayah dan Ibu nya di benci oleh Kakek Nenek dan seluruh saudara nya. Bahkan kini Hara lah yang dibenci oleh kedua orang tuanya.

Akibat perkataan tingginya tadi kini Hara diseret ke dapur oleh ayahnya, kepalanya di banting ke atas meja makan sambil terus di jambak dan di tahan agar terbaring diatas sana, sedangkan tangan kanan ayahnya ia melambai-lambai

“Kopi Ayah siniin Kak! Masih panas itu, lumayan buat nyiram anak durhaka ini!” titah nya

Samuel beranjak mengambil kopi yang Ayahnya pinta membawanya dengan hati-hati karna masih penuh dan benar masih panas.

“Ayah, ampun Ayahh…”

“Kamu itu di gedein bukan buat jadi anak durhaka!!”

“Ayah ampun Ayah, maafin Hara…”

Ayah nya mengambil gagang cangkir yang Samuel berikan, dengan cepat mengguyur kepala hingga wajah Hara menggunakan air kopi yang benar-benar masih panas.

“Aaaaakkkkk, Ayah, panas…. Ayah ampun, panas Ayah…”

Isakan nya sungguh memilukan, ia memejam merasakan panas di kepala membanjiri matanya juga. Ia tak kuasa melawan, tubuhnya benar-benar lemah tak berdaya hanya bisa menangis meraung-raung menikmati perih membanjiri wajahnya.

“Kamu anak gak tau diri! Masih mending masih Ayah urusin!!”

“Ayahhhh… Sakit Ayah, sakit, ampun…”

“Benar harus nya waktu itu Ibu bunuh kamu setelah kita tau hasil usg mu itu perempuan!!”

“Paman mu yang sok tau diri itu yang mau pertahanin kamu! Dia bilang akan ngurus kamu, tapi mana???!!!!”

Hara tetap menangis merasakan wajahnya semakin perih dengan mata yang merah dan berisikan ampas kopi di dalamnya.

Dengan tenaga yang tersisa, ia melayangkan pukulannya ke perut sang Ayah yang membuat lelaki tua itu sedikit terdorong melepaskan cengkramannya.

“Kalo gitu bunuh aku sekarang!”

“Aku cape! Terus-terusan hidup gak ada gunanya gini, kalian mau aku mati kan? Ayo, bunuh aku sekarang!”

Mereka diam saja mendengarkan Hara yang menangis sambil sedikit mengerjap karna perih di matanya.

“Oh, kalian licik juga ya?” dengusan kecil Hara terdengar menyayat hati bagi orang lain tapi tidak dengan mereka

“Kalian bunuh aku perlahan, pertama kalian bunuh mental aku, terus kalian bunuh jiwa aku, terus kalian bunuh mimpi aku, bunuh segala yang berhubungan dengan aku sampai saat nya tiba aku yg bunuh diri aku sendiri!!!” Hara tertawa kecil

Mereka tetap diam saja, menatap Hara dengan cara yang sangat ketus.

“Udah cukup deh, aku gak bisa diem terus. Ini puncaknya, kita ketemu di pengadilan aja. Aku bakal minta Papa nya Dewi buat urus ini semua. Bahkan dia lebih peduli dan sayang sama aku di banding kalian.”

Mereka semua membelalakkan matanya, Ayah yang langsung menjambak kembali rambut Hara sontak naik pitam

“BENER-BENER ANAK SIAL YA LO!!!!”

“NYESEL GUE NGURUSIN LO DARI KECIL, KALO UDAH GEDE JADI ANAK YANG DURHAKA KAYA GINI!!!”

Hara mendorong tubuh Ayahnya lagi sampai terhuyung ke belakang

“AYAH GAK PERNAH URUSIN AKU! YANG AYAH DAN IBU URUS HANYA KAK SAM! KAK DITA!!!”

“AYAH BILANG AKU ANAK DURHAKA? YANG BIKIN AKU KAYA GINI KARNA ULAH AYAH DAN IBU SENDIRI!!!”

“Tiap malem aku harus tidur sama tikus bertahun-tahun karna Ayah kasih aku gudang buat tidur?? Ayah, aku anak Ayah juga…” suara Hara melemas

Ia berjalan lemas melewati Ayah dan seluruh keluarganya, tanpa memakai alas kaki ia berjalan gontai keluar dari gerbang sambil menangis kencang. Tubuhnya ia bawa berjalan dengan pikiran dan hati yang kosong, ia berjalan sambil terus mengucek matanya yang perih dan kini terasa kabur pandangannya.

BRAAAKKKK!!!

Sebuah tubuh terbujur kaku di hadapannya dengan bersimbah darah, kepala dan tubuh yang lagi-lagi hampir putus.

Bibirnya kelu, matanya perih dipaksa terus terbuka, tangisan nya terhenti, tenggorokannya benar-benar sakit.

Lagi-lagi sekujur tubuh yang mati mengenaskan di hadapannya, kali ini seorang perempuan dengan baju kuning muda yang tengah mengandung.

“AAAAAAAAAAKKKKKKKKKKKK!!!” jeritnya dengan keras.

1
Ulla Hullasoh
keluarga yang kejam..... apa hara itu anak tiri?
lin
wah seru nih lanjutkan thorr jangan lupa buat mampir
Ryohei Sasagawa
Thor, ceritanya seru banget! Aku suka banget sama karakternya.
Jonjuwi: Kakaaa makasi banyak, trs dukung aku yaa🥺❤️
total 1 replies
Nadeshiko Gamez
Terperangkap dalam cerita ini.
Jonjuwi: Makasih kaaa udah mampir, dukung aku trs yaa🥺❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!