Seorang inspektur kepolisian yang jujur dibuat pusing dengan kasus pembunuhan berantai yang melibatkan para pejabat negara. Abimanyu yang ternilai teliti dipermainkan dengan permainan pelaku yang sangat pintar dalam menyembunyikan jejak. Di tengah pemecahan kasus pembunuhan berantai, Abimanyu mendapatkan tugas untuk melatih anggota baru kepolisian, dan disinilah dia bertemu dengan Gaurav yang merupakan anak sebatang kara dari kota Jaipur.
- Update seminggu sekali, setiap hari kamis.
- Follow @mommess__ dan @flowersmommess__ untuk mendapatkan informasi mengenai update terbaru 'Last Punishment : DEATH'
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MOM MESS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEBERSAMAAN.
"Dan kau juga akan mendengar bagaimana rakyat yang tak mendapatkan keadilan melakukan demo di depan kantor kepolisian. Mereka menyebut kami lemah, kami tidak adil, kami tidak berani, kami penjahat. Dan sekarang siapa yang salah?"
"Polisi, "
"BUKAN. Pejabat!"
"Polisi tidak salah, mereka tak berdaya. Dan sama seperti dirimu, lagi dan lagi.. Kami.. Para polisi yang di jadikan kambing hitam, " ucap Gaurav. Nainaa terdiam mendengar penjelasan dari Gaurav. Nainaa lalu menarik tangan Gaurav mengajaknya kembali.
"Kita mau kemana?"
"Ke tujuan mu, "
"Lepas kan aku. Sudah tidak ada gunanya, aku sudah ketahuan tadi. Jika aku kembali, mereka sudah melakukan pengawasan ketat, " sahut Gaurav. Tak berselang lama sebuah Bajaj melintas, Gaurav langsung menghentikannya dan meminta Nainaa untuk pulang. Baru saja Bajaj yang di naiki Nainaa berjalan, dia teringat belum menanyakan namanya. Nainaa menyesali tidak mengetahui namanya, bahkan tidak tau bagaimana rupa wajah Gaurav yang tertutup.
Keesokan harinya, Abimanyu masuk dan langsung menanyakan kasus kematian Shanskar. Prathap langsung memberikan semua berkas penyelidikan itu kepada Abimanyu.
"Abi. Kasus ini sudah semakin serius. Pelaku sudah mulai mendekati kawasan perdana menteri. Ini artinya nyawa perdana menteri dalam bahaya, " ucap Prathap.
"Abi, aku rasa sebaiknya kita harus melakukan penjagaan di kediaman Pak Chaturvedi, " saran Aditi.
"Kau benar Aditi. Prathap, dimana Jenderal Prasad sekarang?"
"Dia sudah kembali ke Jaipur. Istrinya sakit, dan kemungkinan akan datang kembali setelah istrinya pulih, "
"Setelah Pak Jenderal kembali, kita adakan pertemuan. Aku punya rencana untuk menangkap pelaku, " gumam Abimanyu. Tak berselang lama, anggota kepolisian datang memberitahu ada yang ingin bertemu dengannya. Rupanya itu adalah Nainaa.
"Oh Nainaa Kumar. Benar?"
"Benar pak, "
"Kemarilah Nainaa." Nainaa pun di persilahkan masuk, dan di berikan kursi oleh Prathap untuk dia duduk.
"Aku belum sempat mengucapkan terima kasih karena kau sudah menyelamatkan istriku, "
"Sama-sama pak, "
"Euhm aku di sini, mencari seseorang, " ucap Nainaa sambil memperhatikan seseorang di sekeliling ruangan kantor.
"Bagaimana ciri-cirinya?"
"Dia sepertimu pak, "
"Namanya?"
"Aku kesini mencari dia untuk mengetahui namanya, " ucap Nainaa sambil cengengesan. Mendengar itu, Prathap dan Aditi menertawakan Nainaa. Bahkan Abimanyu juga ikut tertawa.
"Kenapa kau mencarinya kesini?"
"Karena semalam aku bertemu dengannya di gang A03. Sayangnya saat pulang aku lupa menanyakan namanya, " ucap Nainaa. Dari kejauhan Gaurav datang dan melihat ada Nainaa yang sedang berbicara dengan Abimanyu. Gaurav takut jika Nainaa akan melaporkan kejadian semalam.
"Bhai (kakak)... Kau di sini?" ucap Gaurav dengan nada bahagia yang langsung memeluk Nainaa.
"Kenapa kau tidak bilang kalau kau akan kemari kak?"
"Gaurav, kau mengenalnya?"
"Tentu. Dia tetangga ku, "
"Apakah pantas seorang polisi memeluk tetangga nya seperti itu?"
"Pantas. Sebab ibunya adalah bibi ku, "
"Stop it-"
"Ah baiklah semuanya, maaf kalau dia merepotkan kalian. Mari Bhai kita bicarakan masalah keluarga di luar, " ucap Gaurav sambil menutup mulut Nainaa, dan membawanya keluar.
Setelah di luar kantor, Nainaa langsung menggigit tangan Gaurav. Hal itu membuat Gaurav kesakitan dan langsung melepaskan Nainaa.
"Apa kau gila?"
"KAU YANG GILA, " bentak Nainaa.
"Kau bilang ibuku adalah bibi mu, dan aku adalah tetangga mu. Setelah itu kau memeluk ku, apa maksudmu?"
"Apa yang kau lakukan di sini?"
"Apa urusan mu?"
"Apa kau ingin melaporkan persoalan semalam?" Mendengar itu Nainaa terdiam dan menatap Gaurav.
"Apa.. Apa kau pria semalam itu?"
"Iya, "
"Tidak. Aku tidak percaya, "
"Ck," ketus Gaurav kesal. Dia lalu berbalik dan membuka bajunya.
"Apa kau lihat bekas pukulan dari kayu mu itu?" Tanya Gaurav. Nainaa justru salah fokus saat melihat tubuh kekar Gaurav.
"Apa kau melihatnya Nona?" tanya kembali Gaurav. Nainaa tetap diam tidak memberikan jawaban apa-apa, karena terpesona dengan tubuh Gaurav. Gaurav yang bingung tidak sengaja melihat dari pantulan kaca jendela kalau Nainaa sedang terpesona dengan tubuhnya. Gaurav tersenyum dan langsung mengenakan kembali pakaiannya, lalu berbalik menatap Nainaa.
"Apa kau melihat bekas lukanya, atau melihat yang lain?"
"A-aku..."
"Semua gadis sama saja, "
"Maaf. Apa kata mu?"
"Lupakan. Kenapa kau kemari?"
"Aku ingin menemui mu, "
"Kenapa?"
"Aku ingin menanyakan nama mu, "
"Kenapa kau tau aku ada di sini?"
"Kau menyebut polisi dan polisi terus-menerus. Jadi aku kemari, siapa tau kau ada di sini, "
"Kau sangat pintar, "
"Dan kau sangat licik, " ucap Nainaa pelan dengan tatapan cukup intens.
"Sekarang kau sudah tau nama ku kan. Apa lagi yang kau inginkan?" tanya Gaurav. Nainaa tersenyum kecil, dan perlahan mendekati Gaurav.
"Waktu mu, " bisik Nainaa yang kemudian pergi. Gaurav sedikit salah tingkah melihat Nainaa yang terlihat merayunya. Sejak saat itu kedekatan keduanya mulai terjalin. Di hari libur, Nainaa selalu mampir untuk menemui Gaurav. Bahkan Gaurav sering mengajak Nainaa jalan-jalan ke sebuah perdesaan kecil. Nainaa juga melihat bagaimana kejamnya para pejabat tinggi yang merampas tanah warga yang kurang mampu. Semua yang Gaurav pernah ceritakan ternyata benar. Hal itu membuat hati Nainaa tersentuh.
Pada malam hari, Gaurav akan mengantarkan Nainaa pulang, tapi Nainaa menghentikan nya saat melihat tukang pajak yang merampas tanah warga tadi siang.
"Gaurav, "
"Iya?"
"Aku tau bagaimana rasanya jadi kau. Dan aku mau kau memberikan hukuman atas dosa nya, " ucap Nainaa yang menunjuk ke arah tukang pajak tersebut. Gaurav mendekatkan wajahnya di samping wajah Nainaa.
"Hukuman apa yang pantas untuknya?"
"Death, " ucap Nainaa. Sebelum turun, Gaurav mengambil penutup wajah dan senjata di bagian kursi belakang mobil. Dia pun memakai penutup wajah itu, dan memulai aksinya. Sama seperti yang lain, Gaurav menghabisi targetnya tanpa ampun dan juga menghapus jejak nya. Setelah pekerjaannya selesai, dia mengambil berkas-berkas yang berisikan surat tanah para warga. Dia juga memberikan surat-surat keterangan palsu yang di buat tukang pajak itu di samping jasad nya. Setelah berhasil menjalankan misinya, Gaurav pergi bersama Nainaa.
Kasus pembunuhan terus-menerus bermunculan, dan selalu melibatkan para pejabat. Bukan cuma pejabat, bahkan sekarang ada inspektur kepolisian yang menjadi target Gaurav. Rencananya kali ini di jalanan bersama dengan Nainaa. Di tengah kepolisian yang sibuk mencari pelaku, kisah Asmara Nainaa dan Gaurav mulai muncul.
"Apa kau tidak takut tertangkap jika bersama ku?"
"Aku tidak takut pada polisi, dan tidak percaya pada mereka. Aku lebih takut, kau yang tertangkap, "
"Aku tidak akan tertangkap, "
"Itulah kenapa aku tidak takut dengan polisi. Kau saja yakin kau tidak akan tertangkap, " ucap Nainaa yang kemudian memeluk Gaurav.
"Kalau begitu menikahlah dengan ku, "
"Hahaha kau ini ada-ada saja, " ucap Nainaa yang tertawa, karena mengira tawaran Gaurav hanyalah candaan.
good job💯👍👏