Gara gara terjebak hujan semalaman, membuat hidup ku jungkir balik alias berubah total.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jee Jee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5
ant
..
author pov
hidup Aluna kembali normal, meski kejadian itu bikin dia bergidik untung saja laki laki itu pergi dari rumah nya.
kadang Aluna berpikir, bagaimana pun laki laki itu secara agama sah jadi suami nya.
kejadian beberapa hari lalu Aluna anggap sebagai bumbu saja, anggap saja pernikahan 24 jam saja.
dandanan nya masih sama, bajunya tetap kebesaran dan menutupi seluruh tangan nya. begitu juga kaki yang di tutupi stoking hitam. pokok nya Aluna yang orang tau cukup si dekil ireng saja.
kadang teman satu devisi suka heran sama Aluna, makin dibilangin makin jelek aja penampilan nya.
oh iya, kali ini Aluna nge kos dekat dari perusahaan. tak perlu jauh jauh lagi ke kantor.
"lun, emang kamu beneran gak niat rubah penampilan? " celetuk riana
aluna tersedak akibat pertanyaan itu. rasa nya enggan menjawab, aluna lebih memilih mengaduk makanan kantin itu
Aluna menggeleng tapi menyahuti dalam hati
"enggak sama sekali, aku lebih aman seperti ini"
"iya lun, emang kamu gak risih dengar orang ngomongin kamu mulu? " tanya dewi dengan wajah kasihan nya itu
"aku gak pernah peduli dengan omongan orang dew" jawab Luna tersenyum ke arah mereka
"aku lebih peduli dengan keluarga flandos, jika dia tau aku disini bisa mampus aku" batin nya
siapa sih yang mau di jodohin, di jadiin pernikahan bisnis bagi mereka. sedangkan mereka menikmati hasil nya, Aluna tak ada hak waris di keluarga itu, ya tetap gak mau lah. mending di jodohin sama yang ganteng. ini di jodohin sama duda anak dua, mana mau Aluna.
"bagus lah, yang penting kamu beneran nyaman" imbuh nomi
____
seminggu berlalu, Gavin sudah pulang tiga hari lalu. sungguh dia baru ingat sudah punya istri.
tiga hari pula Gavin mencari Aluna, tapi sayang nya dia tak pernah ada di rumah.
"mas cari siapa? " tanya pemilik apartemen sebelah
"Aluna buk" jawab Gavin sopan
"oh nak luna, udah pinda mas! mungkin sudah seminggu ini" ucap Ibu itu
Gavin kaget mendengar penuturan tetangga sebelah Aluna
"segitu nya pengen ngehindarin gua! emang dia gak didik sama orang tuanya ya? gak dikasih tau apa itu yang dinamakan menikah? " Gavin tak habis pikir dengan pikiran Aluna yang sampai kabur begitu saja.
"kemana ya buk, pindah nya? " tanya nya lagi
"kalau itu ibuk kurang tau,"
"makasih ya buk" gavin pergi meninggalkan tempat itu. sia sia sudah mencari istrinya yang jelek itu, waktu tiga hari nya itu mahal kalau di jadiin uang bisa menghasilkan uang ratusan juta bahkan lebih.
"akh.. kenapa sih gua malah nyari dia! kalau tau kabur gitu ogah gua nyari nya" umpat Gavin kesal
akhirnya Gavin pergi ke kantor.
selama ini Gavin tak pernah peduli dengan kegiatan karyawan dan gak pernah cari tahu. yang Handel semua karyawan itu HRD,
berhari hari juga fokus nya tetap keperkejaan seakan sudah lupa kalau dia punya tanggung jawab lain, istri dadakan nya.
kadang mama nya nelpon juga di abaikan
Beda dengan Aluna, kehidupan nya kembali seperti biasa. dia juga semakin dekat n dengan teman satu divisinya. kadang raya juga ikut makan bareng mereka.
"kata gua sih percuma juga senior ngomongin Luna.. gak bakalan mempan" ucap raya sambil tertawa
"hahah.. iya Luna bebal anaknya" jawab dewi juga ikut tertawa
"biarin aja gak masalah juga" ucap Aluna biasa saja
candaan mereka membuat senior yang julid itu kesal.
"apa sih yang kamu banggain? " tanya alika heran
"kamu gak suka di omongin orang, tolong penampilan kamu jangan berantakan! bikin sakit mata tau gak! " ucap loli kesal
"yang sakit mata kan mbak! gak usah di liat biar gak sakit mata" ucap Raya menatap mereka
"hadeh, temen kamu itu lahir dari jaman purba ya? tolong kamu nasehatin biar gak jadi bahan gosip" ucap Rahma
Riana, dewi dan nomi hanya diam saja. meski jengkel dengan mereka yang sok tapi mereka tak mau bikin rusuh alias bikin malu.
"iya kan cuma mbak yang lahir nya jaman sekarang! " balas raya tak ada rasa takut sama sekali
"udah ray. balik yuk" ajak Aluna yang malas melihat mereka
bukan nya takut, hanya saja karakter ini lah yang di bentuk. Aluna malas harus sampai baku hantam alhasil dandanan hancur dan poni tempelnya lepas itu bahaya banget.
semakin hari semakin banyak drama, membuat perusahaan lebih heboh dari biasanya. karena senior itu tak Terima sikap dari bawahan nya sombong dan belagu.
pagi ini, masih jam 8 Aluna malah mendapat serangan mentah mentah dari senior nya. teruntuk kali ini Aluna membalas ucapan seniornya yang telah keterlaluan
"kamu gak punya ibu ya? paling enggak ajarin cara berpakaian! " ucap alika
"atau kamu gak punya ibuk makanya gak terdidik! dekil banget.. jaman sekarang banyak yang namanya skincare dan segala peralatan" ucap Rahma
"atau emang ibu kamu yang jelek! dekil dan miskin sampai gak bisa makan makanya gak bisa beli baju yang bagusan dikit! " ucap loli
Aluna sangat tak Terima ibu nya di hina. tidak tau aja, ibu Aluna anak gadis kesayangan ayah nya dulu sebelum hamil di luar nikah sedangkan laki laki itu tak tau siapa. ibunya juga pernah dimanja, bahkan bisa dibilang sosialita, namun semua berubah karena laki laki bajingan yang telah menitipkan benih padanya.
"gak usah ngomong kalau gak tau! saya diam karena menghargai kalian! sekali lagi kalian ungkit ibu saya jangan salahin saya akan balas kalian!!
perlu kalian ketahui, bahkan kalian bukan apa apa di banding ibu saya! " ucap Aluna dengan dingin. wajah nya datar ekspresi nya berubah sadis
Aluna tak main main mengucapkan itu, senior itu merinding melihat perubahan Aluna. tapi tak ingin terprovokasi mereka menjawab kesombongan Aluna
sayang nya sang CEO yang baru datang lebih memilih memandang mereka di banding beranjak ke ruangan nya. yang biasanya dia tak peduli urusan karyawan kali ini beda, rasanya dia kenal suara itu. suara istri dadakan yang pernah tinggal sehari dengan nya.
"mau kemana bos! " ucap ares mengikuti langkah bos nya
Gavin yang penasaran, datang ketempat itu, sungguh terkejut nya ternyata memang istri dadakan nya yang berada disana.
aura nya terlihat berbeda, saat marah juga sangat menarik dimata Gavin. entah Gavin yang gila atau gimana , yang penting Gavin tau perempuan itu bekerja di perusahaan nya.
Gavin memilih pergi keruangan nya dibanding mengurus perdebatan mereka.
ares hanya menatap bos nya heran. tumben tumben nya si bos itu penasaran urusan karyawan nya.