NovelToon NovelToon
Hilang Perawan Di Malam Pesta

Hilang Perawan Di Malam Pesta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Mafia / Lari Saat Hamil / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Beby_Rexy

Setelah pesta ulang tahunnya semalam, dia terbangun di atas ranjang kamar hotel tempatnya bekerja, dalam keadaan berantakan dan juga sendirian. Masih dalam keadaan bingung, dia menemukan bercak merah di bawah tubuhnya yang menempel di alas kasur. Menyadari bahwa dirinya telah ternoda tanpa tahu siapa pelakunya, diapun mulai menyelidiki diam-diam dan merahasiakan semuanya dari teman-temannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Beby_Rexy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Isi Rekaman

Melihat Ranti hanya diam membeku dan tak kunjung berbalik ke arahnya, Arion mulai berjalan mendekatinya. Sesampainya di sebelah Ranti, Arion duduk di tepi meja lalu menggoyang-goyangkan flashdisk hitam itu ke hadapan Ranti seolah sengaja. Aroma wangi tubuh Arion menguar masuk ke hidung Ranti. Bayangan saat Arion menggendongnya kembali terlintas, wanginya sama, dan rasa hangat tubuh lelaki itu belum Ranti lupakan.

“Kamu belum jawab pertanyaanku, sengaja menghiraukan CEO adalah pelanggaran berat,” ujar Arion dengan senyum dingin, menatap Ranti yang wajahnya sudah memucat.

Ranti melirik flashdisk itu dengan perasaan campur aduk. “Dia pasti sudah tahu, dia sengaja mempermainkan aku dengan pura-pura pergi rapat!” rutuknya dalam hati.

“Tapi gimana dia bisa tahu?”

Karena sudah tertangkap basah, sebaiknya Ranti menyerah saja. Lebih tepatnya bukan menyerah kalah, tetapi menggunakan rencana lain, yang lebih lembut yakni meminjam dengan cara baik-baik. Akhirnya, Ranti melemaskan wajah tegangnya dan mulai tersenyum manis.

“Ya, benar sekali, Tuan Arion yang terhormat. Aku memang nyari flashdisk itu, boleh kupinjam?”

“Boleh.”

Apa?!

Terkejut dan tak menyangka, Ranti yang mengira kalau tak akan semudah itu kini menjatuhkan rahangnya.

“Boleh?” tanyanya, sungguh tak dapat dipercaya.

Arion menganggukkan kepalanya, terkekeh pelan, lalu meletakkan flashdisk itu di atas meja dengan pasti, di hadapan Ranti.

“Tentu saja boleh, kenapa tidak?”

Setelah mengikuti pergerakan Arion meletakkan flashdisk itu ke meja, Ranti kini melirik lelaki itu dengan tatapan waspada. “Ini pasti nggak akan mudah,” batinnya.

Benar saja, setelah jeda sejenak, Arion mulai berkata, “Tapi ada harganya, cukup bayar dengan tiga bulan gajimu, mudah bukan?” Senyumnya tampak mengejek, dan itu terlihat jelas sekali.

Ranti kembali mengepalkan kedua tangannya, Arion memang selalu berhasil membuatnya naik darah. Bukan dia saja, tetapi seluruh karyawan selalu dibuatnya repot. Namun, dengan otak cerdas miliknya, tentu Ranti tidak mengiyakan begitu saja. Dia pandai merayu, selalu berhasil mendapatkan hati dari para tamu besar dengan pilihan menu darinya, sehingga hotel mereka selalu mendapatkan ulasan sempurna serta orang-orang selalu kembali menginap di sana lebih sering. Lalu, kenapa Arion tidak bisa dia taklukkan?

“Tuan, kalau bayar pakai gaji, aku nggak bisa. Aku ini tulang punggung keluarga, anak satu-satunya di rumah,” ujar Ranti, mencoba merayu dan memelas, mana tahu berhasil.

Diam sejenak, Arion tampak berpikir, kemudian bergerak memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Gayanya sungguh keren.

“Bukannya dana pensiun mendiang ayahmu juga banyak? Bukan hanya dari universitas, tapi dari tempat lainnya juga, kan? Menurutku, meski kamu tidak bekerja pun finansial keluargamu tetap berlebih.”

Ranti terkejut mendengar Arion berkata seperti itu, entah kenapa dia jadi tidak suka, sangat-sangat tidak suka.

“Ayahmu dulu juga berbisnis, kan? Sebagai seorang narasumber yang jenius, banyak pebisnis yang memakai pemikirannya dan mereka sukses. Kudengar, mereka terus membayar jasa Ayahmu ke rekening pribadinya sampai sekarang,” lanjut Arion.

“Stop! Tolong jangan bahas soal Ayahku lagi,” ucap Ranti dengan nada lirih, sedikit bergetar.

Arion mengangkat kedua alisnya, “Kenapa? beliau itu orang hebat, ilmunya tidak bisa hilang walaupun sosoknya telah tiada.”

Tiba-tiba kedua mata Ranti berkaca-kaca, kepergian ayahnya memang sudah sangat lama. Namun, orang lain tidak boleh mengungkitnya. Enggar adalah cinta pertamanya, dan dia juga telah mengecewakan Ranti dengan rumor perselingkuhan yang tersebar. Sebelum Ranti mendapatkan kebenarannya, Enggar malah sakit parah lalu meninggalkannya selamanya.

“Anda bukan siapa-siapaku, jadi tolong jangan singgung keluargaku hanya karena flashdisk itu. Aku nggak jadi mau lihat isinya, maaf karena sudah lancang, permisi.” Ranti sudah kehilangan semangat pada flashdisk itu, berniat untuk merelakannya saja dan pergi.

Namun suara Arion menghentikannya. “Baiklah, memangnya apa yang mau kamu lihat di dalam flashdisk ini?”

Ranti kembali dilema, kepalanya sudah pening, tetapi dia tidak mau ini sia-sia. Dia pun berbalik lagi.

“Aku… cuma mau lihat rekaman cctv di klub, malam minggu kemarin. Itu aja, nggak lebih,” jawab Ranti, berharap kali ini Arion mau berbaik hati.

“Di klub, malam minggu? Ada apa di sana?” tanya Arion, sambil mengangkat kedua alisnya.

Sebenarnya Ranti ingin marah karena Arion terkesan bertele-tele dan ingin tahu, padahal dia tidak ingin ada satu orang pun yang tahu.

Setelah mengatur napas dengan baik, Ranti menjawab tenang, “Malam itu aku ulang tahun. Aku, Tisya, Kak Rico sama Kak Noah pergi ke klub. Aku minum segelas, terus aku ketiduran, tiba-tiba…”

“Oh, jadi kamu penyebabnya yang membawa adikku tengah malam masuk klub?” Arion memotong perkataan Ranti.

“Bukan, aku juga diajak,” jawab Ranti sedikit takut. Dia tahu betapa posesifnya Arion kepada Tisya.

Namun Arion malah mengambil kembali flasdisk itu, lalu berkata tegas, “Karena kesalahanmu, aku tidak jadi memberikan flashdisk ini.”

Tentu saja Ranti tidak terima, dia pun sudah tidak bisa lagi menjaga emosinya. “Dari tadi Anda itu cuma mempermainkan aku, kan? Dari awal Anda memang nggak mau ngasih flashdisk itu, kan? Aku sudah bilang, kan. Aku itu cuma mau lihat rekaman malam itu aja, nggak lebih!”

Entah dapat keberanian dari mana Ranti sampai berteriak pada Arion.

Di luar, Widi sempat terkejut mendengar suara keras Ranti. “Astaga, ada apa di dalam? Kenapa Nona Ranti teriak begitu? Apa dia nggak takut dipecat?”

Kembali ke dalam ruangan CEO, Arion masih tampak santai, masih dalam posisi duduk di tepi meja kerjanya. Sedikit merasa tak percaya ada seorang gadis kecil yang berani membentak dirinya, Arion jadi ingin bermain-bermain sejenak.

“Tenanglah, pelankan suaramu itu, apa kamu lupa aku ini siapa?” ujar Arion tajam.

“Saat ini aku sedang ada rapat, tetapi aku menundanya selama 10 menit hanya karena ada pencuri kecil di dalam ruanganku, jadi waktumu hanya kurang dari 10 menit mulai sekarang.”

Dada Ranti naik turun saking emosinya, dia sudah berada di dalam sana selama lima belas menit dan itu juga sudah sangat membuang-buang waktunya.

“Aku tahu di sini aku salah, dan aku sudah meminta maaf, sebenarnya Anda itu mau kasih flashdisk-nya atau nggak?”

Ckckckc…

Arion berdecak panjang hingga menggeleng beberapa kali. “Kamu ini berani juga, ya,” ujarnya.

“Baiklah, aku sangat sibuk sekarang. Jadi langsung saja, rekaman tanggal berapa dan jam berapa yang ingin kamu lihat?” Arion bertanya sembari mulai duduk dan mencolokkan flashdisk itu ke lubang usb di laptop miliknya.

Ranti mendadak panik, tidak mungkin dia membiarkan Arion melihat kegiatannya dan lelaki misterius malam itu.

“Astaga, alasan apalagi yang harus ku pakai?” batin Ranti kembali resah.

Arion menengok ke arah Ranti. “Tunggu apalagi, cepat katakan sebelum aku berubah pikiran.”

“T-tunggu dulu,” ucap Ranti terbata-bata. Membuat Arion mendengus kesal.

“S-sebenarnya, begini. Ini rahasia.”

“Ck, rahasia bagaimana maksudmu? Jadi aku tidak boleh melihatnya?” Arion mulai tak sabar.

“I-iya, maaf.”

Namun begitu melihat tatapan tajam Arion, Ranti menyerah.

“Tanggal 25 jam 12 malam.” Akhirnya dengan susah payah Ranti mengatakannya juga.

Anehnya, setelah Ranti memberitahunya, Arion tak lantas membuka file di dalam flashdisk itu. Dia hanya terdiam cukup lama dengan kedua alis tebalnya yang saling bertaut.

Arion diam, Ranti juga sama.

“Ada apa di tanggal dan jam itu? Apa yang kamu ingin cari?” tanya Arion, setelah beberapa saat diam.

“Aku… jadi waktu itu aku mabuk atau tidur, entahlah. Dan aku tiba-tiba bangun di kamar asing pas besoknya. Jadi aku cuma mau tahu siapa yang bawa aku ke kamar itu.”

Selesai sudah, pikir Ranti. Persetan jika setelah itu Arion juga ikut menontonnya. Dia sendiri sudah sangat ingin tahu siapa pelaku di malam itu. Selain kesempatan ini, sudah tidak ada cara lain lagi untuk mengetahuinya.

“Itu saja?” tanya Arion dengan tatapan tak percaya.

Ranti mengangguk mantap, meskipun dadanya sudah sesak dan mulai kesulitan bernapas karena malu.

Setelah berpikir sejenak, Arion akhirnya mulai mengarahkan jarinya untuk membuka file di dalam flashdisk tersebut. Sedangkan Ranti yang berdiri di sebelah Arion merasakan kegelisahan yang amat sangat sambil terus meremas kedua tangannya.

Akhirnya setelah detik-detik berlalu, Arion sudah menemukan tanggal dan waktu yang sesuai dengan perkataan Ranti. Setelah menekan ‘enter’ video pun mulai berputar.

Arion duduk dengan kedua tangannya berada di sisi kiri dan kanan laptop, seolah ingin menguasai layar laptop itu seorang diri. Ranti sampai harus sedikit mencondongkan tubuhnya agar dapat melihat dengan jelas. Namun, karena rasa grogi yang sudah menggerogoti dirinya, Ranti sudah tak sempat untuk protes lagi.

Karena rekaman video tersebut berada di dalam klub, maka suaranya pun menjadi sangat bising. Arion langsung mengecilkan volume-nya, menurutnya suara tidak penting, bukankah yang Ranti cari hanya wajah seseorang yang membawanya ke dalam kamar?

Di dalam video, tampak Ranti dan kawan-kawan sudah berada di dalam klub. Ranti duduk bersebelahan dengan Tisya, dan Rico di ujung sofa, sedangkan Noah duduk di sofa tunggal berhadapan dengan mereka bertiga.

Ranti mengingat semua itu, mereka tampak begitu ceria, tertawa dan bercanda bersama. Tibalah saat di mana mereka mulai minum. Dan kini Ranti menjadi tegang.

Setelah Ranti minum di sana, tiba-tiba saja dia sempoyongan dan terjatuh ke arah Tisya. Ketika itu, gelas yang dipegang Tisya terjatuh karena tangannya tertindih oleh Ranti.

Untuk sejenak, Ranti menelan ludahnya. Inilah detik-detiknya, pikirnya.

Kemudian di dalam video, Tisya tampak mencoba membangunkan Ranti dengan menepuk-nepuk pipinya. Namun, Ranti bergeming, masih terbaring menindisnya. Akhirnya Tisya terlihat berbicara pada Rico, sepertinya dia meminta bantuan. Suaranya tidak terdengar karena kalah oleh musik. Ditambah lagi, volume suara di laptop sudah di kecilkan oleh Arion.

Lalu, Rico membantu membaringkan Ranti dan seperti yang pernah Tisya katakan bahwa dia sempat memeriksa denyut nadi Ranti.

Tak lama kemudian, datang seseorang mendekati mereka. Ranti mengenal pria itu sebagai Amir, dia adalah seorang sopir yang sering mengantarkan Ranti dan terkadang juga Arion. Tisya tampak berbicara sejenak dengan Amir lalu kemudian mereka berdua keluar. Ranti yakin kalau Amir diminta oleh Arion untuk menjemput Tisya saat itu.

Tinggallah Ranti bersama Rico dan Noah. Melihat video itu Ranti kembali menelan ludah. Di dalam hatinya bertanya-tanya, siapakah di antara dua lelaki itu yang membawanya pergi?

1
aleena
Ranti diem kataa Arion jangan bikin suasana jadi keru

huh emang plot twist
aleena
ya memang rumiit
jika sekeluarga demanding harta dan martabat
aleena
gugup rasanya mau menghilang saja
aleena
Susah menaklukan Ranti
sampai harus merekrut semua Teman
😃😃 semangaat bang Arion semoga ranti cepet jinak
nonoyy
cuma kekasih pura2 👍😁
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
aleena
begitu banyak prduga
aleena
Arion kamu masi saja mengelak
sampai kapan
aleena
/Curse//Curse//Curse/kamu kena jebak
/Determined/
semangat ranti
pasti ada Alasan dibalik semua itu,, hemm
mungkkn Arion Akan terus memintamu sebagai kekasih sungguhan
aleena
hemm
kenapa gak di iklanin aja di novel sebelah yg sudah banyak pengikutnya
Kan Makin seruu ni
Beby_Rexy: Hehe, makasih ya Kak, sarannya.. Aku masih belum sempat promosi /Grin/
total 1 replies
aleena
masih binging ya
sebentar lgi pasti tau siapa pelakunya
semangaat Ranti
aleena
seru seru
alur cerita yg bagus
aleena
semoga keluarga Ranti selamat dari kejaaran psicopat kaya sofia
aleena
keluarga kejam, bukan terbaik untk anak justru hanya mementingkan efonya sendiri
aleena
ahahaha jedag jedug tuh jantung
berarti pelakunya adalah Arion fix
aleena
klo Hamil gak ada bpk
berarti anak genderuwo/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
aleena
ahhaha
Jadi bener Arion yg bermalam sama Ranti, pasti manusia kutub itu tersinggung sebab dikatai Gay,
makanya dia langsung membuktikan pada ranti klo dia bukan Gay/Joyful//Joyful/
aleena
nah mau bilang ketemen temen malu karna itu aib,
gak bilang juga binging, semanga Ranti semoga segera hamil agar tau siapa pelakunya
aleena
nah siapa pelakunyaq
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!