Apa jadinya, jika gadis yang lembut dan baik hati serta memiliki rasa empati yang tinggi berubah menjadi gadis yang cuek dan dingin. Luka yang begitu menyakitkan bahkan mampu mengubah karakter seorang Agatha Lorenzo, bisakah ia melewati masa sulit itu? Apakah ia sanggup?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DessertChocoRi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab VII
“Morning cinta” sapa Nina
“Morning too zeyeng” sambil terkekeh Agatha memberikan kecupan melayang pada sahabatnya.
Pagi itu sungguh cerah namun siapa yang tau hati seseorang bisa mendung bahkan menyerupai badai. Setelah kejadian yang begitu cepat terjadi entah Agatha harus bagaimana, ia begitu bingung, sedih bahkan marah.
“Aku harus melakukan sesuatu…”
“Agatha..”
Syut..
“Tha..” Nina yang berusaha menyandarkan Agatha dari lamunannya sambil menepuk pundaknya.
“Ahh kenapa Nin.?” Tanya Agatha
“Agatha Lorenzo”
Baru lah Agatha sadar ternyata gurunya sedang menegurnya akibat ia melamun.
“Iya bu” dengan cengirannya Agatha menjawab
Gurunya hanya bisa menggelengkan kepalanya karena baru kali ini ia melihat Agatha yang aktif dalam pelajaran malah melamun.
Bel istirahat pun berbunyi menandakan untuk seluruh siswa mengistirahatkan kepala juga mengisi lambung begitu pun para guru.
“Nin kamu hadirkan di acara ulang tahunku?” tanya Agatha
Sambil berjalan menuju kantin mereka berbincang.
“Jelas dong, masa gak” ucap yakin Nina
“Halo kakak” entah dari mana muncul anomali… eh maksudnya Dita
“Halo juga Dita” jawab Nina
Sedangkan Agatha hanya melihat datar tanpa niat membalas. Melihat keanehan dari kakak tirinya, Dita pun heran karena Agatha yang ia kenal adalah anak yang selalu tersenyum sayang padanya tapi ia tidak ambil pusing.
“Kak Nina aku nanti mau ulang tahun, kakak datang yah?” Ajak Dita
“Wah kamu juga mau ulang tahun Dita?” Seru Nina
“Iya kak hari Sabtu ini kak” dengan tersenyum manis Dita menjawab
“Wah berarti kalian cuma beda tiga hari aja”
“Iya kak, dan kita mau rayain bareng di hotel Sky” sambil tersenyum, Dita langsung memeluk salah satu lengan Agatha
Agatha yang risih pun melepaskan tangan Dita lalu berjalan dengan cepat. Sesampainya dikantin mereka langsung memesan makanan masing-masing, yah karena Agatha tidak mencari tempat lebih dahulu dan langsung memesan begitu juga Dita dan Nina yang mengekori Agatha.
Setelah antri dan memesan mereka bertiga pun duduk menikmati makanannya.
“Tha kamu kenapa sih dari tadi diam?” Tanya Nina
“Gak apa-apa Nina” jawab sekenanya Agatha
Melihat sikap Agatha yang berubah Dita menjadi heran.
“Perempuan ini kenapa.. tiba-tiba jadi cuek” batin Dita sambil melirik Agatha
\~ Kediaman Lorenzo \~
Tok..
Tok..
“Dita..” panggil Wanda
“Iya bun” jawab Dita sambil membuka pintu kamarnya
“Yuk sayang” ajak Wanda
Mereka berjalan untuk turun tapi sebelum itu mereka memanggil Agatha juga yang berada di kamarnya yang berada di sebelah kanan tangga sedangkan kamar Dita berada disebelah kiri tangga.
“Agatha sayang” sambil mengetok pintu kamar Wanda pun memanggil
Tanpa menyahut, Agatha sudah membuka pintu kamarnya
“Kenapa bun?” Tanya Agatha dengan datar
“Kita ke salon sayang persiapan nanti malam”
“Aku gak usah bun” tolak Agatha
“Loh kenapa sayang?”
“Gak apa-apa bun, Kalian berdua saja”
Melihat reaksi Agatha yang cuek mereka pun jadi kelabakan.
“Gila nih anak.. tiba-tiba banget cuek gini” batin Wanda
“Sayang ini daddy yang minta kita ke salon” masih berusaha membujuk anak tirinya itu
“Iya kak kita pergi aja kan sayang kalau daddy udah suruh pergi tapi kakak gak mau, bisa-bisa daddy sedih”
Mendengar perkataan Dita, Agatha pun berfikir bagaimana kalau daddynya sedih akibat penolakannya. Alhasil mereka pun pergi bertiga.
Di perjalanan mereka mulai membahas apa saja yang akan mereka lakukan ketika di salon seperti perawatan full body, yaitu perawatan rambut, perawatan wajah, perawatan tubuh serta menicure dan pedicure. Tanpa Agatha sadari beberapa jam kedepan ada hal besar yang menimpanya, Agatha mungkin lupa bahwa ia menjadi target.
Semua keperluan acara, Agatha tidak mengetahui karena sang daddy menyerahkan semua yang berkaitan dengan acara itu pada Wanda, dan sudah pasti Wanda tidak memberitahukannya pada Agatha seperti jam berapa acara akan mulai dan lain sebagainya.
“Hay jeng..” ucap pemilik salon bernama Ami
“Hay juga sist..” Wanda membalas sapaan pemilik salon sambil cipika cipiki.
“Ini anak kamu yah” melihat Dita yang berdiri di samping Wanda
“Iya sist, cantikan?” Sambil tersenyum
“Iya dong persis bundanya”
“Ehh si cantik satu ini siapa jeng?” Tanya Ami
“Oh ini anak saya juga jeng dari suami kedua” jawab Wanda
“Kalau gitu kita langsung aja mulai yuk..” ajak Ami sambil mengedipkan sebelah matanya
Mereka pun mulai melakukan perawatan, Setelah melakukan perawatan rambut mereka pun melakukan body massage.
“Kalian anteng yah, bunda mau lanjut meni pedi dulu” ucap Wanda
“Bunda gak ikut massage?” Tanya Agatha dengan heran
“Yang pemeran utama malam ini kan kalian berdua jadi bunda gak perlu” jawab Wanda
Ketika masuk mereka diminta ke ruang ganti pakaian dan melepas pakaian mereka menyisahkan pakaian dalam dan keluar menggunakan handuk. Ketika berbaring, Agatha merasa heran saat tirai besar ditarik tetapi kembali berfikir positif, massage pun dimulai.
Satu jam..
Dua jam..
\~ Hotel Sky \~
“Halo Tuan Lorenzo dan Ny. Lorenzo” sapa Tuan Liam
“Halo Tuan Liam, trimakasih sudah hadir” ucap Jhon sambil berjabat tangan
“Halo Tuan Liam” sambil tersenyum, Wanda membalas jabatan tangan tuan Liam
“Apakah ini anak Tuan Lorenzo?” Tanya Tuan Liam
“Halo Tuan Liam, senang bertemu dengan anda saya Dita” dengan anggun dan menampilkan senyum manis Dita menjawab
“Wah anak tuan Lorenzo sungguh luar biasa”
Mereka pun tertawa bersama, setelah itu tuan Liam pamit menuju meja khusus yang disediakan pemilik acara. Tamu undangan yang hadir sekitar seribu orang, meliputi keluarga, rekan bisnis dan teman dari Dita dan Agatha.
Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi…
Suara nada yang tersambung ketika Jhon mencoba menghubungi Agatha membuatnya meradang.
“Kemana Agatha, kenapa jam segini belum datang?” Tanya Jhon dengan amarah
“Gak tau daddy tadi aku gak liat dia” jawab Dita
“Kita tunggu didalam saja daddy mungkin sebentar lagi Agatha datang” ucap Wanda
Wanda dan Dita pun saling memberikan kode sambil tersenyum. Setengah jam pun berlalu dari jadwal acara yang telah ditentukan. Suara bisikkan pun mulai terdengar dari tamu undangan akibat acara belum juga dimulai.
“Daddy bagaimana kalau kita mulai saja dulu acaranya, mungkin Agatha kena macet dijalan” bujuk Wanda
“Iya daddy, semua tamu sudah gelisah menunggu”
“Baiklah, mulai acaranya” perintah Jhon pada MC
Dita begitu bahagia karena malam ini adalah malam yang begitu dia nantikan, merayakan ulang tahun dengan begitu banyak undangan dan kue ulang tahun yang mewah serta pakaian bagai princess dan sudah pasti kebahagiaan utamanya adalah menjadi satu-satunya anak Lorenzo yang diketahui publik.
“Terimakasih atas semua doa dan ucapan serta kehadiran tamu-tamu terhormat pada malam ini, saya mengucapkan banyak terimakasih. Walaupun saya merasa sedih karena kakak saya yang juga merayakan ulang tahun bersama saya tidak hadir mungkin karena dia tidak menyukai saya, tapi saya harap semua mendoakan yang terbaik untuk kak Agatha” ucap Dita
Ughh..
Agatha terbangun dari tidur nyenyaknya, kepala yang sedikit berat dan pusing membuatnya berusaha sadar.
“Dimana aku?” Sambil mengingat apa yang terjadi
“Acara..” teriak Agatha ketika sadar sepenuhnya
Ia melihat ke sekeliling ternyata ia sudah berada di kamarnya. Agatha pun mencari smartphonenya dan ternyata mati, tetapi ia teringat bahwa ponsel pintarnya itu full baterai terakhir kali.
Ia pun mulai menelah semua kejadian dan pikirannya tertuju pada ibu dan anak kejam itu. Ia pun mengaktifkan kembali smartphonenya dan mendapati puluhan panggilan dari sang daddy, ibu tirinya juga adek tirinya dan beberapa chat dari mereka.
Brakk..
“Agatha..”
Lengkingan suara Jhon yang masuk tiba-tiba ke dalam kamar membuat Agatha berjingkrak kaget.
“Daddy..” gumam Agatha
“Bisa-bisanya kamu melakukan ini pada daddy..”
Jhon begitu marah, anak yang selalu menjadi kebanggaannya membuatnya begitu kecewa. Padahal ia akan memperkenalkan Agatha di depan umum tapi bukan Agatha yang maju melainkan Dita.
“Daddy buk-..”
Plakk..
Dengungan ditelinga Agatha begitu menyakitkan tapi yang lebih sakit adalah hatinya, Jhon melayangkan tangannya dengan sekuat tenaga mengingat amarah yang meluap begitu besar.
“Kamu membuat daddy malu”
Jhon pun pergi dari kamar Agatha, tinggallah Agatha dikamar sendiri merenung apa yang terjadi.
“Kakak..” ucap Dita memasuki kamar Agatha
“Aku tau pasti ini perbuatan kalian”
“Kakak aku tidak mengerti” ucap Dita berpura-pura polos
“Tidak usah berpura-pura lagi, kamu dan ibu mu sunggu licik” ucap Agatha penuh amarah
“Opss..haha” tawa yang melengking dari Dita keluar
“Jadi begini sosok aslimu yah”
“Selamat menanggung beban kakakku” ucapnya sambil berlalu keluar.
“Sialan..” batin Agatha
To be continued..
Hay hay semua
Terimakasih sudah mampir
Jangan lupa jejaknya yah 😍