"Nala katakan pada bibi siapa ayahnya?" bagai disambar petir bagi Nala saat suara wanita paruh baya itu terdengar "maksud bibi apa?" tanya Nala dengan menenangkan hatinya yg bergemuruh "katakan pada bibi Nala !! siapa ayah bayi itu?" lagi - lagi bibi Wati bertanya dengan nada sedikit meninggi. "ini milikmu kan?" imbuhnya sambil memperlihatkan sebuah tespeck bergaris 2 merah yang menandakan hasil positif, Nala yang melihat tespeck itu membulatkan matanya kemudian menghela nafas. "iya bi itu milik Nala" ucapnya sambil menahan air mata dan suara sedikit bergetar menahan tangis "jala**!! tidak bibi sangka dirimu serendah itu Nala" jawab bi Wati dengan mata berlinang air mata "katakan padaku siapa ayah dari bayi itu?" tanya bi Wati sekali lagi. nala menghembuskan nafas berat kemudian bibirnya mulai terbuka "ayahnya adalah" baca kelanjutan ceritanya langsung ya teman - teman happy reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukapena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sungguh Menyakitkan
"Tidak ada tuan, kita tidak melakukan apapun" jawab Nala kemudian membuang muka, sungguh hatinya sangat sakit mendengar semua pertanyaan yang keluar dari bibir Gavin.
"Demi tuhan Nala aku benar - benar tidak mengingat apapun tentang malam itu" ucap Gavin sambil menyurai rambutnya secara frustasi "aku akan bertanggung jawab Nala jika memang kita melakukanya" sambung Gavin namun semakin membuat Nala terisak.
"tuan tidak perlu bertanggung jawab atas anak ini, aku akan pergi setelah wisuda nanti tuan aku akan pergi meninggalkan rumah ini dan aku berjanji kepada tuan Gavin tak seorangpun yang tau siapa ayah dari bayiku dan aku bersumpah kelak anak ini tidak akan tau siapa ayahnya aku tidak akan memberitahunya" ucap Nala panjang lebar dihadapan Gavin semakin membuat Gavin merasa bersalah.
ditariknya tangan Nala dan dibawahnya tubuh itu kedalam pelukannya "maafkan aku Nala, beri aku waktu untuk memberi tahukan masalah ini kepada mama dan papa. aku berjanji akan bertanggung jawab" tegasnya sambil mengusap kepala Nala dengan lembut.
Nala yang dengan sengaja ditarik ke dalam pelukan Gavin seketika memebeku dan melototka kedua matanya karena terkejut, dia sudah tidak dapat fokus dengan apa yang Gavin ucapkan.
"ternyata tuan Gavin dingin diluar hangat didalam" ucapnya dalam hati namun dengan gerakan canggung dia mendorong dada bidang yang sudah memeluknya itu kemudian menengokkan kepalanya ke atas menatap wajah Gavin yang sedang menatapnya juga.
"pergilah pembicaraan kita sudah selesai" Nala dengam canggung menganggukkan kepala sembari berjalan perlahan menuju pintu kamar Gavin.
Gavin kembali menyulut rokoknya di balkon kamar, dia bukan perokok aktif haya saja saat keadaan membuatnya lelah bahkan membuatnya setres rokok satu - satunya pelampiasan baginya merokok lebih baik daripada harus melarikannya ke minuman yang mengandung alkohol.
"bi apa tuan Gavin mengetahui semuanya karna bibi yang memberitahunya ?" tanya Nala saat mereka sudah kembali ke pavilion untuk beristirahat setelah seharian berkutat dengan pekerjaan rumah yang sangat melelahkan.
"iya bibi yang mengatakannya, mau bagaimanapun Nala dia adalah ayah dari bayi yang kau kandung" jawaban bi Wati membuat Nala sedikit kesal "bukankah bibi sudah berjanji padaku untuk merahasiakan ini semua kepada siapapun?" air mata Nala mulai menggenang dipelupuk matanya.
"Nala bibi sudah bilang kepadamu bukan ini semua seperti bom waktu, lambat laun bom itu akan meledak suatu saat nanti dan kau tidak akan pernah tau ledakannya akan seperti apa bukan?" jelas bibi Wati kepada Nala dan tidak dapat dipungkiri apa yang bi Wati katakan itu semua memang benar.
Nala hanya menghela nafas panjang "apa yang tuan Gavin katakan ?" Nala menatap bi Wati kemudian mulai berbicara "dia bilang akan bertanggung jawab namun dia meminta waktu untuk memberitahukan semua ini kepada keluarga besar Alvaro" bi Wati yang mendengarnya tersenyum lega.
"syukurlah kalo begitu" Nala ikut tersenyum kecil melihat bi Wati tersenyum akan pernuataannya tetapi dia masih ragu apa yang tuan Gavin katakan itu semua bukan kebohongan dan omong kosong semata, baginya didunia nyata tidak ada seorang upik abu yang menikahi pangeran tampan seperti tuan Gavin lajendra Alvaro.
"ayo kita beristirahat karna besok kita harus memasak dengan porsi banyak tidak seperti biasanya" ucapan bi Wati sukses membuat Nala mengerutkan dahinya penasaran dan keheranan "memangnya ada acara apa bi ?" tanya Nala dan bi Wati menepuk dahinya dengan pelan.
dirinya lupa memberitahu kepada Nala bahwa besok ada arisan keluarga besar Alvaro bahkan nyonya besar dan tuan besar Daniel atau orang tua dari tuan Rendra yang berada di Belgia juga datang besok pagi.
"aku lupa memberitahumu, besok ada acara arisan keluarga seperti biasanya tetapi kali ini berbeda Nala karena Opah Daniel dan Omah latisia juga datang" mendengar nama Omah Latisia membuat Nala tergagap kaku, pasalnya wanita yang sudah tidak muda lagi itu tidak pernah menyukainya karena dia tidak jelas asal usulnya.