NovelToon NovelToon
The End: Urban Legend Jepang

The End: Urban Legend Jepang

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Horror Thriller-Horror / Iblis / Kutukan / Hantu
Popularitas:183
Nilai: 5
Nama Author: SkyMoon

Urban legend bukan sekadar dongeng tidur atau kisah iseng untuk menakuti. Bagi Klub Voli SMA Higashizaka, urban legend adalah tantangan ritual yang harus dicoba, misteri yang harus dibuktikan.

Kazoi Hikori, pemuda kelahiran Jepang yang besar di Jerman. masuk SMA keluarganya memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya, namun tak pernah menyangka bergabung dengan klub voli berarti memasuki dunia gelap tentang legenda-legenda Jepang. Mulai dari puisi terkutuk Tomino no jigoku, pemainan Hitori Kakurenbo, menanyakan masa depan di Tsuji ura, bertemu roh Gozu yang mengancam nyawa, hingga Elevator game, satu per satu ritual mereka jalani. Hingga batas nalar mulai tergerus oleh kenyataan yang mengerikan.

Namun, ketika batas antara dunia nyata dan dunia roh mulai kabur, pertanyaannya berubah:
Apakah semua ini hanya permainan? Atau memang ada harga yang harus dibayar?

maka lihat, lakukan dan tamat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SkyMoon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

daruma san part 1

"Senpai! kenapa kau tega memberikan puisi terkutuk itu padaku!" tak terima dengan kejadian puisi Tomino Hikori datang memarahi Yasuhiro yang sedang duduk di pinggir lapang.

"Kau kenapa Hiko datang-datang langsung marah," dengan tanpa dosanya Yasuhiro bertanya seolah tak pernah berbuat salah.

"Jika kau berniat mencelakaiku jangan begitu caranya!" Kerasnya suara Hikori mengundang seluruh pemain menghampiri mereka ya kecuali satu Suikari yang betah duduk dengan komik ditangannya.

"Aku tak mengerti dengan yang kau katakan," Yasuhiro bangkit menghadap Hikori.

"Kemarin kau membuatkan puisi untukku walaupun sebenarnya kau tahu kalau puisi itu adalah puisi terkutuk!" Bukannya melerai pertikaian yang lain hanya melihat tak berani angkat bicara.

"Ohh yang itu, ayolah Hikori kenapa kau sampai marah aku kan hanya bercanda," Yasuhiro mengganggap puisi itu sebagai guyonan dia tidak berpikir kalau dari puisi itu ada satu nyawa yang dipertaruhkan.

Bukannya mereda amarah Hikori makin menjadi dengan pernyataan Yasuhiro. "Kau bilang itu becanda? Apa kau juga menganggap bahwa nyawaku adalah bahan candaan?!"

"Hei kalian, sudah hentikan! kita ini keluarga tak baik jika bertengkar hanya karena masalah seperti ini kalian itu sudah SMA bukan anak kecil lagi, aku mau kalian minta maaf sekarang," Shin yang baru masuk tak sengaja mendengar suara Hikori yang sedang marah, tak ingin tau awal permasalahannya dia langsung melerai mereka berdua.

"Kenapa aku harus minta maaf? Aku tidak salah, jika ada orang yang pantas disalahkan itu Yasuhiro senpai."

"Aku minta kalian minta maaf, Yasuhiro kau minta maaf pada Hikori dan Hikori minta maaf juga pada Yasuhiro"

"Gomen," Yasuhiro minta maaf walau tak rela, dia merasa bahwa Harga dirinya sedang diinjak-injak.

"Hai senpai, watashi mo gomennasai," sama seperti Yasuhiro, Hikori juga tak rela untuk minta maaf pada senpai nya.

"Nah seperti ini kan lebih baik," Shin memang tak suka keributan apalagi jika keributan itu ada di anggota yang dipimpinnya.

"Menurutku ini tak lebih baik, aku tidak suka melihat mereka akur," Fujiwara Haya yang merupakan anggota club voli perempuan kecewa pertunjukan dadakan yang menurut dia menarik berakhir damai.

"Haya-chan tak baik berkata seperti itu," Mori Saki ketua club voli perempuan menegur prilakunya Haya.

"Hai wakatta," Haya membalas ucapan Saki dengan malas.

"Kau ini," ucap Saki.

"Hei semuanya dengar kemari! Hari ini Anami dan kishima sensei tak bisa hadir kembali, mereka menyuruh kita untuk pulang!" Shin berteriak untuk memberitahu kan kawan-kawannya.

"Jangan pulang lah di rumah gak ada kegiatan," Yasuhiro menyerukan pendapat nya.

"Benar kata Yasuhiro lagipula di rumah aku bosan," Haya menyetujui permintaan Yasuhiro.

"Terus kalo kalian tidak ingin pulang ke rumah, kita mau ngapain disini?"

"Bagaimana kalo kita bermain truth or dare," Eri mengusulkan teman-temannya untuk bermain truth or dare yang kebetulan permainan ini sedang hangat-hangatnya dibincangkan di kalangan remaja.

Sedikit perkenalan anggota klub voli, Pertama dari club voli perempuan. Terdiri dari sembilan anggota enam anggota inti dan tiga anggota cadangan. Empat kohai dan lima senpai dipimpin oleh satu pelatih yaitu Anami sensei. Di kalangan senpai ada Mori Saki selaku ketua tim. Lalu Fujiwara Haya, Tanaka Arisu, Watabene Eri, dan Mizuno Yume.

Untuk kohai, ada Morikawa Miyo, Sakuragi Suikari, Inoue Reinoka dan Shimizu Nao.

Untuk anggota laki-laki terdiri dari sepuluh orang dipimpin oleh Kishima sensei. Diketuai oleh Sato Shin, lima senpai dan lima kohai. Dikalangan senpai ada Sato Shin, Taka Yasuhiro, Yuu Isamu, Osamu Ryota, dan Tsukino Masayuki. Untuk kohai ada Kazoi Hikori, Urayashi Ichi, Tsuki Sora, Hajime Rikoaki, dan Kyouya Naichi.

"Aku setuju!" Naichi menjawab dengan semangat.

"Ku rasa itu tidak buruk, aku ikut," Hikori setuju dengan usulan teman perempuannya itu.

Mereka mulai membuat lingkaran dengan satu botol minum di tengah-tengah mereka, semuanya bermain dengan gembira dan diselingi candaan tak terkecuali Suikari yang ikut bermain.

Sudah banyak yang kena sebagian perempuan lebih banyak yang memiliki truth sedangkan laki-laki selalu memiliki dare karena tak ingin dianggap sebagai pecundang.

Karena sudah terlalu lama mereka memutuskan untuk menyudahi permainan, putaran botol terakhir menunjuk pada Hikori, celakanya Hikori malah memilih dare dia tidak tau kalo Yasuhiro sudah menyiapkan tantangan untuk Hikori.

"Tantangan untukmu Hiko, aku ingin kau memainkan permainan Daruma-san," Daruma-san adalah permainan hantu yang tersohor di negara matahari terbit ini, banyak yang menganggap jika permainan ini bisa membawa petaka buruk bagi siapa saja yang memanggilnya.

"Daruma-san?" Ingat Hikori besar di Jerman. Dia baru saja pindah ke tanah kelahirannya satu tahun lalu. Dan selama satu itu dia belum pernah dicekoki hal-hal mistis.

"Omae wa kurutte iru!" Ichi tak tinggal diam ketika temannya dikerjai dengan hal yang mengerikan seperti ini.

"Aku? Aku tidak gila, Hikori sendiri yang memiliki dare, aku hanya memberinya tantangan apa salahku?" Pada dasarnya Yasuhiro anti dengan mengalah.

"Iya benar yang dikatakan Yasuhiro, dia tidak salah, Hiko-kun sendiri yang memilih dare," Haya menimpa ucapan Yasuhiro.

"Tapi Haya-chan itu kan permainan--" perkataan Arisu langsung terhenti berkat bekapan Eri.

"Itu kan permainan yang menyenangkan, sayang sekali aku tak bisa ikut bermain dengan Hiko-kun," Eri menambah perkataan Arisu yang terpotong.

"Hei! Yasuhiro, ganti tantangannya kalo tidak aku akan menghajar mu sekarang," Saki berusaha mengancam Yasuhiro

"Aku tak takut denganmu, kau pikir kau siapa aku akan tetap menginginkan Hikori memainkan permainan Daruma-san, kalo kau tidak mau Hikori! Aku akan mengganggapmu sebagai seorang pecundang selama sisa hidupku," Yasuhiro memang pandai menghasut seseorang, harga diri adalah hal yang paling dijaga oleh pria.

"Baik aku akan melakukan permainan itu, Yasuhiro senpai jelaskan padaku bagaimana cara memainkannya," sebenarnya Hikori ragu dengan permainan Daruma-san tapi tidak punya pilihan dia tidak ingin dicap sebagai pecundang.

"Oi fuzakenna Hikori! Cabut kembali kata-kata mu!" Rikoaki marah dengan keputusan Hikori yang menurutnya sangat tidak menguntungkan.

Rikoaki adalah teman seangkatan Hikori dia percaya urban legend itu nyata, karena dia sendiri pernah mengalami salah satu dari banyaknya urban legend yang ada di negeri sakura.

"Kenapa kau melarangnya Aki-kun? Hikori-kun sedang membuktikan kalau dia bukan pecundang," sahut Yume kakak kelas Hikori dengan rambut pendek sebahu dia selalu memakai bando pita berwarna biru langit.

"Hikori jangan lakukan permainan itu! Aku peringatkan kau jangan pernah memainkannya," ucap Ichi.

"Jadi kau mengakui bahwa kau seorang pecundang?" Yasuhiro menatap Hikori dengan senyum meremehkan.

"Watashi? CK! tidak akan pernah, cepatlah katakan bagaimana cara mainnya."

"Hikori kau serius?" Ichi kembali menatap Hikori tak percaya.

"Iya aku serius."

"Baiklah jika itu mau mu aku tak bisa memaksa, kalo ada apa-apa kau bisa bicara denganku."

"Hai," mendengar jawaban serius dari Hikori, Yasuhiro langsung menjelaskan bagaimana cara mainnya.

Selesai menjelaskan semuanya, mereka memutuskan untuk pulang.

to be continued

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!