NovelToon NovelToon
Dari Modernitas Menjadi Pahlawan Kerajaan

Dari Modernitas Menjadi Pahlawan Kerajaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah sejarah / Perperangan
Popularitas:11.1k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Mila, seorang gadis modern yang cerdas tapi tertutup, meninggal karena kecelakaan mobil. Namun, takdir membawanya ke zaman kuno di sebuah kerajaan bernama Cine. Ia terbangun dalam tubuh Selir Qianru, selir rendah yang tak dianggap di istana dan kerap ditindas Permaisuri serta para selir lain. Meski awalnya bingung dan takut, Mila perlahan berubah—ia memanfaatkan kecerdasannya, ilmu bela diri yang entah dari mana muncul, serta sikap blak-blakan dan unik khas wanita modern untuk mengubah nasibnya. Dari yang tak dianggap, ia menjadi sekutu penting Kaisar dalam membongkar korupsi, penghianatan, dan konspirasi dalam istana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 Api dalam Kegelapan

Malam Sebelum Penyerangan

Malam itu langit Linzhou diliputi awan pekat. Angin dingin berembus dari pegunungan utara, membawa kabar buruk dan udara penuh ketegangan.

Di dalam sebuah rumah tua di pinggir kota, Qianru berdiri menghadap peta strategi yang digelar di lantai, dikelilingi oleh anggota Pasukan Bayangan dan beberapa warga lokal yang diam-diam menentang kekuasaan Gu Yong’an.

“Gudang utama senjata berada di sisi barat kota. Tapi jalurnya dijaga ketat oleh para tentara bayaran,” kata Rui Lan, pemimpin Pasukan Bayangan, sambil menunjuk peta.

Qianru menatap tajam. “Kalau begitu, kita buat dua tim. Tim pertama menyusup dan membakar gudang. Tim kedua menciptakan keributan di sisi timur kota untuk mengalihkan perhatian.”

Semua menoleh padanya. Rencana itu berani, namun berisiko tinggi. Tapi keberanian Qianru tak terbantahkan.

Dulu ia adalah selir yang tak diperhitungkan. Kini, setiap kata-katanya bagaikan perintah jenderal perang.

Saat menyiapkan peralatan, Qianru melihat pantulan wajahnya dalam cermin tua. Luka di pipinya belum sepenuhnya sembuh. Namun matanya... penuh cahaya perlawanan.

Kilasan masa lalu menghampiri—saat dirinya masih bernama Mila. Gadis biasa dari dunia modern yang takut darah dan sering pingsan hanya karena disuntik. Tapi sekarang? Ia memimpin pasukan untuk membakar gudang senjata pengkhianat kerajaan.

"Kalau aku dulu bisa bangkit dari keterpurukan karena cinta yang salah, maka untuk keadilan ini... aku pasti bisa bertahan," gumamnya pelan.

Saat jam pasir menunjukkan tengah malam, dua tim mulai bergerak. Qianru memimpin sendiri tim penyusup. Mereka mengenakan jubah hitam, menyusup melalui kanal air yang melintasi bawah tanah kota Linzhou.

Saat tiba di dekat gudang senjata, mereka melihat penjagaan berlapis. Qianru mengangkat tangan, memberi isyarat.

Tiga orang pemanah diam-diam menjatuhkan penjaga dari kejauhan, sementara yang lain menyebar mengelilingi bangunan.

Dengan kecepatan dan ketepatan, mereka masuk ke dalam gudang dan mulai menabur bubuk mesiu yang dicampur minyak ikan—kombinasi pembakar paling cepat di malam dingin.

Namun belum sempat mereka selesai, suara teriakan terdengar.

“SERBU! ADA PENYUSUP!”

Mereka ketahuan

Pertempuran sengit pun terjadi. Qianru bertarung dengan dua penjaga bersenjata panjang. Gerakannya lincah, matanya tajam. Ia menangkis, berputar, dan menghantam dengan kekuatan yang mengejutkan musuh.

Rui Lan dan tim pengalihan juga berhasil memancing pasukan utama keluar dari pos barat, membuka celah untuk melarikan diri. Tapi Qianru tidak mundur.

“Bakar sekarang!” teriaknya sambil menendang lentera ke arah dinding yang telah disiram minyak.

Dalam sekejap, api menyala hebat. Gudang meledak, membakar persenjataan milik Gu Yong’an.

Sementara itu, di dalam istana, Kaisar Liu menerima laporan dari utusan rahasia bahwa pasukan Gu Yong’an mulai bergerak ke utara, menyusul kepergian Qianru yang kabarnya masih hidup.

“Dia pasti panik,” kata Kaisar. “Saat dia sadar semuanya sudah terbakar, dia akan kembali. Dan saat itu, kita siap menangkapnya.”

Namun Permaisuri tampak gelisah. Di kamarnya yang penuh bunga plum, ia meremas cangkir tehnya.

“Aku sudah kehilangan kendali...” bisiknya. “Gu Yong’an... kau bilang semuanya akan beres…”

Qianru Selamat, Tapi Tidak Tanpa Luka

Qianru berhasil melarikan diri bersama timnya melalui hutan bambu. Namun satu anak muda dari timnya, Xiao Fei, terkena panah dan terluka parah. Di dalam pelarian, Qianru memeluk tubuh bocah itu yang penuh darah.

“Maaf, ini salahku...” ucapnya lirih.

Xiao Fei tersenyum lemah. “Tidak, Nona Qianru. Aku... bangga... ikut bersamamu...”

Itu adalah kata-kata terakhirnya.

Qianru menutup mata anak itu dan menguburkannya dengan tangannya sendiri. Di bawah sinar bulan, ia bersumpah:

“Tidak akan ada lagi nyawa sia-sia. Semua akan kubayar... dengan kebenaran.”

Gudang senjata musuh telah dibakar. Satu langkah kemenangan sudah di tangan. Namun harga yang harus dibayar pun tinggi. Qianru kehilangan anak buah, dan Gu Yong’an kini akan bertindak lebih ganas.

Kota Linzhou diliputi asap dan kekacauan. Gudang senjata yang terbakar semalam membuat para penjaga kalang kabut. Di salah satu aula rahasia milik Gu Yong’an, suara bantingan terdengar keras. Peta di atas meja terlempar ke lantai, dan wajah Gu Yong’an memerah karena amarah.

“Beraninya mereka menyentuh milik keluarga Gu!” raungnya. “Itu pasti kerjaan wanita itu—Qianru!”

Di sampingnya, Gu Yuwan, keponakan kesayangannya, menggertakkan gigi. “Paman, izinkan aku yang mengurus perempuan itu. Aku akan bawa kepalanya langsung ke istana sebagai hadiah untuk Permaisuri.”

Gu Yong’an menatapnya tajam, kemudian mengangguk.

“Bawa lima puluh orang. Tapi jangan buru-buru membunuhnya. Kita buat dia menderita. Tangkap dia hidup-hidup.” perintah Gu Yong’an

Sementara itu, di dalam istana, Kaisar Liu duduk bersama Jenderal Mo dan Zhen Gong

“Linzhou terbakar. Itu langkah pertama. Tapi perang belum selesai,” ucap Kaisar lirih.

“Yang Mulia, kami mendapat informasi bahwa Gu Yong’an telah mengirim keponakannya ke barat laut,” lapor Jenderal Mo. “Tampaknya dia akan mencoba menjebak Nona Qianru.”

Kaisar mengetukkan jari ke lengan kursinya. “Biarkan mereka. Tapi kirim dua unit Pasukan Bayangan. Kita balik jebakan mereka.”

Zhen Gong tersenyum samar. “Pancingan berdarah, Yang Mulia?”

“Benar,” jawab Kaisar. “Biarkan Qianru memimpin dari depan. Tapi pastikan dia tidak mati.”

Qianru duduk di bawah pohon cemara, mengelus gagang belatinya. Luka-luka di lengannya belum sembuh sepenuhnya, tapi semangatnya tak padam.

Rui Lan datang dengan surat segel dari istana.

“Kaisar memintamu memancing mereka, Nona Qianru. Dia akan kirim pasukan rahasia sebagai cadangan.”

Qianru membaca surat itu, lalu mengangguk pelan.

“Kalau begitu, mari kita beri mereka sesuatu untuk diikuti,” ucapnya dengan senyum tipis yang penuh makna.

Dia tahu misi ini bisa saja jadi akhir hidupnya. Tapi... dia bukan Qianru yang dulu. Bukan Mila yang takut kegagalan. Ia telah menjadi wanita yang menantang badai dengan kepalan tangan.

Lokasi pertempuran dipilih dengan cermat, yaitu di Lembah Bayangan, celah sempit yang dikelilingi tebing. Tempat yang sempurna untuk menyergap. Qianru berdiri di puncak bukit, berpura-pura sedang menyusun rencana pelarian. Gu Yuwan melihatnya dari kejauhan dan mengangkat tangan, memerintahkan anak buahnya menyerang.

Anak-anak panah mulai beterbangan. Qianru melompat turun, berlari ke arah sungai kecil, seolah hendak melarikan diri.

“Itu dia! Kejar!” teriak Gu Yuwan.

Tapi mereka tidak tahu… tebing di sekitar sudah dipenuhi pasukan istana berpakaian hitam. Begitu pasukan Gu masuk ke lembah, suara peluit panjang ditiup.

Jeritan dan suara benturan senjata menggema dari segala arah. Pasukan Gu terjepit dari atas dan bawah. Gu Yuwan yang terlatih, masih berusaha melawan, tapi jumlah mereka kalah jauh.

Qianru memutar tubuhnya, menendang dan menikam tanpa ragu. Tak ada lagi rasa takut di matanya—hanya ketegasan seorang pejuang.

Di antara kabut pertempuran, Qianru dan Gu Yuwan akhirnya saling berhadapan. Gu Yuwan menyerang lebih dulu, pedangnya menghantam keras. Qianru menangkis, berputar, lalu menendang lutut lawannya.

Mereka bertarung sengit selama beberapa menit, tubuh mereka penuh luka dan darah. Tapi pada akhirnya, keberanian dan ketekunan Qianru membuahkan hasil.

Dengan satu tusukan cepat ke bahu dan putaran lutut ke dada, Gu Yuwan jatuh tersungkur.

Qianru berdiri di atasnya, belati terangkat. Tapi ia tak membunuh.

“Bawa dia ke istana,” ucapnya pada pasukan. “Biarkan dia melihat sendiri… bagaimana kehancuran keluarganya.”

" Baik nona " seru semuanya lalu membawa semua penghianat yang tersisa.

Lembah Bayangan menjadi saksi kemenangan Qianru dan kekalahan telak pasukan Gu. Pancingan berdarah berhasil. Tapi Qianru tahu… ini belum akhir. Gu Yong’an pasti menyusun sesuatu yang lebih kejam.

Tapi satu hal sudah pasti—nama Qianru mulai menggema, bukan hanya di medan perang... tetapi juga di jantung istana.

Bersambung

1
Osie
waduuh non cinta cintaan antara qianru dan lin yu ya thor..jd g seru ceritanya..td nya aku pikir qianru bakal jd penguasa eh g taunya diluar ekspektasiku
inda Permatasari: sudah jalanya
total 1 replies
Osie
waaah b arti qianru g jd selir kaisar lagi donk
inda Permatasari: baca dulu kak, karena cinta yang tulus tidak bisa di tebak sayang dari siapa, masih panjang ceritanya, yang lain pengecut hanya Lin Yun yang berani berjuang untuk Qianru
Osie: iye aku juga gak setuju kalau qianru tetap jd selir kaisar..rugiiiiiii bandar/Facepalm//Facepalm//Facepalm/tapi jgn jugalah qianru jd istrinya lin yu..g seru eh
total 3 replies
Osie
waaaawww sp g tau mau bilang apa sangking teepukaunya pd qianru..eh authornya yg luar biasa dlm merangkai kata kata/Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose/
Santy Susanti
Adeuuh jgn ada Asmara antara mereka Aah takut jd Ribet kedepannya🙈🙈🙈🙈🙈🙈
inda Permatasari: gak akan ribet 😉
total 1 replies
Osie
produk masa depan bukan kaleng kaleng..
Santy Susanti
Aah smoga hidup kalian tenang tanpa gangguan🥰
Santy Susanti
bener2 wanita bijaksana👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻❤❤
Santy Susanti
Aah Qianru selalu terdepan👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Osie
aku ngos ngosan baca nya secara ikut perang bareng qianru.....membara eeeuuiii
Osie
walaupun luar biasa badaaaassss..amzing qianru..aku pd mu
Osie
deg deg an nih
Osie
b arti nih kaisar lama banget hdp dlm kebodohan yaa..sampai segitu byknya pengkhianat yg mondar mandiri dlm ruang lingkup istana
Osie
rada rada nih bacanya..tp wees lah tetap lanjut baca
Wahyuningsih
lanjut thor d tnggu uonya yg buanyk n hrs tiap hri sellu jga keshtn 💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪thor
Osie
thor i i aku yg terlewat bacanya apa gimn ya..kok long wei menghilang namanya dr peredaran. kemana yaach
Osie
dari awal baca sp bab ini wuiiih adrenalin naik teruuussss...kereeenn abiz dah alur nya...benar benar perfect..no cinta cintaan tapi penuh intri..taktik n strategi
Osie
pola pikir produk jaman now pastilah lebih unggul dr produk jaman doeloe...ya qianru pastilah 10 langkah lebih maju dr mereka
Osie
aku mampir diceeitamu yg ini thor...dan aku selalu suka dgn ceeita transmigrasi or reinkarnasi..seru aja bisa healing dr dunia nyata/Facepalm//Facepalm//Facepalm/terlebih tokoh utamanya sosok wanita tangguh..jago bela diri n smart plus cantik..paket komplit lah
Lala Kusumah
hebaaaaaatt n kereeeeeennn Qianru 💪😍😍
Lala Kusumah
semangat Qianru 💪💪😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!