NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Sambung

Menjadi Ibu Sambung

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cintamanis / Duda / Ibu Pengganti / Pengasuh / Pernikahan rahasia
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: CovieVy

Naila baru saja turun dari bus dari luar pulau. Ia nekat meninggalkan keluarga karena demi menggapai cita-cita yang terhalang biaya. Naila lulus jalur undangan di sebuah kampus negeri yang berada di ibu kota. Namun, orang tuanya tidak memiliki biaya hingga melarangnya untuk melanjutkan pendidikannya hingga memaksanya menikah dengan putra dari tuan tanah di kampung tempat ia berasal.

Dengan modal nekat, ia memaksakan diri kabur dari perjodohan yang tak diinginkan demi mengejar mimpi. Namun, akhirnya ia sadar, biaya perguruan tinggi tidak bisa dibayar hanya dengan modal tekad.

Suatu saat Naila mencari pekerjaan, bertemu dengan balita yang keluar dari pekarangan tanpa penjagaan. Kejadian tak terduga membuat ia bekerja sebagai pengasuh bagi dokter tampan yang ditinggal mati oleh istri yang dicintainya.

#cintaromantis #anakrahasia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CovieVy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Terselip di Antara Rindu

Refleks kedua pipi Rindu menggembung dan ia turun dari gendongan sang ayah.

"Papa pulang sendili aja ya. Lindu mau bobok di sini cama mama. Pokonya, ini mamanya Linduuuu."

Ia berlari ke arah belakang Naila dan bersembunyi di sana.

Melihat kejadian ini, Bu Juwita memijit pelipis kepala. "Aduh, anakmu ini. Kayaknya lebih sayang sama Naila dari pada kita. Sampai-sampai, mama yang disuruh beresin semua bekas makan dan peralatan mainnya. Dia maunya cuma sama Naila. Ujung-ujungnya, yaaa ... Semua yang ada jadi kerjaan mama," keluh wanita lanjut usia itu.

Naila yang mendengar keluhan wanita paruh baya ini tertunduk dengan perasaan yang amat bersalah. Namun apa boleh buat, ketika ia menghilang sejenak saja untuk melaksanakan salat usai menyuapinya makan, Rindu langsung tantrum hingga Naila muncul kembali di hadapannya.

‘Mungkin, Rindu benar-benar merindukan Rianti. Dia kehilangan belaian kasih sayang di saat ia begitu membutuhkan sosok seorang ibu. Martin, kau tak becus menjadi ayah bagi mereka! Benar apa yang dikatakan Marvel. Menyelamatkan Rianti pun kau tak bisa. Jangankan bermimpi untuk menikah lagi, mampu berdiri di kaki tanpa Rianti pun kau tak mampu! Selama ini, kau hanya berpura-pura tegar di hadapan anak-anakmu. Namun kenyataannya, kau itu lemah!’

Gejolak di dalam pikiran duda tampan itu, terus meledak. Namun, ia terus menahan diri membiarkan ledakan itu menghancurkan hati hingga ke puing-puing tak berbentuk. Dengan menghela napas panjang, ia melirik putrinya yang bersembunyi di balik gadis yang terus membuatnya semakin merasa bersalah. Tak berapa lama, beralih pada Reivan yang ada di dalam gendongan Naila.

"Rindu, ayo kita pulang dulu," ucapnya berjalan mendekat ke arah mereka.

"Kalo mama ga itut, Lindu di sini sama mama."

"Adik kamu sudah lelah dan mengantuk." Martin membuka kedua tangannya berharap Reivan yang berada di dalam gendongan Naila mencondongkan badan ke arahnya. Namun, ternyata nihil. Reivan seakan tak menatapnya hingga tangan hampa hanya bisa menggenggam angin.

"Papa ga bole bawa adek. Papa bole pulang sendili," celetuk sang putri mengintip di balik kaki Naila.

"Kalau begitu, Om mau tidur di sini juga ah." Marvel merangkul tubuh mungil Rindu yang ada di belakang Naila.

"Om bisa puas-puasin main sama keponakan, Om," tambahnya lagi, sedikit melirik Martin yang jelas mencoba menahan rasa jengkelnya.

"Ga mau. Om bauk!" Rindu menggeliat mencoba melepaskan diri dari pelukan adik papanya.

Marvel tersentak mendengar ucapan keponakan lucunya. Ia pun mencoba mengendus sisi kiri kana ketiaknya. "Ah, Om masih wangi kok. Pake parfum asli dari Paris ini lho, wanginya bisa tahan hingga bulan depan," candanya lagi.

Kali ini ia mengangkat Rindu dari belakang membawanya kabur ke sebuang ruang yang biasanya dulu menjadi kamarnya sebelum memilih hidup sendiri di apartemen kota.

Martin menatap kelakuan adiknya itu dalam diam. Setelah itu tak sengaja ia beradu pandang tepat ke dalam bola mata Naila. Dengan cepat, ia membuang muka beralih pada sang ibu yang duduk di sofa sembari memijit-mijit kakinya sendiri.

"Pak, tolong pegangin dedek Reivan ya?"

Tiba-tiba, Reivan telah melayang di hadapannya. Tentu saja Martin jadi gelagapan menyambut bayi yang hampir dua belas jam ia tinggal, secara tiba-tiba. Setelah bayi itu berpindah, terdengar suara rengekannya memutar kepala ke arah Naila.

Namun, Naila telah bergerak menuju Bu Juwita. Tanpa berpikir panjang, ia duduk di lantai samping kaki Bu Juwita dan langsung memijit kaki itu. Sejenak Bu Juwita tampak kaget akan sikap yang tiba-tiba dilakukan gadis belia ini.

"Kamu mau apa lagi?" Bu Juwita sedikit mengerutkan kening.

"Boleh kah saya membantu Ibu mengurangi rasa lelah?"

"Mau apa? Nanti malah bikin saya makin makin capek, gimana?" Kerutan pada kening Bu Juwita terlihat mulai mengendur.

"Maafkan saya ya, Bu. Bukannya membantu, malah membuat Ibu semakin kelelahan," sesal Naila memijit-mijit kaki Bu Juwita. Sejenak Bu Juwita terdiam mencoba merasakan pijatan yang dilakukan Naila.

Di sisi lain, Martin tampak tersenyum simpul atas kelakuan kedua wanita itu. Rengekan Reivan seolah menyadarkan dirinya dan kembali mengeluarkan senjata andalannya dalam menenangkan sang bayi.

“Ssstt... Sstttt... Ayo kita bikin susu dulu,” ajaknya berjalan ke arah dapur.

“Ah, enak sekali pijitanmu, Nai.” Pundak Bu Juwita tampak mulai mengendur. Matanya terpejam menandakan bahwa dirinya merasa cukup nyaman dengan pijatan pengasuh cucunya.

“Saya sudah terbiasa memijat Ayah dan Ibu di kampung, Bu. Maklum, Bu. Kedua orang tua saya bekerja sebagai buruh tani di sawah milik tuan tanah di kampung saya kan, Bu. Ketika mereka terlihat lelah, saya pasti akan memijitkan mereka hingga terlelap. Esok paginya, mereka pasti terlihat seger kembali,” kisahnya dengan semangat.

Bu Juwita tersenyum mendengar cerita Naila. “Kamu sangat menyayangi orang tuamu?”

“Anak mana yang tak akan menyayangi orang tuanya, Bu? Meskipun ada hal-hal yang tidak menyenangkan mereka lakukan, tak terbesit sedikit pun dalam hati ini marah atau pun dendam. Karena saya mengerti, membesarkan saya dalam segala keterbatasan, pasti sangat sulit.”

Bu Juwita membuka matanya menatap Naila sejenak. Di sana ia melihat gadis itu tampak mengawang dalam pikiran yang mungkin sudah kembali ke kampung halamannya. Tangannya pun bergerak mengusap kepala Naila membuat gadis berkerudung itu tersentak.

“Kamu harus kuat ya. Buktikan bahwa pilihanmu ini paling tepat daripada pilihan mereka!”

Naila tersenyum dan menganggukan kepalanya dengan penuh rasa yakin.

“Apa kamu memiliki saudara?”

“Punya, Bu. Saya memiliki satu kakak laki-laki dan tiga adik. Kakak saya merantau ke pulau Kalimantan. Tapi, hingga saat ini tak pernah sekali pun mendengar kabar darinya.”

Bu Juwita menganggukan kepala mendengarkan dengan penuh seksama. “Ternyata, keluargamu cukup rumit ya?"

"Saya juga merasa seperti itu, Bu. Tapi saya percaya, setiap keluarga pasti punya kisahnya masing-masing."

Tiba-tiba terdengar teriakan kecil dari arah dalam rumah.

“Papaaaa... Papaaaa....”

Tampak gadis kecil berlari seakan baru bebas dari penjara yang diberikan Marvel. Semua mata pun beralih pada Marvel yang tampak tertawa jahil.

“Marvel? Jangan goda Rindu terus!” terdengar suara datar yang berasal dari dapur.

“Apa gunanya keponakan kalau bukan sebagai sarana balas dendam terhadap sikap bapaknya dulu.” Marvel terkekeh dan duduk di sofa yang berhadapan dengan ibunya.

“Kamu ini? Ingat! Kamu itu sudah tiga puluh tahun! Masa, kamu melawan anak tiga tahunan?” Bu Juwita mengernyitkan keningnya.

“Wah? Jadi Pak Martin sudah berapa umurnya dong, Bu?” Naila terlihat cukup terkejut mendengar informasi ini. Adiknya saja sudah tiga puluh tahun, tentu kakaknya lebih?

“Kenapa nanya-nanya dia? Kamu beneran suka sama dia?” sela Marvel dengan nada sumbang.

“Bu-bukan begitu, Pak,” elak Naila.

“A-apa? Kamu memanggilku ‘Pak’ heiii, ini penghinaan! Saya belum setua bapak-bapak seperti yang kamu sebutkan!”

“Tapi, guru-guru saya di sekolah saja, belum tiga puluh pun tetap saya panggil ‘pak’ atau ‘ibu.’ Malah mereka marah kalau kami bercanda dengan panggilan ‘kakak,” terang Naila tak mau kalah.

“Beda dong, mereka itu statusnya guru di sekolah. Ya memang harus panggilan hormat demikian! Kalau saya ini bukan berprofesi guru, jangan panggil begitu juga dong!”

“Baik lah, maafkan saya, Om,” ucap Naila memanyunkan bibirnya.

“Jangan Om juga kaliiik!”

Bu Juwita terlihat geli atas polah kedua orang ini sembari menikmati pijatan yang dilakukan Naila.

“Mamaaaaa, Maaaamaaaa!”

Dari arah dapur, Rindu berlari-lari kecil mendekati Naila dan langsung menarik lengan Naila memasang muka merajuk.

“Ayo, Ma. Ikut kami, Ma. Lindu ga mau bobo di sini." Gadis kecil itu menatap Marvel dari sudut matanya.

"Nanti kita bobo sama papa juga ya, Ma.”

1
Eva Karmita
jangan buat pisah ya otor biarkan Martin dgn Naila tetap bersatu
Safira Aurora
thor, mau ada eksien kah ini?
Safira Aurora
afa2an ini?
Safira Aurora
mungkin kamu sebenarnya anak pungut /Smile/
Safira Aurora
gletak gletuk bunyinta thor?
FieAme
aku kasih vote tapi janji harus keren kelanjutannya
FieAme
bisa ga ya, ceritanya lurus2 aja thor?
arielskys
duh, dikirain keluarga mereka akan adem ayem
Syahril Maiza
duet maut kerja sama
FieAme
weeeh, syukur laaah..martin tetep bela istri. wooi lah, jangan lama2 konfliknya thor
FieAme
walah, kemarin sibuk dunia nyata thor, waaah..aku mleyooott
Safira Aurora
udah Naila, gak perlu pikirkan marvel. katanya mau jd soleha
MomyWa
thor, kasian om apel. jodohkan sama azwa gih. dia pengen om2 kan 🤣
MomyWa
sabar ya om
MomyWa
makan tuh ego
MomyWa
nah, ini baru suamik. ga kayak cerita lain saat istri diserang keluarga hanya diam aja
MomyWa
soalnya mama yg jodohin mereka, bilang gitu ma..biar meisya paham
MomyWa
nah, lawan dong. jangan mewek aja
MomyWa
gemes euy sama meisya
MomyWa
emang kenapa gitu ya?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!