NovelToon NovelToon
Tuhan Kita Tak Merestui

Tuhan Kita Tak Merestui

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Spiritual / Cinta Terlarang / Keluarga / Cinta Murni / Trauma masa lalu
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: YoshuaSatrio

Pertemuan antara Yohanes dan Silla, seorang gadis muslimah yang taat membawa keduanya pada pertemanan berbeda keyakinan.

Namun, dibalik pertemanan itu, Yohanes yakin Tuhan telah membuat satu tujuan indah. Perkenalannya dengan Sila, membawa sebuah pandangan baru terhadap hidupnya.

Bisakah pertemanan itu bertahan tanpa ada perasaan lain yang mengikuti? Akankah perbedaan keyakinan itu membuat mereka terpesona dengan keindahan perbedaan yang ada?

Tulisan bersifat hiburan universal ya, MOHON BIJAK saat membacanya✌️. Jika ada kesamaan nama tokoh, peristiwa, dan beberapa annu merupakan ketidaksengajaan yang dianggap sengaja🥴✌️.
Semoga Semua Berbahagia.
---YoshuaSatio---

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

"Sepuluh"

Pagi yang normal bagi Yohan, semua berjalan santai seperti biasanya. Dibalik meja kerjanya, ia menghidupkan beberapa layar komputer untuk menunjang pekerjaannya.

Tak lama kemudian, ponsel yang ia khususkan berisi nama-nama orang yang berhubungan dengan pekerjaan, berdering.

“Halo, selamat pagi.” Pembuka salam yang terdengar sopan dan sangat hangat.

“Pagi, Pak Yohan … ini Siti, adm dari cabang J.”

“Hm … ya Mbak Siti?”

“Anu Pak … saya mau kirim surel, tolong diperiksa ya, Pak.”

“Tentang apa?”

“Proposal Pak … kami mengajukan penggantian uang cuti jadi piknik bersama, sekaligus pengajuan seragam, Pak.”

“Seragam? Sejak kapan perusahaan meminta karyawan memakai seragam, kecuali OB?”

“Cuma seragam buat pikniknya itu, Pak.”

Yohan menyandarkan punggungnya lalu terkekeh kecil. “Kalian ini kayak anak TK aja, takut ilang?”

“Tolong ya Pak, periksa proposal itu pokoknya, sekaligus bantu di ACC.”

“Ya, lihat saja nanti ya Mbak ….”

“Siti! ADM cabang kota J. Pak Yohan kapan ya bisa hafal sama semua staf?”

“Jangan meledek, saya bukannya pelupa, cuma malas mengingat.”

“Hahaha … ya sudah Pak terima kasih bantuannya, selamat kembali bekerja.”

“Oke, sama-sama mbak Siti.”

Panggilan pun berakhir. Yohan kembali pada pekerjaan utamanya terlebih dahulu. Ia memeriksa beberapa bagan dan grafik di layar besar di mejanya. Sesekali dahinya mengernyit, sesekali dipijatnya, tak jarang ia akan mendesahkan napas panjang untuk mengusir kebosanan.

Setelah selesai memeriksa beberapa hal pokok, Yohan memeriksa surel yang dibicarakan salah satu staf dari cabang kota lain itu.

“Ada-ada saja, piknik kok pada milih pakai kaos samaan,” gumamnya namun tetap memproses permintaan staf itu.

Surel itu dibuatnya menjadi lembaran-lembaran kertas yang rapih, lalu ia masukkan dalam sebuah map setelah ia baca dengan seksama.

Yohan melangkah keluar dari ruangannya dengan beberapa map ditangannya, menghampiri staf yang duduk tepat di depan sisi pintu.

“Tolong panggil tim design masing-masing divisi,” perintah Yohan lalu melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Jam sebelas siapkan meeting," imbuhnya. "Sekalian siapkan makan siang, selesai meeting nanti, makan bersama di kantor saja."

“Pak Yohan yakin makan siang di kantor? Bukannya jam satu ada janji makan siang dengan pak Samto?”

“Ah, iya … siapkan kopi sama camilan saja, makan siang buat kalian saja, nanti.”

Di saat yang sama, ponsel pribadinya bergetar, sebuah panggilan masuk. “Om Erwinsyah?” Batinnya.

Yohan berjalan menepi ke tangga darurat untuk menerima telepon itu.

“Yohan?” sapa dari seberang mendahului mulut Yohan yang baru saja menganga.

“Ah … ada apa Om?”

“Pulang ngantor jam berapa? Lama kita nggak ngopi bareng.”

“Biasa Om, mungkin setengah empat.”

“Good, nanti om sharelok ya.”

“Oke, Om.”

Selesai panggilan berakhir, Yohan menuju ke ruang direksi untuk menyampaikan beberapa hal mengenai pekerjaan.

Yohan selalu menikmati pekerjaannya, meski semua tidak bisa dikatakan pekerjaan yang sederhana, namun ke-profesional-an nya serta nasib baik yang selalu menyertainya membuat ia selalu berhasil dengan semua rencana dan program kerja yang diminta atasan padanya. Tentu semua itu juga berkat kerja sama dan kesetiaan staf-staf terpilih yang ia percaya dan selalu hadir membantu setiap pekerjaannya.

“Pastikan ekspor kali ini tidak meleset, Pak Yohan. Pastikan juga kerjasama bisa tetap berjalan dengan baik dan saling menguntungkan!” Pesan sang Direktur setelah Yohan selesai dengan beberapa laporannya.

“Siap, Pak!” sahut tegas Yohan lalu membungkuk undur diri.

“Ke pantry dulu lah, masih ada waktu sebelum meeting,” gumamnya setelah keluar dari ruangan direksi.

Pantry adalah salah satu tempat favorit Yohan, tak ada alasan khusus, yang jelas karena di pantry tersedia camilan yang pasti bisa membuatnya betah duduk disana sambil mengobrol santai dengan beberapa pegawai pantry, lumayan bisa sejenak mengambil nafas sebelum akhirnya kembali berkutat dengan pekerjaannya.

.

.

.

Tepat jam sebelas siang, Yohan membuka pintu ruang meeting. “Selamat siang semua!” sapa sewajarnya.

Dan tentunya selalu dijawab kompak oleh staf-staf terpilihnya. “Siang juga, Pak!”

“Oke, kita mulai saja, sesuai dengan yang sudah dijelaskan dalam draf yang sudah dibagikan Bu Tara, saya sengaja mengumpulkan tim design untuk membantu pekerjaan kecil ini. Sesuai prediksi tujuan produk dibuat sekaligus untuk kepentingan promosi produk baru cabang J yang akan kami luncurkan bulan depan.”

Yohan membuka meeting tanpa penegasan khusus, suasana tetap berjalan santai dan semua terdiam fokus mendengarkan.

“Saya mau masing-masing tim mengajukan design terbaik, yang terpilih nanti akan saya bawa ke dalam tim khusus, yang akan kita bentuk untuk mengawal projek tambahan ini,” imbuh Yohan.

“Jika untuk promosi produk cabang J, kenapa seragam seperti ini dibuat di sini, Pak?” seorang staf design dari divisi marketing mengajukan pertanyaan.

Yohan menghela napas dengan tatapan sedikit lelah. “Saya rasa alasan itu sudah terlampir di halaman awal, mungkin di halaman dua atau tiga.”

“Cabang Jogja sedang mengerjakan projek besar untuk produk yang akan diluncurkan dalam waktu dekat, selain itu karena dua minggu ini Pak Yohan akan bertugas disini, jadi pengawasan produksi bisa beliau pantau langsung disini.” Bu Tara yang berstatus sebagai assisten Yohan membantu pengarahan.

“Sebentar, saya ada panggilan, kalian pelajari lagi draft yang sudah diberikan itu sebagai acuan,” pamit Yohan.

Setelah Yohan keluar dari ruangan itu, seorang staf mulai berbisik dengan maksud mengingatkan staf lainnya. “Sebagai informasi saja, lebih baik pelajari dulu materi dengan seksama, bekerja dengan Pak Yohan itu kalau banyak bertanya, bakal disikat dan langsung masuk ke daftar merahnya.”

“Hah? Aku sama sekali belum pernah masuk dalam timnya, se-mengerikan itukah dia?”

“Bukan mengerikan, tapi dia lebih suka bekerja dengan kepala tanpa banyak bertanya. Talk less do more!”

“Hmm … betul, dia nggak sulit kok, asal kita tahu posisi dan kerjaan kita saja.” Tara pun menimpali.

.

.

.

Sementara itu di tempat lain, Silla tengah rapat bersama Pamannya yang tak lain adalah pemilik konveksi, serta beberapa stafnya.

“Kali ini kita kalah tender, Minggu ini penjualan menurun hampir empat puluh persen ….” Pria paruh baya itu menghela napas pendek lalu melanjutkan. “Bagaimana dengan penjualan onlinenya Silla?”

“Stabil sih, Om … ini lampirannya.” Silla menyerahkan beberapa lembar kertas berisi laporan penjualannya.

“Stok bahan jadi polosan di gudang juga belum keluar banyak, Pak.” Salah satu staf lain juga menyerahkan laporan stok barang.

Pak Abdi kembali menghela napas, ia membaca satu per satu catatan itu dengan cermat, bahkan hingga lembar terakhir, ia terus mengernyitkan dahi, tengah berpikir bagaimana mencari jalan keluar untuk kelancaran usaha yang memang masih terbilang baru digelutinya, mungkin sekitar satu tahun.

...****************...

To be continue...

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
lain kali hati" ya Silla 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
berarti Yohan laper 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
emang biasanya begitu wajahnya,datar 😐
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
karena seblak makanan favorit Silla 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
buat yg spesial ya 🤭🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Ayo semangat Silla 💪🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
sabar Silla 🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
mereka terpesona 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Waduh Silla,pagi" udah mengkhayal 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
masa ditawarin seblak buat sarapan 🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
ga usah kasih alasan tapi bicaralah jujur Silla 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
mimpi gara" si Amat 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
Dasar Silla 🤣🤣🤣
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
muka.u???
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
sodaranya kali tuh 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
masa Tante" 🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
bodo amat
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
berisi makanan
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!