NovelToon NovelToon
The Secret Of Possessive Man

The Secret Of Possessive Man

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta
Popularitas:968
Nilai: 5
Nama Author: Citveyy

Devan Arenra Michael adalah Laki-laki berumur 21 tahun yang menyukai sahabatnya sejak tiga tahun yang lalu. Takut ditolak yang berujung hubungan persahabatan mereka hancur, ia memilih memendamnya.

Vanya Allessia Lewis, perempuan dengan sejuta pesona, yang sedang berusaha mencari seorang pacar. Setiap ada yang dekat dengannya tidak sampai satu minggu cowok itu akan menghilang.

Vanya tidak tahu saja, dibalik pencarian dirinya mencari pacar, Devan dibalik rencana itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Citveyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 10 Gombal

Ospek kedua di lakukan di dalam kelas karena Maba akan di berikan materi oleh dua dosen yang akan memberikan penjelasan mengenai soal perkuliahan.

Vanya mencatat beberapa hal penting yang di jelaskan Dosen yang bernama prof. Muhammad Diki. Beliau ini pembawaannya sangat menarik. Umurnya memang sudah tua tapi jika sedang berbicara logatnya tak lepas seperti anak-anak muda yang sedang nongkrong.

"Mungkin gitu aja kali ya, sekian dan terima kasih Guys."

"Sama-sama Pak!" Seru semua Maba membalas ucapan Pak Diki.

"Sekarang saatnya kalian membacakan satu persatu tugas kalian. Mulai dari mm...... pojok sana," Tunjuk Maria sebagai moderator hari ini.

"Loh kak jangan saya dulu dong," Ucap yang di tunjuk.

"Gak bisa gitu dong, harus berani, gimana guys?"

"Iya!"

Laki-laki yang di tunjuk itupun berdiri dengan gugupnya. Ia berdehem sejenak untuk memulai.

"Perkenalkan nama saya Ilham jayastu Naufal."

"Mau kasi gombalnya buat siapa?" Tanya Maria.

"Buat Vanya,"

"Huuuuuu," Terdengar suara teriakan dari semuanya, baik dari senior maupun junior.

Vanya yang di sebut menatap Anis yang kini terkekeh lucu.

"Kok gue?"

"Ya gak tahu, gue kan sudah bilang banyak yang crushin lo."

"Bikin malu aja," Decaknya.

Noah dan Miko bukan menertawakan Junior itu tapi ia sedang menertawakan Devan yang sekuat tenaga menahan diri untuk tidak menerjang Junior yang berani ingin menggombal Vanya. Lihat saja bagaimana wajah Devan. Wajahnya memerah dengan tangan mengepal kuat. Derita laki-laki yang gengsinya ketinggian.

"Makanya tembak Vanya, supaya gak ada orang yang berani dekatin dia," Noah berbisik memanasi Devan yang mendelik sinis.

"Siap-siap dengarin mereka gombalin Vanya," Miko ikut memanasi Devan.

"Vanya lo itu ngangenin. Sin cos Tangen, sini ke kos aku kangen."

"Huuuuuu!"

Terdengar teriakan menggema dan tawa dari semuanya mendengar gombalan Ilham. Sedangkan Vanya yang mendengarnya seketika merinding. Alay sekali mendengarnya.

"Dih Alay banget," Cibir Devan tanpa di duga membuat beberapa teman yang duduk tak jauh darinya menatap Devan.

"Lucu tahu Dev," Sahut Aksa salah satu anggota HMJ.

"Lucu dari mananya, alay banget," Sinisnya mengerlingkan matanya.

"Oke-oke makasih ya Ilham. Sekarang giliran lo," Tunjuk Maria tepat di depannya.

"Jangan saya kak," Cicitnya pelan.

"Loh gak bisa gitu. Ayo sekarang berdiri terus pantunnya mau di kasi sama siapa?"

"Nama saya Sandra wati kak. Pantunnya buat kak....." Sandra melirik Devan yang wajahnya terlihat datar. "Buat kak Devan."

"Ciyeeee!"

"Devan salting guys!" Pekik Miko yang langsung mendapatkan tabokan dari Devan.

"Apaansih lo!"

"Ayo sandra baca pantunnya," Suruh Maria.

"Kak Devan pintar materi kalkulus gak?" Tanya Sandra.

"Enggak!" Sinis Devan.

Sandra langsung cemberut mendapatkan balasan sinis dari Devan.

"Jangan gitu dong Dev. Gak asik ah. Sandra katanya Devan dia pintar kok. Ayo lanjutin," Maria kembali menyuruh Sandra yang terlihat mulai tak semangat.

"Pantas aja Kak Devan pintar materi kuliah Kalkulus. Tiap kali aku melihatmu saja, rasa cintaku ke kamu selalu ter-intergral."

""Ciyeee!"

Seru semuanya termasuk Vanya yang terlihat lebih semangat dari yang lainnya. Rasanya Devan ingin mencekik Vanya saat ini juga karena berani menertawakan calon suami masa depannya.

"Sudah-sudah jangan sampai Devan baper. Tapi kalau baper gak papa," Celetuk Maria membuat Devan melongos kesal.

"Canda-canda. Oke giliran......Vanya deh, banyak yang nungguin pantun lo Bdw, jadi gue pilih lo. Ayo di baca sekarang."

Vanya menelan salivanya susah payah. Karma sudah menertawakan Devan jadi beginilah jadinya sekarang. Ia menatap Anis sesaat yang memberikan anggukan semangat padanya membuat Vanya berdiri dengan gugup.

"Hai Guyss nama gue Vanya Alessia Lewis."

"Sudah tahu!" Sahut mereka dan yang terdengar lebih semangat merespon adalah kaum laki-laki.

"Gue mau kasi pantun ini buat...." Vanya berhenti sejenak menggigit bibir bawahnya.

Devan yang melihat Vanya gugup juga di serang kegugupan. Ia penasaran pantun itu di berikan buat siapa. Devan berharap pantun yang di buat oleh Vanya untuk dirinya.

"Buat kak Vegas."

"Ya....kecewa hati abang," Seru salah satu Maba di sana.

"Ehemm ehemm gimana nih Vegas Vanya kasi pantun buat lo nih."

Vegas hanya diam tidak merespon apapun. Sedangkan Vanya semakin di serang kegugupan karena Vegas yang kini menatap kearahnya. Bisa-bisa Vanya salah tingkah kalau di tatap terus seperti itu.

Vanya jangan kagatelan, oke.

"Kak Vegas itu kayak median,"

"Median kan nilai tengah, kok Vegas kayak median sih Vanya?" Tanya Maria.

"Ya, median adalah nilai tengah dari salah satu ukuran pemusatan data. Sementara kak Vegas berada di tengah-tengah hati aku. Kayak median, kan?"

"Awwww baper gue!" Maria cekikan sendiri mendengar gombalan Vanya yang kini kembali duduk dengan malu.

"Vegas ciyeeee!" Seru Maria di ikuti beberapa senior dan junior yang menyorakinya.

"Lebay," Cetus Vegas memutar bola matanya malas. Ia melirik Devan yang menunduk dalam. Pasti cowok itu cemburu. Salahnya yang tidak mau mengungkapkan perasaanya, jadi begini kan. Jangan salahkan Vegas.

Devan berdecak kecil setelah itu melongos pergi dari sana tanpa melihat siapapun kecuali pintu kelas. Ia berjalan menuju toilet dan menutupnya dengan keras. Ia terkekeh miris melihat wajahnya yang terlihat kasihan. Selalu mencari perhatian pada Vanya namun semuanya tak membuahkan hasil.

"Miris banget hidup gue."

•••

Lamia keluar dari kelas karena sejak tadi ia menunggu Devan kembali dari kelas tapi cowok itu belum balik. Ia menunggu di depan toilet laki-laki berharap Devan ada di sana.

"Lihat Devan gak?" Tanya Lamia pada laki-laki yang tidak ia ketahui namanya namun masih satu fakultas dengannya.

"Gak lihat."

"Oh iya makasih."

Lamia mencari ke toilet di lantai lain dan hasilnya tetap sama. Ia mengatur nafasnya yang ngos-ngosan karena naik turun dari tangga. Saat ia menoleh dirinya tak sengaja mendapati Devan yang juga menatapnya. Lamia mendekat dimana Devan sedang duduk kemudian menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ada apa?" Tanya Devan.

"Gu...gue cari lo kemana-mana."

"Buat apa?"

Lamia menggigit bibir bawahnya keras bingung harus membalas apa.

"Gue cuma khawatir sama lo."

Devan berdiri dari duduknya dan menarik nafas dalam-dalam.

"Gue baik-baik aja, gak usah khawatirin gue," Baru dua langkah Devan ingin pergi dari sana ia langsung memberhentikan langkahnya kemudian menoleh pada Lamia.

"Stop kirim pesan sama gue. Gue gak suka di ganggu. Jatuhnya lo caper."

"Pesan apa?"

"Lo yang selama ini kirim pesan misterius sama gue kan?"

Deg

Lamia menegang mendengar perkataan Devan. Jadi selama ini Devan tahu bahwa ia yang selama ini mengirim pesan pada cowok itu.

"Gu...gue bisa jelasin Dev," Lamia memegang tangan Devan tak ingin laki-laki itu salah paham.

Devan sesaat menatap tangan Lamia yang memegang tangannya kemudian menatap gadis itu.

"Gue sudah bilang gue gak suka cewek caper," Devan tidak menghempaskan tangan Lamia seperti adegan-adegan Film yang ada di televisi. Ia menurunkan tangan Lamia dengan lembut karena tak mau kasar pada perempuan.

Devan pergi dari sana. Devan bukan tak tahu kalau selama ini Lamia menyukainya. Walau teman angkatan dan seniornya selalu menyindir-nyindirnya, jauh sebelum itu Devan sudah tahu semuanya. Devan hanya tak mau merespon karena tak mau Lamia berharap padanya.

•••

Vanya berdecak karena Devan tak kembali ke kelas. Sepertinya laki-laki itu sedang merokok sehingga ia di luar. Ia mendengus karena ia ingin mengambil sesuatu di mobil Devan.

Vanya izin keluar mencari cowok itu. Banyak yang menyapanya dan Vanya hanya tersenyum sekilas.

Vanya berdecak kecil karena mendengar suara Devan. Vanya berjalan lebih cepat menuruni tangga tapi langkahnya berhenti saat melihat silau Devan dan seorang gadis yang Vanya yakini adalah seniornya sedang berpegangan tangan di bawah.

"Devan lagi dekat sama perempuan atau dia pacarnya ? Kok gak ngomong sama gue?"

"Jahat banget gak ngomong sama gue."

Vanya memutuskan tak ingin mengambil barangnya karena terlanjur kesal pada Devan. Ia menaiki tangga dengan wajah masam dan masuk kekelas dengan wajah yang sama.

"Lo kenapa?" Tanya Anis.

"Gak papa."

Sesaat setelah Vanya kembali Devan baru muncul. Ada yang aneh, saat Devan bersitatap dengan Vanya perempuan itu langsung membuang muka. Tak biasanya Vanya seperti itu. Biasanya saat bertemu pandang Vanya pasti meledeknya dengan meleletkan lidahnya. Tapi sekarang tidak.

"Dari mana lo?"

Ia mengeluarkan hpnya cepat-cepat menghiraukan pertanyaan dari kedua sahabatnya.

^^^Mocan🐒^^^

^^^Nyet ^^^

^^^Oi^^^

1 menit.

2 menit

3 menit

Sampai seterusnya Vanya belum membalas chatnya padahal posisinya sekarang Maba diizinkan istirahat 5 menit supaya tidak capek duduk.

^^^Mocan🐒^^^

^^^Kenapa gak balas chat gue? ^^^

Hanya centang dua dan tidak di balas sama sekali. Padahal sekarang Vanya main hp tapi kenapa gadis itu tak membalas chatnya.

^^^Mocan🐒^^^

^^^Lo kenapa sih anjir? ^^^

^^^Read^^^

What the fuck.

Gila, Chatnya hanya di baca. Benar-benar minta di nikahin perempuan itu. Perasaan tadi baik-baik saja. Devan bahkan tak merasa punya salah pada gadis itu.

^^^Monyet🐒^^^

^^^Kalau lo gak balas chat gue.......^^^

^^^Gue gak mau ngantar lo^^^

^^^Read^^^

Anjing, memang minta di nikahin tuh cewek. Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba mendiaminya seperti ini. Tolonglah Devan bukan peramal yang bisa mengetahui segala yang di inginkan perempuan itu. Tolong siapapun beritahukan pada Devan apa kesalahannya.

"Cewek kalau tiba-tiba ngambek itu tandanya kenapa?"

"Ya lo buat salah lah," Jawab Miko cepat

"Tapi gue tanya gak di jawab."

"Makanya tanyain dia ngambek gara-gara apa."

"Oke gue tanyain, makasih Miko."

"Lah-lah tuh anak mau ngapain?" Panik Noah. "Lo ngomong apa sama dia anjir."

"Dia nanya cewek kalau tiba-tiba ngambek itu tandanya apa. Jadi gue jawab lo buat salah dan gue bilang tanyain langsung sama ceweknya dia kenapa. Gitu, langsung tiba-tiba pergi."

"Anjir Miko!" Gemas Noah dengan suara tertahan.

Devan tiba-tiba berjalan mendekat pada Vanya membuat seisi kelas menatap mereka.

"Gue buat salah? Kenapa chat gue gak di balas?"

1
Istiy Ana
Perempuan tuh butuh kepastian Dev, lebih baik nyatakan ke Vanya apapun yg terjadi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!