dari aplikasi salah satu dating ku install di ponsel ku, untuk mengisi waktu gabut ku dan juga aku baru saja kehilangan pekerjaan ku, karena seseorang yang ku anggap baik ternyata dia lah yang membuat ku kehilangan pekerjaan ku, lalu aku juga menulis novel, ketika menggunakan aplikasi dating itu aku mengenal pria yang membuat ku nyaman untuk mengirim pesan singkat, dia selalu menyempatkan waktu untuk merespon pesan dari ku melalui ponsel kita masing masing, dan dari awal aku hanya iseng mengenal pria tersebut dan karena dia lebih matang usianya dari ku, yang selalu ku panggil suhu yang sudah ku anggap seperti seorang kakak, semua keluh kesah ku selalu ku curahkan kepada dia, dan aku semakin merasa nyaman mengenal dengan pria yang ku kenal secara online, dan tidak tahu perasaan itu tumbuh begitu saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afifah Dewi Masithoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Livy di kerjain
pintu lift terbuka lebar dan pria itu pun masuk, karena lift khusus CEO dan para eksekutif yang lain sedang dalam perbaikan, sehingga dia pun terpaksa ikut masuk ke lift staf karyawan.
Tuan Ezra masuk ke dalam lift dan para staf menunduk hormat melihat kedatangan CEO mereka, begitu pun dengan Livy dia menunduk hormat kepada dirinya.
"pagi pak" ucap Livy sebagai mewakili mereka, dan dia mengangguk sebagai jawaban sapaan dari Livy dan pintu lift tertutup dengan baik, dan dia tidak lupa menekan tombol lantai dimana letak ruangan miliknya.
beberapa karyawan telah sampai di lantainya dan begitu pun dengan kedua teman temannya, kini tinggal Ezra dan Livy di dalam lift dan Livy segera menekan tombol agar pintu segera tertutup, dia ingin keluar mengikuti langkah kaki Franny maupun Dyani, akan tetapi dia tahu jika disana bukan lantai ruangan nya, dan dia mengurungkan niat nya dan tetap berada di dalam lift hingga sampai di lantai dimana letak ruangan nya.
"ikut ke ruangan saya" ucap Ezra ketika pintu lift akan terbuka karena sudah sampai di lantai tujuan nya, dia merasa sedikit mendapatkan oasis angin segar karena merasa tidak nyaman jika berada di dekat pria itu, yang tak lain pimpinan nya dan Livy juga merasa aura dingin di dekat pria itu dan dia merasa takut jika melakukan kesalahan tanpa dia sadari.
"baik pak" balas singkat dan tidak tahu harus mengatakan apa, yang ada dalam benak nya dia ingin segera kembali ke ruangannya segera mungkin, karena dia bertemu dengan pria itu di tempat club' yang membuatnya merasa tidak nyaman, mereka berdua hingga sampai di ruangan nya dan pria itu pun duduk di kursi, lalu membuka laptop dan melihat ponsel miliknya yang tak lama senyuman berkembang di wajahnya, membuatnya semakin terlihat tampan.
senyuman yang membuat para karyawan wanita mengagumi ketampanan nya, tetapi tidak berlaku bagi dirinya dan untuk ketampanan nya dianggap biasa saja, dia hanya merasa kesal karena melupakan dirinya.
"apakah aku di hukum karena selalu menyapa tuan bos meski di club atau apalah alasannya, jika tidak ada kepentingan apapun biarkan aku kembali, dan jika ada yang perlu ku kerjakan maka segera izinkan aku duduk, emang nya kita lagi latihan paskibra atau bagaimana ini" gumam Livy yang mengutuk pria itu hanya dalam hati, karena dia tidak ada keberanian untuk memaki atau menyindir pria yang duduk di kursi tepat di hadapan nya, tanpa menyadari adanya dirinya disana dan tak lama dia melihat dirinya.
"kenapa kamu dari tadi berdiri apa tidak capek" ucap Ezra tanpa merasa bersalah dengan perkataan yang dia ucapkan untuk dirinya, dan dia pun menurutinya lalu duduk di kursi tepat di sana.
"saya hampir saja lupa" ucap nya berhenti sejenak karena dia mendapatkan notifikasi dari seseorang yang membuat nya tersenyum.
"apa apa ini, kenapa kini suasananya menjadi seperti ini, ingin sekali ku lakban tuh mulut lalu ku ikat ku masukin ke karung lalu ku buang ke laut sana" gumam Livy geram sangat geram tetapi tetap berusaha untuk tersenyum, meski di dalam hati nya sudah komat kamit membaca mantra untuk memaki pria di hadapannya, yang masih fokus ke layar ponsel milik nya.
"ini sebentar masih ada pesan dari istri saya dan ini saya harus telvon dia sebentar" ucap Ezra dengan entengnya di hadapan nya, yang kini harus menunggu pria itu yang sekarang masih di mabuk asmara dengan istri kesayangan nya.
"jika seperti ini mending dari tadi aku ke ruangan jika butuh tinggal telvon, kenapa orang jenius membuat penemuan sebuah telvon , kenapa sekarang orang orang menggunakan smartphone untuk berkomunikasi" gumam Livy dalam hati yang merasa sangat kesal jika harus melihat pria itu menyia-nyiakan waktu nya, meski dia tetap di gaji akan tetapi pekerjaan nya bertumpuk jika tidak di selesaikan segera mungkin, kini dia harus melihat pria itu masih fokus dengan layar ponselnya.
"ini berapa lama lagi" gumam nya lagi karena dirinya sudah berdiri 15 menit 10 detik, dan kini duduk memakan waktu 30 menit 22 detik, dan jika di gabung menjadi 45 menit 32 detik waktu nya terbuang sia-sia, bagi karyawan lain itu hal yang sangat berharga untuk tetap bersama di ruangan tersebut dan hanya berdua, tetapi tidak untuk Livy dia merasa sudah bosan, meski hanya 5 menit dia sudah merasa bosan berada di ruangan yang sama dengan pria itu, bukan karena merasa cemburu akan tetapi dia sangat menghargai waktu.
"pak" ucapnya terpotong dan pria itu menjelaskan tentang tujuan dia di panggil dan dia mencatat segala sesuatu nya di ponsel milik nya.
"baik pak saya permisi" ucap Livy yang tersenyum se cerah matahari, meski hatinya sedang panas berusaha sabar menghadapi pria yang berada di hadapannya, dan Livy pun keluar dari ruangan tersebut lalu segera kembali ke ruangan nya.
"sebentar bukan kah ini isi nya sama dengan yang ini" ucap Livy yang melihat note di dalam ponsel nya, jika memiliki catatan yang sama persis lalu membaca ulang dan membandingkan, dan dia berfikir jika dia mencatat yang sudah di a catat yang sebelumnya, kini dia harus mencatat dengan note yang sama, kini dia berjingkrak di dalam lift merasa sangat kesal dan mengumpat di dalam lift, tanpa dia sadari seseorang tertawa karena tahu jika saat ini ada seseorang yang merasa kesal dengan tingkahnya.
"dia sangat polos sekali" gumam nya sambil tertawa dan dari tadi dia hanya tersenyum diam diam memperhatikan wanita di hadapan nya, yang seperti sedang mengumpat lebih tepatnya memang lagi bersumpah hal yang buruk untuk dirinya.
"apa yang ingin kau katakan" ucap Ezra dan Livy menyangkalnya karena jika dia jawab iya, maka yang jelas dia ingin duduk jika memang ada hal yang penting, dan jika tidak ada dia ingin kembali ke ruangan nya hingga waktu yang tertentu, akhirnya dia membuka suara meski hal itu sangat lah sia sia bagi dirinya.
"lucu" gumam nya lagi lalu dia membuka laptop nya lalu membuka berkas yang di kirim oleh karyawan nya, dan tadi dia mengirim pesan singkat kepada istrinya setelah itu dia hanya membaca novel yang lucu, sehingga membuatnya tersenyum lalu tertawa dan Livy mengira jika dia sedang mengirim pesan chat ke istrinya ,dia juga tahu jika wanita itu sedang menahan kesal ,akan tetapi karena dirinya hanya seorang pegawai biasa tidak bisa meluapkan uneg-uneg nya dan hanya menerima dengan lapang dada.