NovelToon NovelToon
Cinta Orang Kantoran : Part Satu

Cinta Orang Kantoran : Part Satu

Status: tamat
Genre:Romantis / Duda / CEO / Janda / Kehidupan di Kantor / Office Romance / Tamat
Popularitas:581k
Nilai: 4.9
Nama Author: Septira Wihartanti

Aku belum pernah bertemu atau pun berbicara dengan Komisaris di kantorku. Sampai kami bertemu di Pengadilan Agama, dengan posisi sedang mengurus perceraian masing-masing.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Naik Motor

Setelah sarapan bersama, hari-hariku dipenuhi dengan pekerjaan.

Teman-teman ‘sialan’ ku menumpuk berbagai file untuk mengerjaiku karena aku jadi dekat dengan Pak Felix. Apalagi saat aku bilang kalau besok aku cuti mendadak, makin sebal lah mereka padaku. Ya tapi sebenarnya aku tahu kalau mereka memaklumi keadaanku. Aku memang butuh istirahat setelah melalui hari-hari yang dramatis.

Mereka memang menumpuk pekerjaan di mejaku, tapi mereka juga memberiku banyak camilan untuk teman mengetikku. Mungkin itu cara mereka memberiku semangat.

Bahkan Pak Dimas saja sampai tidak pikir panjang menyetujui surat pengajuan cutiku. Padahal besok ia akan direpotkan dengan ketidakhadiranku, sudah gitu nasabah yang besok akad kredit itu adalah prospekku, akan dicatat atas namaku.

“Kamu yakin hanya ambil cuti sehari? Kamu nggak pernah ambil cuti loh selama kerja di sini. Saya saja jatah cutinya malah nombok,” begitu katanya.

“Dengan senang hati saya berikan jatah cuti saya untuk bapak kalau bisa Pak, hehe. Tapi saya memang butuh disibukkan dengan pekerjaan untuk mengalihkan perhatian sih Pak,” kataku.

“Masalah mantan suami kamu bagaimana? Sudah beres?”

“Dalam proses penuntutan Pak,”

“Bagus, biar efek jera. Udah parah itu kondisinya. Kalau kamu mau pinjam softloan untuk cicilan rumah, kami upayakan ada keringanan bunga deh,”

Aku jelas tertarik dengan hal itu.

“Saya akan mempertimbangkannya ya Pak,” sahutku bersemangat. “Saya memang dari dulu  ingin memiliki rumah sendiri atas nama saya,”

Siangnya, kulihat Pak Felix menunggu di depan lift sambil menunduk fokus ke ponselnya. Mungkin dia mau pulang, karena hari ini kan bukan jadwalnya ke kantor. Jadi untuk apa dia berlama-lama di sini.

Sesaat kemudian, ponselku bergetar. Sebuah pesan singkat masuk. Dari Pak Felix.

Aku ternganga.

Jadi dia menunduk mengutak-atik ponselnya itu karena sedang mengirimiku text? Kulihat ke arah lift, sosoknya sudah tak ada di koridor.

Aku membaca isi pesannya,

“Kamu tahu kalau telat makan siang, glukosa darah akan menurun sehingga tubuh tidak akan berfungsi 100% sehingga kamu akan sulit konsentrasi dan jadi mudah marah?”

Begitu isi pesannya.

Aku terkekeh merasa geli.

Bilang saja ‘jangan telat maksi’ kenapa sih harus pakai menjabarkan informasi sedetail ini?

Lagi pula apa pentingnya dia mengirimiku text receh? Kami bukan pasangan, jadi hal yang di luar perkiraan dia akan cari perhatian lewat pesan khas pacaran seperti ini.

“Baik Pak, terima kasih pengingatnya. Tenang saja, saya terbiasa berpuasa,” begitu balasku.

Tak sampai semenit muncul balasan.

“Tapi kamu hari ini tidak puasa, beda kalau pakai Nawaetu. Saya sudah pesankan makan siang, habisin ya. Nggak usah bagi-bagi ke temen kamu.”

Tak terasa aku cengar-cengir sendiri saat membaca pesannya. Sampai-sampai temanku melemparku dengan bungkus coklat.

“Pacaran moloooo,” tegurnya sebal.

“Sirik aja lu, lagi jadi single hepi nih gue,” ujarku sambil balik badan.

Dan saat makan siang dari beliau datang. Teman-temanku mengerjaiku lagi. Mereka meletakkan bekal makan siang mereka di mejaku, sebagai gantinya mereka bawa makan siang dari Pak Felix ke meja lain dan mereka nikmati ramai-ramai.

Luar biasa tingkahnya.

Yah, tapi sebenarnya mereka teman-teman yang baik sih.

Aku akhirnya maksi pakai bekal teman-temanku. Heran deh... masakannya kok bisa ya enak-enak begini.

**

Malamnya saat aku tiba di kosan, kejadian tak terduga muncul lagi. Pak Felix kembali mengirimiku pesan singkat.

“Sudah di kosan?” tanyanya.

“Baru sampai Pak,”

“Ngapain aja sampai malam di kantor?”

“Ya kerja lah Pak, demi bisa bayar deviden Pak Felix,”

“Itu kan tugas Dimas, bukan kamu,”

“Serius amat sih Pak, saya besok cuti jadi saya persiapkan semua biar pjs saya nggak bingung,”

“Sudah makan belum?”

“Sudah Pak,”

“Bohong,”

“Makan angin,” balasku.

“Tuh kan. Saya sudah pesankan makan malam ya, habisin. Yang siang tadi habis nggak?”

Aku memiringkan kepalaku. Mau balas apa ya? Kan kotakan-nya disambar teman-temanku.  Tapi aku sempat mendengar merek abilang ‘kurang woy deliverynya, laen kali prasmanan dong! Pacar lo konglomerat masa makannya nasi kotak!’.

Jadi kubalas saja “Malah kurang Pak,”

“Porsi makan kamu besar juga ya, itu steak 400 gram loh,”

Duuuuh! Menyesal aku kenapa kurelakan ke teman-temanku! Tapi tunggu, aku kan tak tahu isi kotaknya. Siapa tahu Pak Felix hanya menjebakku. Memastikan kalau aku memakan semuanya.

Jadi kukirim pesan ke temanku, bertanya : “Tadi makan siang yang dikasih Pak Felix isinya apa?”

Untung saja temanku balasnya cepat, “Nasi goreng chinesse pakai sawi cah daging sapi. Enak gila cuy! Emang beda kalo dibikin sama chef dibandingkan abang-abang capcay pinggir jalan!”

Gila, hampir saja aku terjebak.

Jadi kukirim pesan ke Pak Felix, “Jadi besok kita makan steak ya? Saya ditraktir kan nih ya? Horeee!”

Berharap dia merespon baik.

Dan muncul balasan dari beliau, “Jangan tidur terlalu malam, besok saya jemput pagi-pagi,”

**

Aku beneran dijemput.

Pakai motor matic.

Dia di depan gerbang kosanku, pakai helm vintage, pakai jeans dan sepatu kets. Kemeja kotak-kotak. Gaya santai ala anak muda.

“Tebak ini motor siapa?” Pak Felix menyeringai padaku sambil menepuk-nepuk kursi belakang.

Aku membaca plat motornya, dari tanggalnya sih kelihatan taat bayar pajak. Lalu kuamati jenis motornya. Piaggio. Tetap saja motor mahal walaupun matic.

“Pak Dimas,” tebakku.

“Lah kok kamu tahu?!”

“Tipikal dia banget Pak, santai nggak macem-macem tapi tetap berkelas,”

Ia mencebik padaku, “Segitunya kamu mengamati Dimas,”

“Nggak usah cemburu Pak, saya nebak Pak Dimas karena dia satu-satunya orang yang bisa temenan sama Pak Felix, hehe,” aku terkekeh.

“Hmm...” gumamnya tak jelas. Aku tidak mendengarnya karena langsung mengenakan helmku dan duduk di belakang.

“Saya pegangan pinggang ya, Pak,” kataku lugas meminta izin. Semalaman aku sudah berencana melakukan hal ini. Sesuatu yang tidak pernah kualami dengan Tommy.

“Tas kamu di tengah,” katanya mengingatkanku, lalu dia menekan electric starter sembari menarik tuas rem untuk menyalakannya motornya.

**

Sepanjang perjalanan menelusuri Kota Jakarta di hari Jumat aku mengamati banyak hal dengan berbeda. Terasa lebih bebas saja.

Aku suka angin pagi yang menerpa kulit dan rambutku. Udara Jakarta yang apek dan kebisingan lalu lintas, membuatku merasa lebih hidup.

Kekurangan naik motor adalah kami tidak bisa mengobrol banyak. Tapi tampaknya dia juga sedang fokus menyetir karena tidak terbiasa menggunakan motor.

Kami tiba di sebuah pusat perbelanjaan milik Garnet Grup, Mall terbesar di Jakarta. Di kala pertokoan lain kolaps karena pandemi, bangunan ini masih saja berdiri megah. Berbagai tenant dari yang harga satu produknya seribuan sampai yang miliaran, dijual di sini. Luas Mall itu sekitar 2 hektar dan menjulang ke atas sebanyak 8 lantai. Dengan lantai teratas digunakan untuk produk-produk eksklusif. Pengunjung yang ke lantai atas harus memasuki penjagaan ketat, berbeda dengan lantai bawah yang screeningnya standart.

Dan ia membawaku ke lantai atas, “Pilih saja yang kamu suka,”

1
sukensri hardiati
ngulang baca ah....
Risma Wati
bagus ceritanya..to the point,ga banyak drama.,sukaaaa
Reni Novitasary
so sweet
Nining Chili
😁😁😁
Ena Ariani
kerenn
Febi Chan😍
aq baca lagi di bulan Mei 2025
sesuka itu aq pada karyamu thor
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
wkwk bu cin mikir apaan sih 🤭
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
buset dah mokondo pedofil pula
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
njirr beda ye perlakuan cowok mateng ama abg tanpa babinu langsung hap
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
sekali" merakyat pak
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
dunia kerja keras say, diatas difitnah dibawah di injek, yang tau kerja keras kita cuma diri sendiri
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
goblok tom, si Rani juga gendeng banget dikibulin mau aja gusti 🤦🏼‍♀️
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
lah malah main ancem"an belom tau kebenarannya kek gitu
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
wow gini cara mainnya kek, pak artha ye di lepas semua dulu kalau kelilit tinggal di ambil lagi 🤭
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
udah mokondo selingkuh pula, emang anjing tu cowok 👊🏻
@yu£€$ta®i
👍👍👏👏♥️
S𝟎𝖋𝖎𝖆 𝖇𝖆𝖌𝖆𝖘𝖜𝖎𝖗𝖞𝖆
"Sebentar lagi , tolong sabar."

cuma 4 kata tapi paham kan maksudnya apa/Facepalm//Facepalm/

cari novel dengan gaya penulisan seperti ini yg susah, makanya sambil nunggu update novel terbaru aku baca ulang novel yg dah tamat.
S𝟎𝖋𝖎𝖆 𝖇𝖆𝖌𝖆𝖘𝖜𝖎𝖗𝖞𝖆
perempuan itu harus menghasilkan.

aku terlalu dimanjakan , gk kerja , mau belanja di kang sayur tinggal teriak dari luar rumah " mas habis segini , bayarin ya.." belanja kebutuhan pokok , beli skincare, aku yg ambil dia yg bayarin. gk pernah ngerti harga beras berapa sampai harga gincu aku gk tau.. suami yg bayarin.
aku gk takut dia selingkuh tapi aku takut dia gk ada di bumi untuk selama lamanya.. telat aku mau mandiri , suami yg ambil alih sini aku aja.
definisi UJIAN yang mengENAKkan
S𝟎𝖋𝖎𝖆 𝖇𝖆𝖌𝖆𝖘𝖜𝖎𝖗𝖞𝖆
keren Cintya jawab nya

Tommy : kamu bekerja juga atas ridho dariku
Cintya : ya karena klo aku gk kerja kamu yg mati

Tommy udah mokondo , toxic, manipulatif pula
S𝟎𝖋𝖎𝖆 𝖇𝖆𝖌𝖆𝖘𝖜𝖎𝖗𝖞𝖆
ngulang lagi aku baca yg ini☝️☝️

novel ini dibuat tahun 2023, tahun 2025 ada kasus yg mirip banget , kasus perselingkuhan suami dilan janiar.
wes mokondo(modal Ko**ol doangl) gak kerja, ngikut istri kerja minta digaji , digugat cerai karena ketahuan selingkuh , malah minta harta Gono gini. kevarat bener lakik nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!