The Random Zodiak

Tiba-tiba muncul ide di kepala Putra. "Sepertinya gue ada cara temuin kak Ayako!"

"Cara apa?" tanya Brandon yang penasaran dengan ide sang adik.

"Kita, ke dukun aja gimana kak? Kan cara yang pakai logika sudah, kita coba cara lain lah!" Usul Putra.

"Siapa tahu, kak Ayako di culik demit kak. Karena kalau dia meninggal, jasad nya, harus ada kan? La, ini kan ngga ada?"

"Gue ngga percaya takhayul. Sudah, jangan berpikiran yang engga-engga,"

"Tapi bisa jadi lo kak," Putra tetap kekeh dengan pendapat nya untuk meyakinkan sang kakak.

"Ah, sudahlah, sana berangkat! Kuliah yang bener." Perintah Brandon.

"Belum sarapan kak, gue makan dulu biar kuat,"

"Kuat?" tanya Brandon.

"Iya, kuat. Kuat dalam menghadapi kenyataan."

"Belum seberapa berat kenyataan yang lo hadapi. Mumpung lo masih muda, nikmati hari-hari lo!"

"Pasti kak."

Kakak adik yang sama-sama memiliki zodiak scorpio itu pun sarapan bersama.

***

Alisya sedang melihat dirinya di pantulan cermin. "Nah, udah. Pas, cantik banget sih gue," ucapnya setelah mengoles kan lipstik berwarna pink di bibir tipis nya.

Setalah di rasa semua sempurna, ia bergegas untuk pergi ke kampus.

"Al, kamu mau papa antar ngga?" tanya sang papa saat melihat Alisya yang terlihat buru-buru meminum susu nya.

"Ah, alhamdulillah. Ngga usah pa," tolak Alisya.

" Di jemput Putra lagi ya?"

"Lagi? Baru saja dia sekali jemput Alisya, itu pun karena kita ada acara kampus pa." Jawab Alisya.

"Kirain di jemput dia. Pacar kok ngga peka gitu,"

"Dia itu bukan pacar Alisya, pa. Kita kan teman."

"Opo, iyo?" tanya papa Alisya yang tidak percaya dengan penuturan sang anak.

"Yasudah kalau ngga percaya, udah ah. Berangkat dulu, ya pa, ma!" pamit Alisya pada kedua orang tuanya.

"Iya, hati-hati nak!" Seru sang mama.

"Teman apa, kok aku ragu. Lagian mana ada yang mau nya sebatas teman saja. Anakku saja cantik gitu, pasti minta nya lebih dari sekedar teman," ucap papa Alisya yang membanggakan anak gadis nya.

"Tentu saja cantik, siapa dulu mama nya."

"Iya dong, istri siapa dulu,"

"Istrinya Suga pa."

"Suga, siapa?"

"Itu, member boy band asal Korea yang terkenal itu lo," jawab mama Alisya lalu menunjukkan foto Suga dari ponsel nya.

"Elah, dialah..." Papa Alisya menepuk jidat saat tahu wajah Suga.

Sementara mama Alisya masih cuek sambil memakan roti panggang dengan selai strawberry kesukaan nya.

Di taman kampus berkumpul beberapa pemuda. Ada yang saling mengobrol ada juga yang sibuk dengan benda pipih nya karena asyik berselancar di media sosial nya. Sementara itu ada satu pemuda yang diam dan terlihat kebingungan.

"Eh, Putra lo kenapa? Gue perhatiin dari tadi melamun aja." Ujar Andra.

Iya, pemuda itu adalah Putra. Ia bingung dengan apa yang menimpa kakak sepupu nya.

"Lo, ada masalah ya, bro?" tanya seorang pemuda lagi, bernama William.

"Bukan gue, tapi kakak sepupu gue." Jawab Putra.

"Ada masalah apa? Apa serius banget sampai lo melamun kayak gitu." Andra merasa heran dan juga penasaran dengan masalah yang di alami kakak sepupu Putra. Karena tidak biasanya pemuda itu terlihat gusar seperti hari ini.

"Ceritanya panjang, bro. Gue aja bingung harus mulai dari mana."

"Panjang mana sama jalan kenangan lo dan mantan? Pakai pusing segala, tuh tiang nganggur pegang biar ngga pusing!" Perintah Andra.

Putra menghela napas panjang lalu ia menceritakan masalah yang di alami kakak sepupu nya, dan tak ada yang terlewat sedikit pun.

"Fiks bro, ini ulah demit." Ujar Andre.

"Iya, setuju," Will dan Andra pun ikut membenarkan ucapan Andre.

"Gue juga berpikir seperti itu, tapi masalah nya kakak gue ngga percaya hal-hal seperti itu."

"Kalian pada ngomongin apa sih? Gue perhatiin dari jauh serius banget." Tanya Vi yang baru datang.

"Hai, Vi. Baru datang ya?" tanya Andra yang senang melihat pujaan hati nya datang.

"Lo, udah tahu, jadi gue ngga usah jawab kan ya." Ujar Vi dengan ketus.

Hal seperti ini sudah sering Andra alami. Tapi demi cinta dia tak pantang menyerah.

"Jangan tanya lagi, kalau gitu Ndra!" Seru Andre yang tak kalah ketus nya dengan Vi. Ia tidak terima saudara kandung nya di perlakuan seperti itu.

"Terserah saja lah, gue juga ngga butuh sapaan dari Andra."

"Oke, gue ngga akan sapa lo lagi." Ucap Andra dengan tegas.

Andre pun tersenyum senang mendengar ucapan sang adik. Harus nya hal itu sudah lama ia lakukan. Buat apa peduli dengan orang yang ngga hargai kita? Jangan sia-sia kan waktunya yang berharga kawan!

" Eh, tadi kalian ngomongin apa?" Tanya Vi pada yang lain dan ia tak memperdulikan perkataan Andra.

Putra menceritakan kembali apa yang di alami kakak sepupu nya kepada Vi.

"Hah! Serius? Kok aneh banget ya? Tapi kayanya apa yang di ucapkan Andre bener deh."

"Lalu gue harus gimana? Hilang nya aja, udah hampir satu tahun. Kasian kakak gue, baru aja nikah udah di tinggal gitu."

"Pengantin baru dia ya? Wah, kasian banget dong ya? Eh, ngomong-ngomong dia udah malam pertama belum?" tanya Vi.

"Gue kagak nonton live nya, jadi ngga tahu! Lagian pertanyaan lo ada-ada aja." Saut Andre dengan nada ketus yang merasa jengkel dengan pertanyaan Vi. Karena menurut Andre masalah yang di alami sepupu Putra cukuplah serius.

Walaupun seseorang itu suka bercanda. Tapi, pada suatu saat tertentu jika membicarakan hal yang serius kita juga harus menanggapi nya dengan serius pula bukan malah menjawab atau bertanya balik tentang lelucon.

"Udah-udah, ini jadinya gimana?" tanya Will.

William tahu kalau Andre marah dengan pertanyaan Vi. Makanya ia berusaha untuk mengalihkan pembicaraan ke topik utama. Saat dua teman mu berselisih, jangan lah memihak diantara ke duanya, tapi jadilah penengah untuk menyelesaikan nya! Karena hal wajar pertemanan itu ada salah paham nya, yang tidak wajar itu, saat kau berteman tapi tak paham apa arti teman sesungguhnya.

"Kita ke dukun aja gimana? Kan namanya aja usaha ngga ada salah nya. Siapa tahu kita bisa menemukan istri kakak sepupu lo, perantara itu dukun." Usul Andre.

"Emang lo tahu alamat dukun nya?" tanya Putra.

Setelah ia mendengar kan penuturan Will, Andre dan Andra akhirnya ia pun setuju dengan usul tersebut, karena awal nya dia juga terpikirkan cara itu.

"Sepertinya gue tahu deh, orang yang bisa bantu kita bisa dapat kan alamat dukun nya!" Saut Vi.

"Siapa orang nya Vi?" tanya Putra.

"Iya, siapa orang nya?" tanya serempak Will, Andre dan Andra.