Aku[Bukan] Pelakor

"bima baik baik saja kok,lagi pula kan sudah punya istri yang nenangin dia pasti baik baik saja deh"

"kok kaya nggak yakin gitu sih yan secara kamu kan ist___upst"ku lihat rani terkejut dengan ucapa nya sendiri sampai sampai dia menutup mulutnya dengan kedua tangan nya

"ist apa ran?"tanya ku bingung dengan sikap rani

"sini deh kita bicara didalam ya"rani menarik tanganku untuk mengukiti nya masuk kebagian dalam butik tepatnya ruangan penyimpanan stok barang

"ada apa ran?kamu kok aneh?"tanya ku saat sudah berada didalam ruangan itu

"apa benar kamu dan bima sudah nikah?"tanya rani dengan tatapan penuh selidik

"da_dari mana kamu tahu ran?"aku sungguh kaget saat rani menanyakan prihal pernikahan ku dengan bim,a pasalnya selain keluarga tidak ada yang mengetahui pernikahan kami

"rendi yang cerita dan aina membenarkan nya"

"ka_kapan mereka cerita?tapi cuma kamu kan yang tahu masalah ini?aku mohon ran tolong rahasiakan ya jangan sampai ada yang tahu kalau aku dan bima sudah menikah"aku sedikit memohon pada rani agar dia mau merahasiakan masalah pernikahan aku

aku yakin rani orang yang baik dan mau membantuku dalam merahasiakan masalah pernikahan ini.

"tenang saja aku sudah tahu kok ceritanya dari rendi dan juga aina dan aku pastikan kalau masalah ini tidak ada yang tahu selain aku"

"terima kasih ya ran kamu memang teman yang paling baik tapi ngomong ngomong kapan kamu ketemu dengan rendi?"tanyaku yang merasa aneh dengan ucapan rani yang tahu akan pernikahan ku dengan bima dari rendi

"i_itu ke_kemarin pas tidak sengaja ketemu di mall iya tidak sengaja ketemu di mall hehehe"jawab rani yang terlihat gugup

"tidak sengaja apa memang janjian?"godaku pada rani yang memang sedari awal bertemu dengan rendi adikku begitu memperlihatkan kalau dia tertarik dengan pria satu satunya dalam keluargaku saat ini

"i_itu duh gimana ini?"gumam nya yang bertambah panik saat aku menggodanya

"nggak apa apa lagi ran,santai saja lagi pula rendi juga sudah cukup umur buat punya pacar kenapa kamu panik?"ucapku yang cukup tahu akan apa yang sebenarnya terjadi dengan rendi dan juga rani

"memang kamu nggak marah ya?"

"kenapa harus marah?"

"ya secara aku kan lebih tua darinya"

"kenapa aku harus marah?rendi aja nggak masalah sama umur kamu kenapa aku harus mempermasalahkan nya,selama kalian nyaman menjalani nya bisa saling menjaga dan saling melindungi saling menyayangi aku sih dukung aja seneng malah kalau memang kalian sampai jadian secara kan aku udah kenal kamu lama jadi sudah tahu kamu seperti apa,selamat melepas masa jomblo ya"

"makasih ya yan,maaf kalau aku bikin kamu kecewa"

"nggak kok,kenapa juga harus kecewa seneng malah punya ipar yang udah deket gini kan kalau mau curhat jauh lebih nyaman"

"terima kasih kakak ipar"

"iya sama sama adik ipar"

rani memeluk erat tubuhku saat aku memberikan nya restu untuk menjalani sebuah hubungan khusus dengan adik laki laki ku itu

sungguh binar bahagia karena cinta begitu terlihat dimata rani,namun kenapa untuk tidakku ya?disaat aku teringat lagi dengan kata cinta hanya sesak dan sakit yang aku rasa.

sungguh ingin rasanya aku hempaskan rasa cinta ini agar tak lagi aku rasakan sesak dan juga sakit disaat aku mengingat kata cinta.

*

*

🌸🌸🌸🌸🌸