[Terbit Novel]
Perjalanan cinta unik antara Psikiater dan CIA bernama Justin, untuk mendapatkan informasi mengenai mafia yang menjadi targetnya ia harus berpura-pura menjadi pasien dari Psikiater cantik bernama Jessy.
Bukannya berjalan dengan lancar sesuai rencana, ia malah harus terjebak bersama Jessy. Pertengkaran layaknya Tom & Jerry selalu mengisi pertemuan mereka. Tak menyangka, hal itu justru membuat mereka saling jatuh cinta.
Saat keduanya memutuskan untuk menikah, Justin tidak bisa menjawab pertanyaan Jessy 'Apa pekerjaan mu?' semua semakin rumit saat Justin mendapatkan misi tentang pembunuhan berantai yang disusul oleh kematian Larissa, sahabat Jessy. Kesalahpahaman dan kecurigaan mulai muncul. Akankah semuanya terpecahkan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhea Novita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Halaman
"Jaga dirimu baik-baik." Jessy mengangguk sambil memeluk erat kedua orangtuanya.
"Hati-hati dijalan Mom, Dad. Kabari aku jika sudah sampai."
"Sayang, sebenarnya Dad sering mengirim mu pesan, tapi nomor mu tidak aktif."
"Iya. Apakah ponselnya sedang bermasalah?" Tanya mom. Jessy menggelengkan kepalanya.
"Aku kan sudah jelaskan tidak ingin diganggu dulu saat berlibur mom, Dad."
"Tapi mengaktifkan nomor itu penting, bagaimana jika ada sesuatu disana? Rumah mu kau tinggal sendiri dan beberapa kabar penting mungkin akan kau lewatkan." Jessy terdiam sesaat, ia memajukan bibirnya cemberut, entahlah ia hanya ingin bebas tanpa pikiran.
"Baiklah. Nanti aku pasang kembali kartunya."
°°°
Sepulang kedua orangtua Jessy, wanita itu berbaring tak tenang dikamarnya, ia bingung harus melakukan apa lagi, bosan dan malas.
Tok..tok..tok
Jessy menatap pintu kamarnya. Dengan langkah tak bersemangat, Jessy membuka pintunya. Robert kini dihadapannya.
"Aku akan pergi dulu sebentar. Kau ingin menemani Kelly berjalan-jalan dihalaman bersama Juliet?" Jessy langsung menganggukan kepalanya, baru saja bayi itu tadi tidur, ternyata sudah bangun lagi.
"Dimana Kelly?" Tanya Jessy antusias.
"Sudah dihalaman, kalau begitu aku pergi dulu ya." Jessy mengangguk dan langsung berlari semangat ke halaman luar.
Kelly sedang menggendong Juliet, menikmati langit sore yang indah. Dengan semangat Jessy mendekati wanita itu.
"Hai." Sapa Jessy. Wanita itu tersenyum ramah seperti biasa.
"Lihatlah, dia tertidur lagi. Tapi saat aku kembali ke rumah ia pasti akan langsung bangun dan menangis." Jessy terkikik mendengar itu. Menyentuh pelan pipi menggemaskan milik Juliet.
"Oh bagaimana bisa bayi sebesar ini ada didalam perut." Gumam Jessy gemas.
"Aku jadi ingat saat awal aku hamil." Jessy tertarik mendengar itu, ia menatap Kelly sambil mereka berjalan pelan mengelilingi halaman.
"Mood ku benar-benar kacau, kadang marah, senang, dan yang paling menyebalkan adalah aku jadi gampang terbawa suasana, menjadi begitu posesif pada Robert, seakan tak ingin kehilangannya." Kata Kelly sambil sedikit tertawa renyah di akhir kalimat.
"Oh ya? Kau sampai sejatuh cinta itu pada Robert?" Goda Jessy. Kelly tak bisa menahan tawanya, ia mengangguk.
"Bahkan aku selalu mengikuti kemana pun dia pergi. Aku takut ada yang meliriknya. Aku rasa Juliet akan sangat menyayangi ayahnya."
"Ya. Wajahnya saja begitu mirip dengan Robert, hanya Juliet versi manisnya."
"Kau benar, Juliet hanya mengambil bibirku diwajahnya, lebih dari itu Robert semua." Jessy menatap kembali wajah tenang itu, benar-benar menggemaskan jika sedang tertidur.
"Dulu aku tak pernah mengira hamil, karena aku tak pernah merasakan mual di awal-awal kehamilan."
"Dibulan keberapa kau menyadari kehamilan mu?" Tanya Jessy sedikit panik. Ah mulai kembali pikiran gilanya.
"Mungkin ke 3. Aku bingung saat haid ku tidak kunjung datang, aku sampai membeli 3 testpack untuk mengetest nya. Aku benar-benar panik waktu itu."
--
Jessy masuk kedalam kamar, diluar sana sudah mulai gelap. Ia membuka laptop yang baru dipinjam Jessy dari Kelly. Rasanya seperti ada dorongan untuk membaca artikel tentang kehamilan.
Jantung Jessy sedikit berdebar dan panik, jika nanti ia benar-benar hamil, ia pasti akan di marahi habis-habisan oleh Mom dan Daddy.
"Dan si brengsek itu masih menghilang. Dasar pria menyusahkan." Gumam Jessy tulus dari hati. Ia bersungguh-sungguh mengatakan itu. Awas saja jika Jessy sudah menemukan Justin, entah hamil atau tidak ia tetap akan meminta pertanggung jawaban Justin!.
°°°°
2 bab lagi ketemu Justin di New York ya🤭 sedikit bocoran, nanti Sam bakalan melanjutkan kesalahan pahaman ini dan bilang ke ayah Justin.
Untuk Show Me akan rajin update setelah ONS With My CEO tamat ya. Sekitar 3 harian lagi🥳
bingung aku...
mohon pencerahannya para readers sekalian
semangat terus berkarya author
tp aku lebih suka visual jessy yg di cerita tentang Alicia