Bercerita tentang seorang mahasiswa yang diidolakan oleh semua mahasiswi diuniversitas terkenal dikota J. namun tidak dengan Ayzaila Reina Pradja karena menurutnya Albian Sanjaya sama aja seperti pria pada umumnya.
Tapi tidak dengan Albian Sanjaya yang diam-diam memperhatikan Ayzaila. menurutnya Ayzaila merupakan wanita yang sangat cantik dan menarik. namun ntah mengapa sikapnya sangat acuh terhadap Bian.
Hallo semuanya...
Selamat membaca karya kedua author yah. jangan lupa juga berikan dukungan kalian dengan cara Like dan Komennya agar author bisa lebih semangat lagi dalam membuat cerita 🙏😁
semoga kalian suka... 👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PHJH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 8. Hutang
Hari telah menunjukkan pukul 15.00 wib. Ayza dan Amelia hendak melangkah menuju parkiran.
"Ay, jadi nemuin pemilik gedung hari ini?" tanya Amel
"Jadi, langsung aja kesana mel gue udah buat janji dengan beliau" jawab Ayza sambil terus berjalan menyusuri koridor.
"Hei tunggu" panggil seorang pria yang berdiri tak terlalu jauh dari mereka.
"Siapa Ay?" tanya Amel bingung, dan Ayza pun hanya mengangkat bahunya menandakan bahwa ia juga tak tau.
"Hai" sapanya ketika sudah berada didepan Ayza dan Amel.
"Maaf siapa ya?" tanya Amel
"Oh kenalin gue Ray, gue tadi sekelas sama kalian. gue baru masuk kampus hari ini" ucap ray sambil mengulurkan tangannya hendak bersalaman.
"Oh pantesan gue gak pernah lihat lo, salam kenal kalo gitu gue Amel dan ini sahabat gue Ayza" menyambut uluran tangan ray.
"Ray" ucap ray kembali mengulurkan tangannya kearah Ayza
Ayza hanya menatapnya sambil mengangguk pelan lalu berlalu meninggalkan ray yang masih berdiri dengan tangannya yang masih mengharapkan uluran tangan Ayza.
"Ayo mel" ajak Ayza sambil terus berjalan.
"Iya" jawabnya
"Eh sorry yah sahabat gue emang agak cuek tapi aslinya baik kok. yaudah gue duluan ya ray" timpal Amel.
"Iya gapapa, kalian hati-hati yah" ucap Ray sambil tersenyum.
"Cantik tapi jutek" gumam ray yang masih menatap kedua sahabat itu.
*******************/*******************
SMA Merah Putih
Bel yang menandakan jam istirahat berbunyi cukup keras, dengan seketika suasana yang tadinya sunyi kini berubah menjadi bising. Canda tawa selalu terdengar, momen inilah yang akan selalu dirindukan saat masa masa sekolah.
"Ayo kekantin" ajak Dara lalu hendak melangkah meninggalkan meja Arin.
"Emm... kamu aja ya dar yang kekantin aku... e anu aku belum kerjain tugas matematika" ungkap Arin.
"Tumben" ucap Dara sambil terus melihat aneh kearah arin.
"Iya Dar aku lupa kemarin hehe" jawabnya
"Yasudah kalau begitu gue disini aja" Dara langsung duduk disebelah Arin.
"Kamu kekantin aja Dara gapapa, nanti kamu laper loh" ucap Arin sambil menoel pinggang ramping Dara.
"Kamu sendiri gak laper?" tanya Dara kembali
"Nggak, tadi aku udah makan dirumah..." seketika
Krruuukkk....
"Ah... sudah makan, lalu itu suara apa?" tanya Dara sambil menahan tawanya.
"haaha.... " tawa Arin canggung. sungguh ia merasa malu kepada Dara tapi bagaimana lagi ia sudah tak mempunyai uang untuk membeli makan.
"Ayo, gue traktir" ajak Dara sambil menarik tangan Arin keluar kelas.
Saat mereka hendak berjalan menuju kekantin, tak sengaja mereka berpapasan dengan Syasya and the geng.
"Hah merusak pandangan aja sih lo cupu" hardik Icel
Syasya yang berada disana hanya bisa terdiam, ia merasa canggung bertemu dengan Dara.
"Eh lo ikut gue" ucap syasya sambil menunjuk kearah Dara.
"Kalian jangan ikut campur, ini urusan gue sama dia" timpal Syasya agar kedua sahabatnya itu tak mengikutinya.
Tanpa bicara apa-apa Dara pun mengikuti Syasya sampai kebelakang sekolah.
"Lo mau berapa? gue gak suka punya hutang budi sama orang" ucapnya angkuh.
"Gue gak butuh uang lo" jawab Dara dingin.
"Gue udah bilang kan gue gak suka hutang... " belum selesai syasya dengan kalimatnya namun Dara segera memotongnya.
"Maka tak usah berfikir itu adalah hutang"
"Sikap arogan lo ini lah yang selalu menyiksa diri lo sendiri. saran gue, cukup jadi diri lo sendiri aja gak usah berlagak kuat ternyata lemah" ucap Dara dengan wajah datarnya.
"Gue gak butuh saran lo itu dan tau apa lo tentang hidup gue? gak sok akrab" setelah mengatakan hal itu syasya pun pergi meninggalkan Dara sendiri.
"Dara kamu gapapa kan, gak ada yang luka kan?" tanya Arin panik.
"Nggak, ayo kekantin nanti abis jam istirahatnya" ajak Dara lalu Arin pun mengikutinya disamping.
Setelah jam istirahat selesai mereka pun melanjutkkan sisa pelajaran mereka hingga jam sekolah pun berakhir.
"Dara mau kerjain tugas kelompoknya hari ini aja nggak? biar cepat selesai" Ajak Arin.
"Boleh"
"Dara dara.... Satu kelompok bareng kita aja yuk kita kerjain dicafe" ucap salah satu siswi dikelasnya.
Dara melihat kearah Arin yang tengah menunduk sekilas.
"Gue udah punya kelompok" Dara pun langsung mengajak Arin untuk segera pergi dari kelasnya.
"Kenapa kamu gak sama mereka aja dar?" tanya Arin takut.
"Gak tertarik, sudah mau kerjain dimana?" tanya Dara
"hemm kalo kamu ga keberatan mau gak kerjain dirumah aku aja?" ungkap arin.
"Oke"
"Dara kamu bawa motor atau sepeda?" tanya Arin, karena memang Dara selalu turun agak jauh dari sekolah sehingga tak ada yang pernah melihat Dara selalu diantar jemput sopirnya dengan mobil mewah. berbeda dengan syasya yang selalu diantar jemput didepan gerbang sekolah dengan mobil mobil tak kalah mewahnya.
"emm.. gue naik ojek" jawab Dara berbohong. ia tahu jika Arin adalah orang yang tulus. ia juga tahu jika Arin mengetahui siapa dia sebenarnya maka arin akan menjauh. karena itu lah ia tak ingin Arin menghindarinya karena dia bukan dari orang biasa seperti dugaan orang-orang disekolahnya itu. tapi secepatnya Dara akan memberitahunya juga karena bagaimana pun Arin lah satu-satunya orang yang tulus dan baik kepadanya.
