NovelToon NovelToon
Dikhianati Tunangan Dinikahi Pria Mapan

Dikhianati Tunangan Dinikahi Pria Mapan

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:58k
Nilai: 5
Nama Author: Itta Haruka07

Kelahiran bayi hasil pengkhianatan tunangan dan adiknya, membuat Nara merasakan puncak kehancuran. Rasa frustrasi dan kecewa yang dalam membuat Nara tanpa sengaja menghabiskan malam dengan seorang pria asing.
“Aku akan bertanggung jawab dan menikahimu.” -Daniel Devandra Salim
“Menikah dengan pria asing? Apakah aku bisa bahagia?”
“Seluruh kekayaanku, akan kugunakan untuk membahagiakanmu.”
Dalam pernikahan yang dikira menjadi jalan bahagia, Nara justru menemukan sebuah fakta yang mengejutkan tentang Devan yang tidak pernah dia sangka. Di saat yang sama, ipar alias mantan tunangannya mencoba meyakinkan Nara bahwa dia hanya mencintai wanita itu dan menyesal telah mengkhianatinya.
Akankah Nara berhasil mendapatkan kebahagiaan dalam pernikahannya dengan Devan?
Ataukah dia mengalami kegagalan dan kembali pada mantannya?
*
*
Follow IG @ittaharuka untuk informasi update novel ini ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Devan menatap Nara dalam diam, melihat tekad yang kuat di mata istrinya, keinginan untuk tetap menjadi dirinya sendiri. Ia tahu bahwa melarang Nara akan sia-sia, bahkan akan merusak hubungan mereka.

Devan menghela napas panjang, mencoba untuk menerima keinginan Nara. Ia menyadari bahwa ia juga harus belajar untuk memahami dan menghargai kebebasan dan kemandirian istrinya.

“Baiklah,” Devan berkata, suaranya lembut. “Aku mengerti. Kamu bisa tetap bekerja, asalkan kamu tetap menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan rumah tangga kita.”

Pria itu berusaha untuk tidak menunjukkan rasa kecewanya, mencoba untuk menerima keputusan Nara dengan lapang dada. Ia tahu bahwa ia harus belajar untuk berkompromi, untuk membangun hubungan yang sehat dan saling menghormati.

Nara mengangguk dan langsung memeluk Devan dengan bahagia. Dia merasa dihargai dan diterima dengan baik.

“Tapi …” Devan melanjutkan, membuat pelukan Nara terlepas, “kartu itu tetap untukmu. Gunakan untuk membeli apa pun yang kamu butuhkan untuk rumah ini, atau untuk dirimu sendiri. Anggap saja ini sebagai … suatu bentuk dukungan dariku.” Ia memberikan kartu hitam itu kembali pada Nara, dengan senyum yang tulus. Ia ingin menunjukkan bahwa ia mendukung keinginan Nara, bahkan jika itu berarti harus mengubah beberapa rencananya.

Akhirnya, Nara bersedia menerima kartu itu dengan hati yang penuh syukur. Ia tahu bahwa Devan telah membuat pengorbanan, telah mengubah pandangannya tentang peran istri. Nara merasa lega dan bahagia. “Terima kasih, Dev,” katanya, suaranya penuh rasa haru. “Aku janji akan menggunakannya dengan bijak.”

“Satu lagi,” Devan menambahkan, suaranya sedikit malu. “Jangan lupa untuk tetap menungguku pulang setiap malam. Kamu harus sudah di rumah saat aku pulang. Aku tidak suka tidur sendirian.” Ia tersenyum, menunjukkan sisi lembutnya. Ia merindukan sentuhan Nara, kehangatan yang hanya bisa diberikan oleh istrinya.

Nara tertawa, merasa lega karena konflik kecil mereka telah berakhir dengan damai. “Tentu saja,” jawabnya, sambil memeluk Devan. “Aku akan selalu menunggumu.”

**

**

Mobil Devan berhenti di depan rumah Nara. Udara pagi terasa dingin, menyejukkan suasana hati yang masih sedikit tegang.

Devan mengulurkan tangan untuk membantu Nara turun dari mobil. Ia datang untuk meminta maaf kepada orang tua Nara atas kejadian di malam pernikahan mereka—kejadian yang mungkin membuat orang tua Nara kecewa.

Setelah permintaan maaf yang tulus, Devan pamit untuk pergi ke kantor. Ia meninggalkan Nara bersama orang tuanya di ruang keluarga yang terasa sunyi. Keheningan itu seakan menekan Nara, mengingatkannya pada kesedihan yang masih terpendam.

Setelah kepergian Devan, Nara menatap mamanya dan berkata, “Devan memintaku mentraktir Mama sama Renata belanja,” katanya, suaranya datar, tanpa sedikit pun kehangatan di dalamnya. “Kalau kalian ada waktu, kita pergi sekarang.” Kalimatnya terdengar seperti sebuah perintah, bukan ajakan.

Sejak orang tuanya meminta Nara untuk mengalah pada Renata yang hamil di luar nikah dengan Endra, sikap Nara berubah drastis. Ia merasa diabaikan, dipinggirkan, dan hatinya terluka oleh ketidakadilan yang ia rasakan.

Meski kini ia telah menikah dengan Devan, rasa sakit itu masih menyelimuti hatinya, seperti bayangan yang mengikutinya kemana pun ia pergi. Orang tuanya lebih membela Renata, menganggap kehamilan Renata sebagai masalah yang lebih penting dan mendesak daripada perasaan Nara.

Keheningan kembali menyelimuti ruangan. Ibu Nara tampak ragu-ragu, sedangkan Ayah Nara hanya diam, menatap Nara dengan tatapan yang penuh sesal. Mereka menyadari bahwa mereka telah menyakiti hati anak perempuan mereka, dan kini mereka harus menghadapi konsekuensinya. Mereka sadar, mereka harus memperbaiki hubungan mereka dengan Nara, memperbaiki luka yang telah terbuat.

**

Setelah selesai belanja, mereka bertiga—Nara, Mama Nara, dan Renata—berdiri di depan pagar rumah. Mama Nara masih sibuk memeriksa isi paper bag yang penuh dengan barang-barang bermerek. Renata, yang tadinya terlihat canggung, kini tampak lebih percaya diri, menenteng tas mewah dengan bangga.

“Sayang, Mama benar-benar tidak tahu harus berkata apa,” kata Mama Nara, suaranya bergetar karena haru. Ia menatap Nara dengan mata berkaca-kaca. “Kamu … kamu benar-benar baik hati. Mama tidak pernah menyangka akan mendapatkan hadiah semahal ini.” Ia mengusap sudut matanya, mencoba untuk menahan air mata.

Renata ikut bersuara, suaranya sedikit bergetar. “Kak Nara, aku … aku belum pernah dibelikan hadiah semahal ini sebelumnya. Terima kasih banyak, Kak. Kamu … kamu benar-benar baik.” Ia menatap Nara dengan penuh syukur, menunjukkan rasa terima kasih yang tulus. Kegembiraan yang ia rasakan begitu besar, menutupi rasa malu yang mungkin ia rasakan sebelumnya.

Nara hanya mengangguk singkat, tatapannya masih dingin dan tanpa ekspresi. Ia tidak terpengaruh oleh pujian Mama dan Renata. Ia merasa lega telah menyelesaikan kewajibannya, tetapi rasa sakit hati yang terpendam masih terasa. Ia tidak ingin menunjukkan kelembutan, karena ia masih menyimpan dendam pada ibu dan adiknya itu.

“Mama, Renata,” kata Nara, suaranya datar. “Aku permisi dulu. Ada janji dengan teman.”

Untungnya, Mama Nara memaklumi dan tidak banyak bertanya. “Hati-hati, Sayang,” suaranya terdengar sedikit gemetar.

Nara segera masuk ke dalam mobilnya, meninggalkan Mama dan Renata yang masih berdiri di parkiran, menatap kepergian Nara dengan perasaan yang campur aduk.

Mama Nara menghela napas panjang, merasakan betapa jauhnya hubungannya dengan Nara. Renata diam, menatap tas desainer di tangannya, merasakan beban dan rasa bersalah yang terselubung di balik kegembiraan. Hadiah mewah itu tidak cukup untuk menutupi kesedihan dan ketegangan dalam keluarga mereka.

**

Nara bertemu Anya di sebuah kafe minimalis dekat kantor Devan. Anya, sahabatnya, menunggu dengan wajah cemberut. “Untung aku ada meeting di luar, jadi bisa ketemu kamu di sini!” katanya, suaranya terdengar kesal.

Nara tersenyum manis, senyum yang dibuat-buat untuk menyembunyikan kekhawatirannya. “Aku tahu kamu emang yang terbaik,” rayunya, suaranya terdengar lembut dan meyakinkan. “Nanti, kalau aku berhasil masuk ke perusahaan itu, aku akan belikan tas yang kamu suka.”

Anya langsung berbinar, senyumnya mengembang. Ia tahu, meski jarang bertemu, Nara selalu menepati janjinya. “Tas mahal ya! Kamu ‘kan udah jadi istri konglomerat. Aku nggak mau tas yang biasa,” balasnya, sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Nara mende-sah pelan, menatap secangkir latte di depannya. Ia memang berencana mentraktir Anya, sebagai imbalan atas bantuan Anya untuk bisa bekerja di perusahaan Devan. Namun, Nara berencana menggunakan tabungannya sendiri, bukan uang Devan.

“Aku jamin besok kamu bisa ikut wawancara sebagai formalitas, tanpa ada yang tahu kalau kamu istrinya Pak Devan,” kata Anya dengan penuh semangat. “Gimana? Kamu mau kan traktir aku tas mahal?” Senyum Anya mengembang lebar, menunjukkan antusiasmenya.

***

Jalan akan mulus, semulus kulit bayi kalau ada duit, Nara 😂

1
Rosy
yuk..semangat sembuh yuk Devan..biar nggak ketakutan lagi..biar bisa ayang2an sama Nara tanpa bayang2 Bara,biar Bara nggak bisa menguasai kamu lagi saat kamu marah karena sekarang kamu sudah punya Nara sebagai kekuatan..jangan mau di setir sama sosok yg mengerikan yg ada di pikiran kamu
Rosy
typo Rendra=Endra
Khairul Azam
ow.. jd gitu keadaan bang Dev.. 🤔
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
terlalu banyak ambisi atw dendam untuk mengalahkan paman Danu jadi nya kamu begitu dev
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
ohh berarti Nara masih perawan ya
Ny Rudi Harianto
cma kamu yg bsa bantu Devan Nara.....kamu yg bsa melunakkan keras nya hati devan
Ny Rudi Harianto
Nara masih butuh menggali motif dari Devan sebenarnya.....dan bagaimana Devan sesungguhnya
Ny Rudi Harianto
si Devan bsa jg ternyata....aku kira dia akan berani jika jadi bara aja woy
Azam Alpalak
ISO mari kah
Ny Rudi Harianto
owalah yg d pancing masih ketakutan gak tentu arah
Ny Rudi Harianto
kepribadian ganda ini
Michelle26
/CoolGuy//Shy/
Ny Rudi Harianto
bukan cma Nara yg merasa aneh.....kita² jg blm ada jawabannya dari sikap Devan itu
vivinika ivanayanti
Semangat Nara..... bantu menyembuhkan Devan 😍😍😍
tau ach
semoga Nara bisa membuat Devan mau ke dokter.
Muh Alvin Alfarizky
ayo Nara bujuk Devan biar dia mau diajak ke psikiater
yuning
rumit
Dien Elvina
kyk nya Devan emang harus di bawa ke psikiater demi mengobati sakit nya ..dan Nara lah orang yg tepat untuk mendampingi nya walaupun pernikahan mereka di awali dgn kebohongan..
enur 🍀⚘
Nara ,, sekarang kamu udah tau penyebab Devan yang sering tantrum tiba2 ,, jan pernah pergi untuk ninggalin Devan ,, bagai mana pun Devan butuh kamu ,, kamu pun salah satu yang bisa membuat Devan tenang 😢
宣宣
Anya kayak nya suka ama Dio ,mana peduli dia ama gelengan Nara ...... dalam hati Anya berkata kesempatan berdekatan ama Dio mana diboleh di sia² kan 😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!