"Kamu siapa?" tanya Angel dengan suara lirih pada pria yang tengah berada di atas tubuhnya.
Tapi pria itu tidak mengatakan apapun, hanya terus membuatnya merasa tidak nyaman dengan setiap sentuhannya pada Angel.
Kringggggg Kringggggg
Angel membuka matanya, suara alarm ponselnya membangunkannya. Dengan nafas terengah-engah Angel melihat ke sekeliling kamarnya.
"Hais, mimpi itu lagi. Kenapa aku terus mimpi hal yang sama sejak pindah ke kota ini" gumamnya bingung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31. Gadis Incaran Vampir
Angel masih diam. Dia benar-benar ragu. Dia sungguh khawatir di anggap membual. Karena kata bibinya, keluarga Valleroy adalah keluarga terkemuka di kota ini. Banyak yang ingin. mencari perhatian mereka. Melakukan banyak hal, bahkan bibi Martha mengatakan. Agar Angel jangan berurusan dengan keluarga itu. Akan tidak baik nantinya.
Angel menghela nafas panjang.
"Maaf profesor..."
"Bagaimana kalau aku permudah, aku akan sebutkan nama belakang orang itu. Beberapa orang yang mungkin akan di pikirkan lelah semua orang, semua gadis terutama!" kata profesor Zaid memberikan penawaran yang akan memudahkan Angel untuk mengungkap sebenarnya siapa yang sudah mengusiknya itu.
Profesor Zaid mulia dengan meraih kertas. Dia menuliskan beberapa nama keluarga yang mungkin saja tanpa sengaja di pikirkan oleh Angel.
"Baiklah Angel, kita mulai ya. Lorient?"
Angel menggelengkan kepalanya perlahan.
"Masanovic?"
Angel masih menggelengkan kepalanya.
"Nowela?"
Meski dia memang berurusan dengan Pamela. Tapi dia bahkan tidak tahu, alasan Pamela menuduhnya seperti kemarin itu.
Profesor Zaid, mulai tampak serius.
"Valleroy!"
Bahu Angel sedikit mundur ke arah belakang. Sekarang profesor Zaid tahu siapa yang dimaksud oleh Angel.
Pria dengan rambut putih itu mengangguk paham.
'Ternyata benar apa kata, Gaza. Gadis ini, memiliki sesuatu yang istimewa. Dia bisa merasakan perbedaan antara manusia dan makhluk berdarahh dingin itu' batin profesor Zaid.
"Keluarga Valleroy memang cukup berpengaruh. Kemungkinan mendengar nama keluarga besar itu, kamu terstimulasi. Tidak masalah Angel, itu hanya mimpi. Jika dalam mimpimu dia begitu mendominasii. Maka lakukan sebaliknya, kamu coba untuk lebih mendominasii. Kita lihat apa yang terjadi! kemungkinan dia akan pergi! benarkan?" tanya profesor Zaid.
Angel mengangguk paham. Meski sepertinya, ada hal lain yang tersirat dalam ucapan profesor Zaid itu. Tapi dia cukup paham.
Angel keluar dari ruangan itu bersama dengan profesor Zaid. Angel membungkuk sedikit dan berterima kasih pada dosen filsafat yang telah membantunya. Memberinya sedikit pencerahan.
"Terimakasih banyak profesor" kata Angel.
"Jangan sungkan, Angel. Kapanpun ada yang ingin kamu tanyakan lagi. Datanglah kemari! aku akan dengan senang hati membantu menjawabnya jika aku mengetahuinya!" kata profesor Zaid.
Aline yang yang lain, yang melihat Angel sudah keluar dari ruangan itu segera menghampiri Angel.
"Angel" Aline merangkul lengan Angel, "sudah lebih baik?" tanya Aline.
Aline masih mengira kalau Angel sebenarnya depresi lagi karena ingat orang tuanya.
Angel mengangguk perlahan.
"Terimakasih banyak" kata Angel pada Aline dan yang lain.
"Jangan sungkan, pria tua ini kakekku. Kapanpun kamu punya pertanyaan, apapun itu, tentang apapun..."
"Gaza" tegur profesor Zaid.
Gaza langsung diam. Dia sebenarnya sedang memancing Angel. Dia yakin, ada sesuatu yang menarik dalam diri gadis itu. Tidak semua orang bisa langsung memberikan kesan pada pertemuannya dengan Dorothy. Wanita itu penuh dengan kamuflase. Tapi Gaza melihatnya sendiri. Angel langsung menghindar ketika dia dekat dengan Dorothy. Gaza juga yakin itu adalah pertemuan pertama mereka. Dia sudah memberikan kesan seperti itu. Tentu saja, dia sangat penasaran dengan Angel.
Dan terlintas di pikiran Gaza. Mungkin Angel juga manusia istimewa seperti dirinya, kakeknya, dan beberapa anggota keluarga Rashdan lainnya. Seseorang yang bisa menjadi Jager. Seorang penjaga gerbang, antara manusia dengan sesuatu yang bisa saja memangsaa manusia.
"Kalau begitu kami permisi profesor!" kata Angel.
Profesor Zaid mengangguk perlahan. Dia juga sudah mengatakan pada Angel untuk memikirkan baik-baik apa yang dia bilang tadi.
Aline dan yang lain juga pergi. Mereka semua keluar dari perpustakaan. Gaza yang melihat pintu tertutup, sangat penasaran.
"Kakek, bagaimana? apa dia bisa kita rekrut?" tanya Gaza.
Profesor Zaid menepuk bahu Gaza.
"Dia bukan seseorang yang bisa diatur dan diperintah. Dia, gadis Incaran para makhluk berdarahh dingin di keluarga Valleroy!" jelas profesor Zaid.
Mata Gaza melebar. Pemuda itu sangat terkejut.
"Apa?"
Profesor Zaid mengangguk.
"Yang dia ceritakan bukan mimpi. Salah satu klan para makhluk berdarahh dingin itu, memiliki kemampuan mengendalikan ruang dan waktu. Membuat yang nyata seperti mimpi, dan membuat mimpi seolah nyata. Angel mungkin punya identitas yang istimewa. Sebaiknya awasi saja dia, kita juga belum tahu sebenarnya dia lawan atau kawan!" kata profesor Zaid segera meninggalkan cucunya itu dan kembali masuk ke dalam ruangannya.
Gaza sangat terkejut, dia bahkan belum menutup mulutnya yang terbuka. Sudah bertahun-tahun, dia tidak pernah mendengar hal seperti ini.
"Hah, apa kata kakek tadi. Aku harus mengawasinya. Kalau dia incaran para vampir itu! bukankah artinya kalau aku mengawasinya. Aku juga bisa di incar?" gumam Gaza.
**
"Aku antar saja kalian, bagaimana?" tanya Aline yang sudah berada di dalam mobilnya.
Aline menggelengkan kepalanya perlahan.
"Tidak perlu, kami sudah ada yang akan menjemput!" katanya.
Angel mengangguk setuju, membenarkan apa yang Aline katakan.
"Kalau begitu sampai jumpa besok!" ujarnya sambil melambaikan tangan pada Angel dan Aline.
Sedangkan Amanda, dia sudah pulang lebih dulu. Kakaknya sudah menunggunya sejak setengah jam yang lalu.
"Sudah hubungi kak Darryl?" tanya Aline.
Angel mengangguk.
"Sudah, katanya dia sudah di jalan. Kita tunggu disana saja!" kata Angel menunjuk ke sebuah pembatas jalan sebenarnya, tapi dibuat agak lebar supaya bisa duduk disana sambil menunggu jemputan untuk para mahasiswa.
Aline mengangguk. Keduanya pergi ke tempat itu lalu duduk.
Aline segera menepuk punggung tangan Angel.
"Angel, apa semua baik-baik saja. Aku juga salah beberapa waktu yang lalu. Aku sempat mengacuhkan kamu dan bersikap tidak baik. Maafkan aku, ibu sudah mengatakan semuanya padaku. Aku memang seperti anak kecil, aku seharusnya paham. Kalau kak Darryl memang menyukaimu. Aku sudah mengeluarkannya dari target pria yang harus aku pacari. Kamu jangan memikirkan hal itu ya!" kata Aline.
Aline sungguh tidak ingin menjadi beban pikiran tambahan untuk Angel. Dia saja dulu kehilangan ayahnya sangat sedih. Dia sangat hancur dan merasa hampa. Apalagi Angel yang harus kehilangan kedua orang tuanya sekaligus. Dia yang masih ada ibu dan kakak saja, rasanya dulu begitu menyakitkan. Apalagi Angel, yang benar-benar hanya sebatang kara saat itu terjadi. Dia sungguh tidak ingin menyakiti Angel.
Angel merangkul lengan Aline.
"Kamu ternyata lebih dewasa dari yang aku kira. Aku sama sekali tidak memikirkan hal itu!" kata Angel.
Aline mengangguk. Meski dia tidak yakin, Angel jujur, dan mungkin saja hanya tidak ingin Aline merasa bersalah. Tapi Aline pikir lebih baik jangan memperpanjang hal itu lagi.
"Lari! cepat lari! ada tawuran!"
Tiba-tiba saja seorang pria berteriak seperti itu ketika melihat ke arah Angel dan Aline.
"Hah, tawuran!" Aline sangat terkejut.
Angel dan Aline saling pandang. Mereka langsung panik, apalagi ketika melihat beberapa orang di sekitar mereka berlarian.
"Ayo lari Angel!" ajak Aline menarik tangan Angel ikut berlari dengan orang-orang di sekitar mereka itu.
***
Bersambung...
jager apa ya kok lupa 🤭
apa ajaib karena mahal 🤭