NovelToon NovelToon
Istri Balas Dendam CEO Winter

Istri Balas Dendam CEO Winter

Status: sedang berlangsung
Genre:Wanita Karir / CEO / Nikah Kontrak / Balas Dendam
Popularitas:606
Nilai: 5
Nama Author: S. N. Aida

Winter Alzona, CEO termuda dan tercantik Asia Tenggara, berdiri di puncak kejayaannya.
Namun di balik glamor itu, dia menyimpan satu tujuan: menghancurkan pria yang dulu membuatnya hampir kehilangan segalanya—Darren Reigar, pengusaha muda ambisius yang dulu menginjak harga dirinya.

Saat perusahaan Darren terancam bangkrut akibat skandal internal, Winter menawarkan “bantuan”…
Dengan satu syarat: Darren harus menikah dengannya.

Pernikahan dingin itu seharusnya hanya alat balas dendam Winter. Dia ingin menunjukkan bahwa dialah yang sekarang memegang kuasa—bahwa Darren pernah meremehkan orang yang salah.

Tapi ada satu hal yang tidak dia prediksi:

Darren tidak lagi sama.
Pria itu misterius, lebih gelap, lebih menggoda… dan tampak menyimpan rahasia yang membuat Winter justru terjebak dalam permainan berbeda—permainan ketertarikan, obsesi, dan keintiman yang makin hari makin membakar batas mereka.

Apakah ini perang balas dendam…
Atau cinta yang dipaksakan takdir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. N. Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 — “Pertama Kali Aku Meragukan Diriku”

​Dua minggu setelah pernikahan kilat yang menjadi berita utama di seluruh Asia, kehidupan Winter Alzona berubah menjadi hiruk pikuk yang terkendali. Ia kini resmi menjadi Presiden Direktur di Reigar Technologies, meskipun semua orang tahu, ia adalah pemilik yang mengendalikan 60% saham. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya di markas Reigar yang sekarang terasa asing baginya, membersihkan kekacauan finansial yang ditinggalkan oleh serangan Ethan Wray.

​Darren, di sisi lain, menjalankan perannya dengan keahlian yang mengerikan. Di depan umum, ia tampak seperti CEO yang bersyukur dan patuh, selalu berada satu langkah di belakang Winter, mengenakan ekspresi hormat yang sempurna. Ia menjadi simbol integritas perusahaan yang baru diakuisisi Alzona Group, yang secara efektif menenangkan pasar.

​Namun, di penthouse mereka, ia adalah bayangan yang mengganggu, suami yang mematuhi aturan rumah tangga dengan ketepatan yang sinis, tetapi menguasai ruangan dengan kehadirannya. Ia tidak pernah melanggar batas fisik, tetapi ia selalu berada di ambang pintu, selalu melihat, selalu mengamati, membuat Winter tidak pernah benar-benar sendiri.

​Krisis besar meledak pada hari Selasa.

​Laporan audit yang didorong oleh Wray Group, yang sebelumnya diklaim palsu, tiba-tiba mendapatkan kredibilitas baru setelah sebuah media keuangan ternama menerbitkan hasil penyelidikan internal yang bocor—hasil yang menunjukkan defisit besar dalam proyek infrastruktur data Reigar Technologies. Media segera menggorengnya, dan rumor tentang penahanan Darren oleh pihak berwenang mulai beredar liar.

​Winter berada di kantornya di lantai 97 Alzona Group—tempat yang paling ia rasa aman. Adrian berdiri di samping mejanya, wajahnya tampak tegang.

​“Nona Winter, ini di luar kendali. Media mencetak gambar-gambar lama Tuan Darren yang tampak sombong, menghubungkannya dengan tuduhan penggelapan. Pasar bereaksi negatif, saham Reigar yang baru saja distabilkan, mulai tergelincir lagi,” lapor Adrian, membolak-balik feed berita di tabletnya.

​“Sialan Wray,” desis Winter. Dia membanting pena di meja marmernya. “Dia tahu aku baru saja membersihkan pembukuan. Ini serangan putus asa, tapi efektif.”

​Saat itu, pintu kantornya dibuka tanpa ketukan. Darren masuk.

​Ia tidak mengenakan tuxedo santai, tetapi setelan formal tiga potong yang sangat gelap dan tampak mahal—pakaian yang dikenakan untuk pertempuran serius. Wajahnya tenang, matanya tajam, memancarkan fokus yang Winter ingat dari masa kuliah mereka.

​“Tuduhan itu palsu. Defisit itu sebenarnya adalah manipulasi Wray untuk menyembunyikan dana yang dialihkan ke perusahaan shell mereka, bukan penggelapan,” kata Darren, langsung ke inti masalah, mengabaikan Adrian.

​Winter menatapnya. “Aku tahu. Tapi pasar tidak peduli dengan kebenaran. Mereka hanya peduli dengan narasi. Kita perlu pernyataan pers yang sangat kuat, sekarang juga. Aku akan berbicara. Aku akan menegaskan bahwa Alzona Group mengambil alih kendali penuh dan tidak ada risiko bagi investor.”

​Darren berjalan ke mejanya. Ia meletakkan kedua tangannya di tepi meja, mencondongkan tubuh sedikit, membiarkan auranya yang besar merambah ruang pribadi Winter. Adrian secara naluriah mundur satu langkah.

​“Kau tidak bisa melakukan itu,” kata Darren, suaranya tenang, tetapi memiliki lapisan komando.

​“Kenapa tidak?” tantang Winter. “Aku adalah pemilik mayoritas. Aku adalah Alzona.”

​“Justru karena itu,” balas Darren, menatapnya lurus-lurus. “Jika kau—Winter Alzona yang terkenal tak tersentuh—yang berbicara, itu akan mengirim pesan bahwa situasinya sangat buruk. Kau harus tetap berada di atas medan pertempuran. Biarkan aku yang berbicara.”

​Winter mengerutkan kening. “Kau? Kau adalah subjek utama skandal ini, Darren. Setiap kata yang keluar dari mulutmu akan dipertanyakan.”

​“Dan di situlah letak kekuatannya, Winter.” Darren tersenyum, senyum strategis yang tidak mencapai mata, senyum yang menunjukkan betapa cepatnya otaknya bekerja. “Mereka berharap aku lari atau bersembunyi. Sebaliknya, aku akan menghadapi mereka, menanggung tuduhan itu. Tetapi aku tidak akan melakukannya sebagai CEO Reigar. Aku akan melakukannya sebagai suamimu.”

​Winter menahan napas. Permainan apa lagi ini?

​“Aku akan menyampaikan pernyataan bahwa Alzona Group dan Nyonya Reigar-Alzona percaya penuh padaku. Bahwa aku, sebagai suamimu, sepenuhnya transparan dan siap bekerja sama. Narasi yang kita ubah: ini bukan lagi tentang krisis perusahaan, ini tentang pernikahan yang baru terbentuk dan kepercayaan pribadi.”

​“Kau ingin menggunakan pernikahan ini untuk menutupi skandal finansial?” tanya Winter, hampir tidak percaya dengan kelicikannya.

​“Aku ingin menggunakan kepercayaan Winter Alzona untuk menutupi skandal finansial,” koreksi Darren. Ia menegakkan tubuh. “Kau ingin aku menjadi suamimu di depan umum. Aku akan melakukannya. Aku akan menjadi perisaimu, Winter. Aku akan menyerap semua kecaman itu, dan membuat orang bersimpati pada pasangan yang baru menikah ini yang menghadapi kesulitan bersama.”

​Winter menatapnya, bibirnya sedikit terbuka. Ia membenci ide itu. Ide untuk membiarkan Darren mengambil panggung, mengambil kendali narasi, dan yang paling penting, ide untuk mengaitkan pernikahan palsu mereka dengan integritas bisnis.

​Namun, ia tahu Darren benar. Jika Winter yang berbicara, itu menunjukkan kelemahan. Jika Darren yang berbicara, di bawah pengawasan ketat, dengan Winter di sisinya, itu menunjukkan kekuatan yang tak tergoyahkan.

​“Baiklah,” kata Winter, mengalah, suaranya dingin. “Ruang konferensi pers Alzona Group, satu jam dari sekarang. Adrian, siapkan brief untuk Tuan Darren. Pastikan setiap kata harus disetujui.”

​Darren berbalik kepada Adrian, mengangguk sedikit, mengabaikan instruksi Winter untuk 'menyetujui setiap kata'. Adrian, yang terlihat cemas, segera keluar.

​Tinggal mereka berdua. Winter berdiri, berjalan ke jendela, dan menatap ke luar kota.

​“Kau menikmati ini,” tuduh Winter, tanpa menoleh.

​“Aku menikmati tantangan,” balas Darren, kini berjalan mendekat dan berdiri di sampingnya. “Dan aku menikmati kesempatan untuk membuktikan kepadamu bahwa aku masih berharga, Winter. Secara profesional dan… secara pribadi.”

​Winter merasakan sentuhan lagi. Bukan sentuhan fisik, tetapi proximity yang sangat dekat, yang mengganggu fokusnya. Ia mencium aroma cologne mahal Darren yang bercampur dengan ketenangan.

​“Jangan coba-coba membelokkan ini menjadi kemenangan pribadi, Darren.”

​“Kenapa tidak?” Darren berbisik, nadanya sangat rendah, hanya untuk Winter. “Kau memberiku kendali, Winter. Kendali untuk menyelamatkan asetmu. Dan sebagai seorang suami, aku akan melakukan apa pun untuk menjaga asetku.”

​Ruang konferensi pers Alzona Group terasa seperti arena sirkus. Ratusan kamera dan mikrofon diarahkan ke panggung.

​Saat Winter Alzona melangkah keluar, ia disambut dengan keheningan yang menghormati. Ia mengenakan setelan bisnis abu-abu yang tajam, rambutnya tergerai lurus—profesionalisme yang sempurna.

​Ia memulai dengan pernyataan singkat dan tegas: Alzona Group percaya penuh pada Reigar Technologies, akuisisi ini legal, dan mereka akan mengambil langkah hukum terhadap pihak-pihak yang mencoba memanipulasi pasar.

​Kemudian, dia memperkenalkan Darren.

​“Sebagai CEO dan kini sebagai suamiku, Darren Reigar-Alzona akan memberikan pernyataan terkait tuduhan yang diarahkan kepadanya.”

​Darren melangkah maju. Ia berdiri di podium, menatap lampu kamera yang terang, tetapi matanya tetap tenang. Ia mengambil alih panggung dengan aura yang dingin dan berwibawa.

​“Terima kasih, Winter,” Darren memulai, menggunakan nama depannya di depan publik—sebuah langkah yang melanggar aturan tak tertulis mereka, tetapi berfungsi luar biasa. “Dan terima kasih kepada media yang telah hadir.”

​Ia berbicara selama sepuluh menit. Dia tidak membela diri. Dia tidak berdalih. Dia langsung menyerang.

​Ia menyajikan data mentah, menjelaskan manipulasi skema keuangan Wray Group dengan kecepatan dan kejelasan yang hanya bisa dilakukan oleh seorang jenius keuangan. Ia menunjukkan di mana letak kelemahan Wray, mengalihkan fokus dari krisis Reigar menjadi kejahatan korporat Wray. Dia tampak berkuasa, tetapi setiap tiga kalimat, ia akan menoleh ke Winter.

​“Seperti yang kami diskusikan, istriku dan saya telah memutuskan untuk sepenuhnya transparan…”

​“Nyonya Reigar-Alzona telah memberikan kepercayaan penuh padaku, dan aku akan membalasnya dengan integritas…”

​“Alzona Group, di bawah kepemimpinan istriku yang cermat, telah memperkuat semua pembukuan…”

​Dia menggunakan Winter, menggunakan pernikahan mereka, sebagai tameng dan sekaligus sebagai sumber kekuasaannya yang baru. Winter berdiri di sebelahnya, dipaksa untuk mengangguk, dipaksa untuk tersenyum tipis, dipaksa untuk mendukung setiap kata-katanya.

​Puncaknya terjadi saat sesi tanya jawab. Seorang wartawan bertanya, “Tuan Reigar, bukankah ini hanya akting untuk menyelamatkan perusahaan Anda melalui kekayaan Alzona? Apakah pernikahan Anda adalah murni kontrak bisnis?”

​Darren tersenyum, senyuman yang sangat tulus hingga membuat Winter terkejut.

​“Tentu saja ini adalah bisnis,” jawab Darren. Ia menoleh ke Winter, dan kini, ia melakukan pelanggaran terbesar.

​Ia mengangkat tangan kanannya, dan dengan sangat perlahan, ia meletakkannya di punggung bawah Winter—tempat yang sama di mana ia menyentuhnya saat pernikahan.

​Sentuhan itu lembut, kepemilikan. Winter menegang, tetapi ia tidak bisa menarik diri, tidak di depan seluruh pers di Asia.

​“Pernikahan adalah keputusan bisnis terbesar yang bisa dibuat oleh dua orang kuat,” kata Darren, suaranya lebih lembut, kini hanya melihat Winter. “Saya harus jujur, setelah sepuluh tahun, Nyonya Reigar-Alzona dan saya tidak bisa lagi menyangkal bahwa kami ditakdirkan untuk bersama. Kami adalah pasangan yang ditakdirkan untuk berkuasa bersama. Dan Alzona Group serta Reigar Technologies kini adalah satu kesatuan, seperti kami berdua.”

​Dia membiarkan tangannya tetap di punggung Winter, menyalurkan panas, kekuatan, dan ancaman.

​Winter Alzona, CEO yang kejam dan tak terkalahkan, merasa seluruh tubuhnya diliputi panas. Bukan karena malu, tetapi karena sentuhan itu. Rasa itu mengganggu, menarik, dan sangat ilegal di bawah kontrak mereka. Dia hampir melupakan di mana dia berada.

​Darren berhasil. Ia berhasil mengubah skandal finansial menjadi kisah cinta pasangan kuat yang menghadapi musuh bersama.

​Ketika konferensi pers usai dan mereka berjalan keluar, Winter segera menghempaskan tangan Darren dari punggungnya.

​“Kau melanggar batas, Darren,” bisik Winter, matanya menyala.

​“Aku menyelamatkan perusahaanmu, Winter. Dan aku menaikkan pamor pernikahan kita,” balas Darren, santai. “Aku hanya melakukan apa yang suami yang baik lakukan: melindungi asetnya. Kau terlihat sangat meyakinkan di bawah sentuhanku. Itu yang penting.”

​Winter berjalan cepat ke lift pribadinya. Adrian bergegas menyusul.

​Di dalam lift, Winter menatap pantulan dirinya dan Adrian di pintu logam yang mengilap. Ia tidak melihat CEO yang menang. Ia melihat seorang wanita yang baru saja dipaksa untuk mengakui kendali orang lain.

​Winter Alzona menyadari, untuk pertama kalinya sejak ia merencanakan balas dendam ini, ia mulai meragukan dirinya. Dia tidak menghancurkan Darren; dia memberinya platform. Dan kini, Darren Reigar-Alzona tidak hanya mengancam perusahaan Wray Group, tetapi juga mengancam tembok pertahanan emosional yang ia bangun selama sepuluh tahun.

​Dia takut, bukan pada kehancuran finansial, tetapi pada sentuhan, pada kata-kata, dan pada keinginan yang ia lihat di mata suaminya. Darren tidak ingin bebas dari kontrak. Darren ingin memenangkan permainannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!