NovelToon NovelToon
​ Dendam Sang Mantan Istri Miliarder

​ Dendam Sang Mantan Istri Miliarder

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Pelakor / Pelakor jahat / Tukar Pasangan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Selingkuh
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Adrina salsabila Alkhadafi

​💔 Dikhianati & Dibangkitkan: Balas Dendam Sang Ibu
​Natalie Ainsworth selalu percaya pada cinta. Keyakinan itu membuatnya buta, sampai suaminya, Aaron Whitmore, menusuknya dari belakang.
​Bukan hanya selingkuh. Aaron dan seluruh keluarganya bersekongkol menghancurkannya, merampas rumah, nama baik, dan harga dirinya. Dalam semalam, Natalie kehilangan segalanya.
​Dan tak seorang pun tahu... ia sedang mengandung.
​Hancur, sendirian, dan nyaris mati — Natalie membawa rahasia terbesar itu pergi. Luka yang mereka torehkan menjadi bara api yang menumbuhkan kekuatan.
​Bertahun-tahun kemudian, ia kembali.
​Bukan sebagai perempuan lemah yang mereka kenal, melainkan sebagai sosok yang kuat, berani, dan siap menuntut keadilan.
​Mampukah ia melindungi buah hatinya dari bayangan masa lalu?
​Apakah cinta yang baru bisa menyembuhkan hati yang remuk?
​Atau... akankah Natalie memilih untuk menghancurkan mereka, satu per satu, seperti mereka menghancurkannya dulu?
​Ini kisah tentang kebangkitan wanit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

​ BAB 9: Sang Ratu Kembali

​Lima tahun. Cukup waktu untuk mengubah seorang wanita yang pernah menangis di trotoar menjadi sosok yang ditakuti di ruang dewan.

​Natalie Ainsworth, kini Elara, melangkah keluar dari pesawat jet pribadinya. Ia menghindari terminal utama; ia tidak ingin membuang waktu. Udara Jakarta yang hangat dan lembap menerpa wajahnya. Ia tidak merasakan nostalgia, hanya sebuah kehausan yang dingin.

​Ia mengenakan suit custom-made berwarna charcoal grey dari penjahit terbaik di London. Rambutnya dipotong tajam hingga bahu, membingkai wajahnya yang tirus dan menonjolkan tulang pipinya. Mata Natalie, yang pernah berkaca-kaca karena cinta yang dihancurkan, kini dingin, tajam, dan seolah mampu melihat kelemahan finansial lawan bicaranya. ****

​Di landasan, ia disambut oleh Maria, asistennya yang cerdas dari Indonesia, dan Ben, pengawal pribadinya dari Eropa. Mereka tidak pernah berani bertanya tentang masa lalunya. Baginya, ia adalah 'Ny. Elara', venture capitalist muda yang kejam.

​"Laporan terbaru proyek Whitmore Resort sudah ada di mobil, Nyonya," lapor Maria.

​"Bagus," jawab Natalie, suaranya dalam dan berwibawa. "Dan pastikan Hadiningrat sudah menyiapkan data Bank Sigma. Aku ingin bergerak cepat."

​Mobil limousine yang membawanya melaju, melintasi jalanan Jakarta yang macet. Natalie menatap ke luar jendela. Setiap gedung tinggi yang ia lihat, setiap papan iklan mewah, dulu terasa seperti tamparan. Kini, ia melihatnya sebagai papan catur.

​Ia menyentuh liontin kecil berinisial 'K' di balik blusnya. Itu adalah satu-satunya jimatnya. Pengingat.

​Tuan Hadiningrat, pengacara tua yang kini bekerja di bawah payung perusahaan Natalie, menyambutnya di kantor pusat rahasia. Ia tidak lagi melihat Natalie yang lemah, melainkan seorang klien yang menakutkan.

​"Nyonya Elara, Anda kembali tepat waktu. Pinjaman Bank Sigma pada Whitmore Resort akan jatuh tempo dalam enam bulan. Mereka akan panik," lapor Hadiningrat, menyerahkan dokumen tebal.

​"Enam bulan adalah waktu yang terlalu lama untuk menunggu," kata Natalie, meneliti laporan itu. "Saya ingin kita mulai membeli obligasi mereka, perlahan, melalui perusahaan cangkang di Zurich. Tujuannya bukan untuk mengambil alih, Tuan Hadiningrat. Tapi untuk membuat mereka merasa tercekik."

​"Langkah yang cerdik. Jadi, kita mulai memancing di pasar terbuka?"

​"Tidak hanya memancing. Saya ingin menantang Aaron langsung," ujar Natalie, seringai tipis muncul di sudut bibirnya. "Saya akan menawar tender infrastruktur yang menjadi incaran utama Whitmore bulan depan. Saya ingin mengirimkan pesan: Musuh baru Anda sudah datang, dan saya tahu segalanya."

​Sore itu, Natalie meninggalkan perannya sebagai 'Ny. Elara' sejenak. Ia menyelinap ke sebuah kompleks perumahan sederhana di pinggiran kota, menyamar dengan jaket dan topi.

​Pintu rumah itu terbuka, dan Natalie langsung melihatnya. Seorang anak laki-laki berusia lima tahun, dengan mata hitam cerdas dan hidung mancung yang sayangnya persis seperti Aaron.

​"Mama!"

​Kenzo berlari. Ia tidak melihatnya sebagai 'Tante Elara'. Bagi Kenzo, yang ia kenal sejak ia bisa berbicara, Maya adalah 'Bunda', dan wanita yang jarang ia temui ini adalah 'Mama'.

​Pelukan kecil itu meluluhkan baja yang menyelubungi hati Natalie. Ia berlutut, memeluk Kenzo erat-erat hingga napasnya tercekat. Aroma sabun dan kepolosan Kenzo adalah satu-satunya kehangatan yang ia rasakan.

​"Kau sudah besar sekali, Sayang," bisik Natalie, menciumi pipinya. Ia melihat liontin 'K' di leher Kenzo, bukti perjanjian rahasia mereka.

​Maya berdiri di ambang pintu, air mata haru. "Selamat datang kembali, Nat."

​Setelah Kenzo tertidur, Natalie dan Maya duduk di dapur. Maya menyerahkan buku catatan yang penuh dengan detail tumbuh kembang Kenzo.

​"Keluarga Whitmore... mereka benar-benar melupakanmu. Bahkan Aaron sudah bertunangan dengan Clara, sosialita dari Eropa," lapor Maya.

​Wajah Natalie tetap tenang. "Clara... Itu ironis," desis Natalie. "Dia adalah teman yang memblokir teleponku lima tahun lalu. Aaron selalu memilih wanita yang salah."

​"Tapi... apakah kau siap? Aaron sangat berkuasa. Dan jika Clara tahu tentang Kenzo..."

​"Aku lebih berkuasa," balas Natalie dingin. "Dia memiliki Dinasti yang dibangun di atas kebohongan. Aku memiliki strategi yang dibangun di atas fakta. Dan yang terpenting, dia tidak tahu bahwa Kenzo ada. Itu adalah kartu AS terakhirku."

​Natalie kemudian menjelaskan rencananya. "Maya, aku akan mengadakan acara amal besar. Aku ingin semua elit Jakarta datang. Termasuk Aaron dan Eliza Whitmore. Aku harus melihat reaksinya. Aku harus mengukir ketakutan di matanya."

​"Kau gila, Nat! Kau akan memperkenalkan dirimu secepat ini?"

​"Tidak memperkenalkan. Memperkenalkan kekuatanku. Aku akan datang sebagai Nyonya Elara, perwakilan dari Holding Group yang mencari peluang di Asia. Aku ingin melihat mata Aaron saat dia menyadari bahwa musuh terbesarnya adalah wanita yang pernah ia buang di tepi jalan."

​Latar: Gala Dinner Amal, Hotel Paling Megah di Jakarta. Malam Pertemuan.

​Ini adalah panggung utama Natalie. Lampu kristal memantul di gaun malam hitam yang dikenakannya, sebuah gaun sederhana namun mematikan. Natalie tidak mencari perhatian, namun posturnya yang dingin dan aura miliarder yang melekat membuatnya menjadi pusat perhatian.

​Ia tidak minum, hanya memegang segelas air. Ia menelusuri ruangan, menganalisis setiap wajah, setiap senyum palsu.

​Dan kemudian, ia melihat mereka.

​Eliza Whitmore, yang tampak lebih tua dan lebih angkuh, berjalan masuk didampingi Aaron. Aaron tampak lebih matang, mengenakan tuxedo sempurna. Di sebelahnya, tunangan barunya, Clara, wanita blonde yang glamor. Mereka tampak seperti keluarga sempurna yang Natalie iri lima tahun lalu.

​Natalie menahan napas. Rasa sakit dari pengkhianatan lima tahun lalu naik ke kerongkongannya, namun ia menelannya mentah-mentah. Ia adalah Elara. Dingin.

​Aaron dan Eliza berjalan melewatinya, bercakap-cakap dengan riang. Mereka benar-benar tidak mengenali wanita yang mereka hancurkan.

​Tiba-tiba, Tuan Hadiningrat muncul, dengan senyum palsu yang paling memuakkan. Ia mencegat Aaron.

​"Tuan Whitmore," sapa Hadiningrat. "Saya ingin memperkenalkan Anda pada investor yang sangat penting untuk pasar properti Indonesia. Ini Nyonya Elara."

​Aaron berbalik. Matanya bertemu dengan mata Natalie. Untuk sepersekian detik, kerutan muncul di dahi Aaron. Ada sesuatu yang familiar, seperti bayangan yang tak bisa ia tangkap. Namun, ia dengan cepat mengabaikannya—Natalie Ainsworth, wanita yang mereka buang, pasti sudah lama mati.

​"Senang bertemu Anda, Nyonya Elara. Saya Aaron Whitmore," ujar Aaron, mengulurkan tangan.

​Natalie membalas jabat tangan itu. Tangannya yang dulu ia genggam penuh cinta, kini ia genggam dengan dingin, seperti sedang menjabat tangan musuh bebuyutannya. ****

​"Elara," jawab Natalie, suaranya datar dan profesional. "Saya sudah mempelajari proyek resort Anda. Sangat ambisius. Sayang sekali, saya harus mengatakan, skema pinjamannya terlalu lemah."

​Pernyataan itu menusuk langsung ke titik kelemahan Aaron. Wajah Aaron sedikit mengeras. "Semua bank percaya pada jaminan kami, Nyonya."

​Eliza Whitmore mendekat, meneliti Natalie dari ujung rambut hingga ujung kaki, berusaha menemukan celah. "Maaf, Anda dari perusahaan mana, Nyonya? Saya belum pernah mendengar nama Anda di lingkaran investasi kami."

​Natalie tersenyum—senyum yang tidak mencapai matanya. Senyum seorang predator.

​"Tentu saja Anda belum pernah mendengar nama saya, Nyonya Whitmore," balas Natalie, nadanya sopan namun tajam. "Saya bekerja di balik layar, jauh dari gossip Jakarta. Tapi jangan khawatir, dalam waktu dekat, saya jamin, Anda akan sangat sering mendengar nama saya."

​Natalie menarik tangannya dari Aaron, meninggalkan jejak dingin di kulit Aaron. Ia berbalik, meninggalkan pasangan Whitmore yang kini saling berbisik, bingung dan sedikit terancam.

1
partini
dari sinopsisnya ngeri " sedap menarik
Himna Mohamad
lanjut thoor
putri lindung bulan: siap akan saya lanjutkan
total 1 replies
Himna Mohamad
good thoor sat set
Himna Mohamad
👍👍👍👍👍
Himna Mohamad
sdh mampir thoor,,lanjut
putri lindung bulan: terimakasih sudah mampir , salam kenal ya
total 1 replies
Himna Mohamad
awal yg bagus thoor👍👍👍👍👍
putri lindung bulan: terimakasih sudah mampir
total 1 replies
putri lindung bulan
untuk sahabat adri selamat datang di dunia nataly.semoga kalian suka novel.jika suka jangan lupa beri like,dan sisipkan komentar.salam kenal semuanya🙏🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!