seorang gadis muda yg tidak sengaja bertemu dengan tuan muda yg seorang mafia. pertemuan yg tidak sengaja, lalu di pertemukan kembali dengan ada nya perjodohan di antara ke dua nya. nikah paksa pun terjadi, namun di antara kalian hanya terjadi seperti sebuah kontrak. bagaimana cerita nya??? ikuti terus cerita nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Nanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 09 (hari pernikahan)
upacara pernikahan pun akan segera di mulai, banyak media yg datang, rekan bisnis ayah dan juga tuan Marco. tidak lupa dengan para karyawan mu, dan tentu nya Elif.
kau pun mulai berjalan di altar pernikahan, di gandeng oleh ayah mu. jantung mu pun tidak karuan, nafas mu juga tidak teratur. banyak media yg menyorot
"tegak kan kepala mu Laura, jangan sampai orang melihat kau terlihat lemah. banyak orang mengenal mu dengan wanita yg tangguh, ayo tunjukan pada mereka. " ucap ayah mu dengan nada yg lembut
kau pun mengambil nafas panjang, dan mulai berjalan tegak dan elegan.
sampai lah kau di hadapan Vino, Vino pun melihat mu dan mengulurkan tangan nya. ayah mu pun memberikan tangan mu pada nya sembari berkata "tolong jaga putri ku. "
"tentu ayah.... " jawab Vino tanpa mengalihkan pandangan nya dari mu
upacara pernikahan pun di mulai, pertanyaan demi pertanyaan pun kalian jawab bersama tanpa mengalihkan pandangan satu sama lain. dan saat pendeta mengatakan bait terakhir "kalian telah sah menjadi suami istri, mempelai pria di persilahkan untuk memberikan ciuman kepada mempelai wanita. "
mendengar itu, kau pun langsung melihat ke arah pendeta. belum selesai kau bereaksi, Vino memegang pinggul mu dan menarik nya. satu tangan nya pun di letakan di belakang kepala mu, dan menarik mu. Vino pun mencium bibir mu, mata mu pun terbelalak. ciuman pertama mu, Vino yg melakukannya.
setelah upacara pernikahan selesai, kau pun kembali ke kamar mu setelah berbaur dengan beberapa tamu. kau meminta Luna untuk membantu mu melepaskan beberapa perhiasan yg menempel, dan hanya menyisah kan gaun yg kau kenakan. "di luar masih tamu nona, tapi kau malah masuk ke dalam. apa itu tidak masalah" ucap Luna
"ini acara ku, pesta ku. siapa yg akan melarang ku" ucap mu dengan kesal
"kenapa kau terlihat sangat kesal nona, ini harus nya jadi hari yg paling membahagiakan untuk mu" Luna menyandar di meja rias mu
"kau tau kondisi nya kan Luna, jadi jangan di bahas. " kau pun bangun, dan berjalan ke arah pintu balkon. membuka pintu kaca, dan kau pun berjalan ke balkon kamar mu yg berhadapan langsung dengan taman belakang rumah. kau pun melihat, banyak nya tamu, media, dan orang penting yg datang. "kau tau Luna, pernikahan seperti ini adalah idaman setiap wanita. tapi, aku... aku bukan lah wanita itu"
Luna pun berjalan dan bersandar di dekat pintu "kau bisa menjadi wanita itu nona, tapi kau tidak melakukan nya. "
"aku tidak tau Luna, bagaimana nasib ku kedepan nya nanti. pernikahan ini sungguh tidak aku ingin kan" kau masih memandang ke acara pesta
"kedepan nya, jika kau bersikap baik. maka cinta akan tumbuh seiring berjalan nya waktu" ucap Ibu mu dari arah belakang
kau pun sontak menoleh ke belakang "ibu... "
ibu mu pun menghampiri mu "ibu bawakan makan siang untuk mu, Vino bilang kalau kau sedikit pusing maka nya kembali ke kamar. " ibu mu membelai wajah mu "sayang, Vino sebenarnya orang yg baik. hanya saja, kalian belum saling kenal lebih dalam. "
"ibu, kau tidak tau yg sebenarnya. " kau pun menggeleng kan kepala mu
"baik lah, ayo makan dulu. " ajak ibu mu
kau pun menikmati makanan yg ibu mu bawa, di temani Luna dan juga ibu mu. "Luna, kemasi baju ganti dan keperluan yg di butuh kan Laura untuk pergi. jangan sampai dia kekurangan apa pun. " ucap Ibu mu melihat Luna
"baik nyonya" Luna pun mengemas kan barang mu
"apa kau akan datang ibu!?? " kau pun bertanya
"hemm, tentu saja. tapi ibu mungkin akan datang setelah dua/tiga hari setelah ini. ibu akan membawakan pakaian mu lagi nanti" jawab ibu mu
"bisakah Luna ikut bersama ku bu!?? "
"tidak bisa sayang, ayah mu tidak akan mengizinkan nya. " tolak ibu mu
"aku akan kesepian bu!?? "
"kau masih pengantin baru sayang, nanti jika mungkin ibu akan bantu bicara pada ayah mu. tapi tidak dalam waktu dekat" bujuk ibu mu
"hemm, baiklah bu. " kau pun pasrah
******
"kau sudah katakan pada Laura, tentang rumah yg akan kalian tempati!?? " tanya tuan Marco kepada Vino
"hemm, aku sudah mengatakan nya. ayah jangan khawatir, aku sudah mengatur nya. " ucap Vino
"baiklah. ingat pesan ayah, jangan kasar pada wanita apa lagi sampai melukai perasaan nya. setidaknya, kau sekarang sudah punya istri. dan soal pekerjaan hitam mu, jangan sampai istri mu terseret ke dalam nya. kau mengerti" tegas tuan Marco
"iya ayah, aku mengerti. "
******
tok... tok... tok...
Luna pun membuka pintu, terlihat seorang pelayan berdiri di sana "nona, ada teman mu yg ingin bertemu. dia menunggu mu di bawah" ucap pelayan itu
"siapa...!?? " kau pun bertanya
"nona Elif dan tuan Martin" jawab pelayan itu
"aku akan turun sebentar lagi" ucap mu lagi
"Martin, bukan kah dia itu... " ucap Ibu mu
"hemm, aku akan menemui nya sebentar bu. " kau pun bangun dan berjalan turun menuju mereka berada
"hei Laura... " Elif memeluk mu "selamat atas pernikahan mu. yaa, walau pun seperti nya ini cukup mendadak."
"hemm, terimakasih. " kau tersenyum. kau pun melihat Martin
"Laura.... " sapa Martin dengan wajah yg penuh kecewa
"Hai Martin... " kau pun tersenyum pada nya
"selamat untuk pernikahan mu" ucap Martin
"terimakasih.... " kau pun melihat Elif "Elif, mungkin aku tidak akan masuk kantor untuk waktu yg belum dapat aku tentukan. tolong, kau urus segala nya. jika membutuhkan ku, kau hubungi saja aku. "
"tentu, jangan khawatir. aku akan urus segala nya. " Elif pun tersenyum pada mu
"ooh sayang, kau di sini!?? " Vino langsung memelukmu dari belakang dan membisikkan "kontrak... "
"hemm... kenalkan, ini Elif asisten plus sekertaris pribadi ku. " kau pun bicara dengan sedikit gugup karena tidak nyaman dengan perlakuan Vino "dan ini Martin, teman ku!? "
"ooh Hai, aku Vino. senang bertemu dengan kalian. " sapa Vino masih melingkar kan tangan nya di pinggul mu "aku akan menunggu mu di kamar. " bisik nya dan berlalu pergi
kau pun hanya diam, saat Vino sudah pergi. Martin pun mulai bertanya "kau bilang belum siap menjalin hubungan yg serius, tapi ini... apa karena dia adalah Alvino Leonardo, jadi kau tidak bisa menolak nya. "
"hemm, kalau kau tau. kenapa harus bertanya lagi!! aku permisi dulu, nikmati pesta nya. " ucap mu pamit
kau pun berjalan naik ke kamar mu, saat sampai di kamar mu. kau melihat Vino sedang berdiri di balkon, kau pun langsung menghampiri nya.