Di Benua Sembilan Langit, kekuatan adalah hukum.
Lin Feng, anak sekte kecil yang dicap sampah karena "Nadi Spiritual Tersegel", terlempar ke jurang hinaan. Namun, di balik kelemahan itu tersembunyi rahasia besar: Physique Naga Void — warisan kuno yang mampu menelan segala Qi dan menembus batas langit.
Dari dunia fana yang penuh intrik sekte, hingga perang antar klan surgawi, perjalanan Lin Feng adalah pertaruhan hidup dan mati.
Balas budi sepuluh kali lipat. Balas dendam seratus kali lipat.
Di setiap langkah, ia akan melawan langit, menantang takdir, dan membuka jalan menuju kekosongan.
Saat naga terbangun, siapakah yang mampu menghalangi jalannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alhenamebsuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seleksi Murid Inti Dimulai
Pagi itu, matahari baru saja menembus ufuk timur ketika dua ratus murid luar berkumpul di Lapangan Utama Sekte Bambu Hitam. Udara dipenuhi ketegangan, seolah setiap napas menahan sesuatu yang besar akan terjadi.
Lin Feng berdiri di barisan belakang, matanya tajam mengamati para pesaing. Efek Pil Pemulihan Tingkat 3 dari Xiao Yue semalam masih terasa—bukan sekadar menyembuhkan matanya, tapi juga menstabilkan kultivasinya di Pemurnian Tubuh Level 5.
"Hei, lihat si sampah itu! Berani ikut seleksi?"
"Hah, level 5 mau ikut? Mau cari mati, nih!"
"Tapi kemarin dia bertahan sampai 50 jurus melawan Wang Tianming..."
Bisik-bisik terus terdengar di sekelilingnya, tapi Lin Feng tak peduli. Fokusnya tetap pada panggung utama, menunggu aba-aba dimulainya seleksi.
GONG!
Suara gong perunggu menggema, menembus keheningan pagi. Kepala Sekte Liu Qingshan muncul, diikuti para Elder yang berdiri tegap di sisi panggung.
"Murid-murid Sekte Bambu Hitam!" suara Kepala Sekte menggelegar hingga membuat beberapa murid merinding. "Hari ini berlangsung Seleksi Murid Inti tahunan! Dari dua ratus peserta, hanya tiga puluh yang akan terpilih menjadi murid inti!"
Elder Zhang melangkah maju, menenteng sebuah peta besar. Senyum tipis tersungging di wajahnya, tapi matanya penuh arti.
"Aturan tahun ini berbeda," ia mengumumkan. "Kalian akan masuk ke Hutan Iblis Mini di belakang gunung. Di sana tersebar seratus token, masing-masing dijaga monster. Kumpulkan sebanyak mungkin dalam waktu tiga hari tiga malam."
Suasana mendadak gaduh. Murid-murid saling bertukar pandang, ada yang tegang, ada yang antusias.
"Tapi ingat," Elder Zhang mengangkat tangan, membuat semua hening. "Kalian boleh merebut token dari peserta lain. Metode apa pun diperbolehkan… kecuali membunuh. Tiga puluh peserta dengan jumlah token terbanyak akan menjadi murid inti."
Lin Feng menyeringai tipis, hatinya berdebar. Battle royale… ini akan jadi menarik.
"Perhatian!" Elder Huang, wanita paruh baya dengan wajah tegas, menjelaskan dengan rinci. "Hutan Iblis Mini dibagi menjadi tiga zona. Zona Luar dihuni monster level 1–3, Zona Tengah level 4–6, dan Zona Dalam level 7–9!"
Wang Tianming, yang berdiri di barisan depan, tersenyum penuh percaya diri. Dengan level 8, dia bisa masuk Zona Dalam tanpa masalah.
"Token di Zona Luar bernilai 1 poin, Zona Tengah 3 poin, dan Zona Dalam 10 poin!" Elder Huang melanjutkan. "Jadi, kalian bisa memilih: bermain aman di luar atau ambil risiko di dalam demi poin lebih besar."
Lin Feng mulai merencanakan strateginya. Dengan level 5, Zona Tengah adalah batasku. Tapi… jika aku bisa mencuri dari mereka yang masuk Zona Dalam…
"Oh ya," Elder Zhang menambahkan dengan senyum licik, "ada satu aturan khusus. Setiap peserta akan memakai Gelang Pelacak. Jika Qi kalian habis atau terluka parah, gelang itu akan langsung men-teleport kalian keluar dan otomatis mendiskualifikasi."
Chen Wei, yang berdiri tidak jauh dari Lin Feng, terlihat pucat. Hukumannya memang dicabut oleh Elder lain di menit terakhir, tapi rasa percaya dirinya hancur setelah kalah dari Lin Feng.
"Peserta, ambil perlengkapan dasar!"
Setiap murid menerima tas berisi: 3 Pil Pemulihan Qi Tingkat 1, perban, kompas, dan pisau kecil.
Lin Feng memeriksa tasnya sambil mengamati peserta lain. Beberapa sudah mulai membentuk aliansi diam-diam.
Aku harus bergerak sendiri dulu. Amati situasi, baru bertindak.
“Sebelum kalian masuk,” Elder Zhang tiba-tiba mendekati Lin Feng saat murid-murid lain sibuk menyiapkan diri. “Ini.”
Tanpa banyak bicara, dia menyerahkan sebuah gulungan kecil ke tangan Lin Feng.
“Elder, ini…” Lin Feng ragu, menatap gulungan itu.
“Peta rahasia Hutan Iblis Mini,” bisik Elder Zhang. “Anggap ini sebagai kompensasi tambahan atas perlakuan yang tidak adil selama ini.”
Lin Feng terkejut. “Tapi Elder, ini… curang—”
“Curang?” Elder Zhang tersenyum tipis, matanya seakan menyiratkan rahasia yang lebih dalam. “Anak muda, di dunia kultivasi, tidak ada yang namanya curang. Yang ada hanyalah menang atau kalah. Lagipula…”
Ia menoleh sebentar ke arah Chen Wei yang sedang berbisik dengan delapan murid lainnya.
“Mereka sudah merencanakan untuk mengeroyokmu di dalam. Kau pikir itu adil?”
Lin Feng menggenggam peta itu erat. “Terima kasih, Elder.”
“Jangan sampai mengecewakanku, Lin Feng. Aku melihat potensi besar dalam dirimu.”
Elder Zhang lalu berlalu, meninggalkan Lin Feng yang masih bingung oleh perhatian istimewa itu.
Kenapa Elder Zhang membantu? Apa dia tahu sesuatu tentang identitasku?
“PESERTA, BERSIAP!”
Dua ratus murid berbaris rapi di depan gerbang hutan, yang diselimuti kabut tipis. Aura mencekam menyelimuti setiap sudut.
Wang Tianming berdiri paling depan, diikuti murid-murid kuat lainnya. Lin Feng sengaja menempatkan diri di tengah—tidak terlalu menonjol.
“SELEKSI MURID INTI… DIMULAI!”
WHOOSH!
Semua murid meloncat masuk bersamaan, lenyap di balik kabut Hutan Iblis Mini.
Lin Feng tidak ikut bergegas masuk. Dia menunggu kerumunan menyebar, baru melangkah perlahan ke dalam hutan.
Hutan Iblis Mini tetap gelap meski pagi telah tiba. Pepohonan rapat menahan cahaya matahari, sementara kabut tebal membatasi pandangan hanya sekitar sepuluh meter.
Graooor…
Suara geraman rendah terdengar dari arah kiri. Insting Lin Feng langsung menegang.
Dari balik semak-semak, muncul seekor Serigala Besi. Bulu abu-abu metaliknya berkilau redup, mata merahnya menyala penuh amarah. Levelnya—Pemurnian Tubuh 6!
“Lebih kuat dariku…” Lin Feng mundur perlahan. Tapi tekadnya tetap membara.
Serigala itu melompat!
“Langkah Bayangan Naga!”
Lin Feng bergerak zigzag, menghindari cakar tajam nyaris selisih milimeter. Semua pola serangan monster yang dipelajarinya dari peta Elder Zhang kini berguna.
Serigala Besi—kuat tapi lambat berputar. Titik lemah: leher belakang!
“Tinju Pecah Batu!”
DUAK!
Pukulan tepat mengenai titik lemah. Serigala melolong kesakitan, tapi tidak tumbang. Monster level 6 jelas bukan lawan level 5 yang mudah.
Pertarungan berlangsung sepuluh menit penuh. Lin Feng memanfaatkan lingkungan: membuat serigala menabrak pohon, tersangkut akar, tersandung batu.
Akhirnya, dengan pukulan ketiga tepat di titik lemah yang sama, Serigala Besi roboh ke tanah.
“Hah… hah… satu monster saja sudah membuatku kelelahan…”
Namun, begitu Serigala mati, tubuhnya memancarkan cahaya. Sebuah token perunggu dengan angka “1” terukir di atasnya muncul di hadapan Lin Feng.
“Token pertama!” serunya dengan lega, mengambilnya.
Tanpa dia sadari, dari atas salah satu pohon, sepasang mata menatapnya penuh minat…