NovelToon NovelToon
Mendadak Menikah Dengan Konglomerat

Mendadak Menikah Dengan Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Wardani

Alya terpaksa menggantikan Putri yang menghilang di hari pernikahan nya dengan putra dari konglomerat keluarga besar Danayaksa. Pebisnis yang di segani di dunia bisnis. Pernikahan yang mengantarkan Alya ke dalam Lika - liku kehidupan sebenarnya. Mulai dari kesepakatan untuk bertahan dalam pernikahan mereka, wanita yang ada di masa lalu suami nya, hingga keluarga Devan yang tidak bisa menerima Alya sebagai istri Devan. Mampukah Alya melewatinya? Dengan besarnya rasa cinta dari Devan yang menguatkan Alya untuk bertahan mengarungi semua rintangan itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Wardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menerima Dirinya

*****

Setelah menjalankan salat berjamaah, Naomi gantian mencium takzim punggung tangan Devan juga Alya.

" Mbak... Kalau mau membuat makan malam aku juga mau ya. Aku belum makan." Ucap Naomi dengan wajah yang dibuat semanis mungkin.

Alya pun mengangguk. Walau sebenarnya hatinya berdebar dengan apa yang harus dia lakukan.

Gadis yang tidak berhijab itu langsung melepas mukena nya dan menuju ruang tamu. Membuka laptop nya dan sibuk dengan dunia nya.

Alya menarik nafasnya panjang. Sudah melepas tali mukenanya namun rasa nya belum siap membuka hijab nya di depan Devan sekalipun pria itu sudah halal melihat nya.

Tapi, jika dia tidak melakukannya, Naomi akan bertanya ini dan itu dan akan curiga dengan hubungan mereka.

Devan melihat tangan Alya ragu untuk melepas mukena nya. Dia mendekat dan meraih tangan Alya.

" It's okey. Aku suami kamu. Aku berhak melihat nya. Remember that you wanna be a good wife?" Ucap Devan yang masih memegang tangan Alya.

Alya mengangguk kaku dan membiarkan Devan melepaskan mukena nya sambil menahan nafas.

Devan melepasnya dengan jantung yang berdebar keras. Saat dia berhasil menanggalkan mukena Alya, jakun nya naik turun dengan jantung yang berdetak semakin keras.

Leher wanita itu begitu putih, jenjang dan ramping. Rambut panjang hingga pundak, hitam berkilau dan terlihat sangat sehat. Tanda jika istri nya itu merawatnya.

Wajahnya yang bisa Devan lihat keseluruhan lebih jelas terlihat sangat indah. Kecantikan yang di sembunyikan di balik hijab sederhananya selama ini.

Alya membuka mata nya dan tatapannnya bertemu dengan Devan yang juga menatapnya begitu lekat dan dekat. Membuat Alya langsung memutus kontak mata itu.

Dia menggulung rambut nya dengan kuncir yang dia pakai sebagai gelang.

" Aku mau masak dulu ya, mas. Kasihan Naomi sudah lapar. Kamu pasti juga kan?"

Alya mendorong Devan sedikit agar dia bisa beranjak. Saat itu Devan seolah kembali pada kesadarannya.

Dan Devan menghela nafas nya dengan senyum yang hanya dia yang bisa mengungkapkan bagaimana perasaannya.

Dia lalu ikut beranjak dan menyusul Alya ke dapur. Rasa nya belum puas melihat wajah wanita itu dengan penampilan berbeda malam ini.

" Ada yang bisa aku bantu?" Tanya Devan.

" Tidak perlu mas. Kamu temani Naomi saja. Lagi pula kamu kan mengatakan tidak pernah menyentuh dapur." Jawab Alya sibuk menyiapkan bahan.

Sebenarnya bukan tidak ada yang bisa di bantu suami nya itu. Namun Alya tidak ingin memiliki kontak mata dengan Devan.

Devan pada airnya duduk di stool bar. Memperhatikan Alya dari belakang yang terlihat begitu cekatan.

Alya yang menggulung rambutnya jadi satu ke atas, membuat Devan bisa melihat betapa jenjang dan mulus leher wanita itu dari belakang. Bahu nya terlihat ringkih. Dan saat wanita itu membalikkan badan nya dia bisa melihat tulang - tulang belikat yang menonjol di sana. Yang menandakan jika wanita itu memang kurus.

" Mbak Alya... Ih cantik sekali. Aku baru lihat mbak Alya tanpa hijab. Pantes Mas Devan betah di dapur memandangi kamu. Sial... Menang banyak nih kakak ku nikahin kamu, mbak." Ucap Naomi yang tiba - tiba muncul di dapur dan duduk di stool bar.

Alya jadi semakin gugup. Dia merasa seperti sedang ikut kontes memasak dan setiap gerakannya di awasi oleh juri.

*

*

*

Empat puluh lima menit kemudian. Tiga porsi steak buatannya telah siap. Wangi masakan wanita itu menjadi daya pikat pertama, itu yang Devan pelajari. Setiap masakan yang di buat Alya selalu memiliki aroma yang menggugah selera.

" Aduh... Mbak Alya. Ini enak banget. Sumpah. Serius. Boleh ya aku sering - sering ke sini untuk makan malam?" Ucap Naomi.

Mata Naomi begitu berbinar. Matanya mengerjap - mengerjap lucu seolah tengah merayu Alya.

Alya yang mendengar itu hanya terkekeh.

" Tidak. Kamu mengganggu." Sahut Devan yang menjawab dengan tegas.

Penolakan yang di ucapkan Devan barusan membuat Naomi langsung mengerucutkan bibir nya karena kesal.

" Mbk... Ih... Gimana bisa seenak ini? Suka banget... Banget... Restoran langganan kita kalah deh, sumpah." Naomi kembali berbicara sambil menikmati makan malam yang di sajikan Alya.

" Cepat habiskan makanan mu, lalu pulang sana. Nanti mama mencari kamu." Ucap Devan membuat Naomi mendecak.

" Antar ya mas." Pintan Naomi.

" Tidak. Panggil Pak Ujang saja, suruh jemput." Tolak Devan.

" Ih, jahat. Mbak, lihat nih suami kamu." Adu Naomi pada Alya.

" Mas, tidak di antar saja? Kasihan malam - malam, kan dekat juga." Ucap Alya.

Devan pun menatap sebal pada Naomi, tapi Naomi justru terkekeh.

*

*

*

Devan pun akhirnya mengantar Naomi. Setelah kepergian mereka, Alya akhirnya bisa bernafas lega.

Aliya pun membereskan dapur dan bergegas untuk kembali ke kamar nya. Sudah hampir jam 09.00 dan dia belum membuka laptop nya.

Sebuah pesan masuk ke ponsel nya, nomor asing. Membuat Alya mengerni dan langsung membukanya.

( Mbak Alya. Aku suka kamu. Aku senang kamu yang menjadi istri mas Devan. Kamu sangat jauh berbeda dengan Mbak Putri yang manja dan banyak menuntut. I love you Mbak. Kapan - kapan ajari aku masak ya.)

( Adik ipar kamu yang cantik.)

( Naomi.)

Pesan dari Naomi membuat Alya tersenyum. Adik suaminya itu ternyata lebih frontal dan mengungkapkan dengan gamblang perasaannya.

Tapi Alya jadi lega, setidaknya sudah ada satu dari keluarga suami nya yang menerimanya.

*

*

*

Pagi ini Alya kembali sibuk sendiri di dapur apartment. Alya sedang membuat salad sayur untuk stoknya beberapa hari ke depan, salad yang di wrap dengan rice paper.

Semua sayur sudah di potong, ada jagung dan wortel yang telah di rebus, kol ungu dan timun yang di potong memanjang, juga daun selada, telur yang sudah di rebus dan ayam yang sudah di masak dengan lada hitam.

Walau tangan nya sibuk, pikiran berkelana memikirkan pria yang telah menjadi suami satu bulan.

Devan dengan perhatiannya, dengan tanggung jawab nya, sikap lembut dan senyum nya setiap bersamanya membuat pernikahan mereka semakin Alya rasakan, membuatnya sekuat tenaga menjaga benteng yang telah dia buat agar tidak jatuh hati pada pria itu.

Tidak pernah sekali pun,Devan membicarakan tentang penceraian. Pernikahan mereka seperti pernikahan orang normal pada umum nya, yang menikah atas kesadaran, kemauan dan kesepakatan kedua belah pihak.

Alya takut. Hati nya di penuhi kegelisahan tentang bagaimana akhir dari hubungan mereka nanti jika pada akhirnya dia jatuh hati pada Devan? Terlalu menakutkan untuk di bayangkan jika dia harus patah hati, dia tidak sanggup melukai diri nya lagi karena cinta.

Haruskah dia kembali membahas perceraian dengan pria itu? Setidaknya menanyakan kepastian tentang hubungan mereka ke depan nya?

*

*

*

Devan keluar dari kamar dan melihat Alya sudah sibuk di dapur padahal ini weekend. Dia berhenti di depan kamarnya, berjalan menuju dapur dan menatap Alya yang terlihat fokus, tanpa tahu jika sebenarnya kepala wanita itu sedang penuh dengan banyak hal.

Wanita itu, tidak pernah lagi membuka hijab di depan nya, hanya satu kali saat kedatangan Naomi. Alya memperlakukan nya dengan baik, benar - benar menjalankan peran nya sebagai istri. Seperti yang di katakan wanita itu saat hari pertama setelah mereka menikah.

Devan merasakan betapa besar perbedaan saat diri nya bersama dengan Putri dan Alya. Perbedaan yang seolah seperti langit dan bumi.

Bersama Putri kadang membuat nya lelah, wanita itu manja, namun Devan menyukainya, karena hakikat nya pria senang saat ada seorang wanita yang bergantung pada.nya.

Namun saat bersama Alya dia bisa melihat Alya selalu menolak perlakukan - perlakuan baik nya, dan itu memberikan rasa tersendiri untuk Devan. Membuat Devan semakin memiliki keinginan untuk bisa memaksa Alya menerima perlakuan baik nya.

Putri selalu merajuk, meminta ini dan itu,  terkadang menuntut. Dulu Devan menyukainya, karena Putri telah menggantungkan semua kepada nya,

Alya dan Devan semakin larut pada pikiran nya masing masing.

Kira kira siapa yang duluan jatuh cinta ya...

1
Dar Pin
pembuktian jauh lebih berharga dari pada penjelasan KL sudah begitu menyesalkan 😄
Yulli Santoso
menarik...tp jgn lama x nyambung nya kk😊
Yulli Santoso
kk...lanjutlah....🙏
Neng Nosita
menarik,aku suka ceritanya
Neng Nosita
seru juga ya,pertama x bertemu dpernikahan tapi langsung nyambung obrolannya ga jaim² an apalagi judes/jutek secara mereka baru kenal
Neng Nosita
yg bacanya mh bagian mesem mesemnya Thor😁
Neng Nosita
karakter Alya kayaknya orangnya humble,apa adanya...
belum nemu kemistrinya Thor🙏
Neng Nosita
cukup menarik utk terus lanjut baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!