Habis kontrak pernikahan dengan Tuan Muda Alfred, Nona Ariel menghilang bagai ditelan bumi tanpa meninggalkan pesan apapun.
Hubungan yang awalnya dianggap hanya sebatas perjanjian nyatanya lebih dari itu. Alfred mulai merasa ada yang hilang dari dirinya padahal dia sudah mendapatkan kembali apa yang menjadi tujuannya termasuk sang cinta pertama, Milea.
'Nona Ariel, dialah yang membawa separuh hidup tuan muda',
Tapi wanita itu menghilang tanpa jejak.
Hingga beberapa tahun kemudian, takdir membawa Alfred bertemu kembali dengan Ariel, tapi sudah ada laki-laki lain yang mengisi hati wanita itu.
Apa Alfred terlambat?
Note : Sangat disarankan untuk membaca (Perjanjian Dengan Tuan Muda) terlebih dahulu, karena ini sekuel dari cerita tersebut ✌🏻🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 09. Ancaman Dari Siapa?
'hati itu alami, bagaimana respon Ariel menghadapinya', telinga Alfred berdengung, ucapan Milea kembali bergema di benaknya.
Satu pertanyaan muncul, apa Ariel membalas rasa suka Jonas?
Alfred kembali memutar beberapa kebetulan yang dia lihat. Ariel begitu dekat dengan Jonas, wanita itu bisa bicara tanpa canggung, tersenyum bahkan tertawa dihadapan Jonas. Apa semua itu Ariel lakukan karena dia menyukai Jonas?
Alfred berdecak, "Tidak mungkin!"
"Al, apa yang tidak mungkin?"
"Bukan apa-apa." Perkara Ariel dan adiknya sungguh menganggu pikiran Alfred.
Milea mengeluarkan ponsel dari tasnya, "Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu," ucap gadis itu lalu membuka layar hp dan menyodorkannya dihadapan Alfred.
Alis hitam laki-laki itu saling bertaut, matanya pun ikut menyipit, jadi seperti ini yang mereka lakukan diluar sana? Tanpa sepengetahuanku....
"Maaf Al, aku tidak mempunyai maksud apapun dengan foto ini. Aku hanya ingin kamu tahu, mungkin saja Ariel benar-benar membalas rasa suka Jonas, tidak mungkin mereka sedekat ini jika tidak ada rasa apapun. Aku berpikir, Ariel selalu menjaga jarak baik dari Justin bahkan Arthur, tapi tidak dengan Jonas."
Alfred terdiam, tatapannya kosong tapi pikirnya terisi penuh. *Dia... berselingkuh*!
Foto yang Milea tunjukkan, foto tempo hari yang ia ambil di Rumah Sakit, saat bertemu dengan Ariel dan Jonas.
Gadis ini memutari kursi roda Alfred, menyentuh pundak mantan kekasihnya itu, "Al, jangan berpikir berat. Kamu hebat dan berkuasa, aku yakin kamu bisa mengambil keputusan yang tepat."
Entah apa maksud ucapan Milea tapi jelas ada sesuatu yang mungkin bisa menguntungkannya.
....
Kastil.
"Nona, orang-orang yang waktu itu datang mengantarkan surat, kembali ingin memberikan surat untuk Anda," bibi Imel memasuki kamar Ariel yang terbuka lebar, wanita itu tengah merapikan barang-barangnya. Karena besok pagi ia akan bertolak di kediaman utama.
Tangan Ariel seketika lemas orang-orang itu... surat...apa mereka lagi?
Dia berbalik menatap bibi Imel, "Dimana mereka?"
"Masih di depan gerbang, penjaga tidak mengijinkan mereka masuk, dan mereka juga tidak mau menyerahkan surat itu pada penjaga, mereka hanya ingin memberikannya langsung kepada Anda."
Ariel panik, tapi beruntung surat itu tidak jatuh ke tangan Imel atau penjaga, dengan sangat tergesa-gesa Ariel keluar kamar, "Biar aku yang mengambilnya."
Imel diam dalam kebingungan.
Surat itu sepertinya sangat penting untuk nona.
....
"Apa yang kalian lakukan! Apa masih belum cukup!" Ariel mencondongkan wajahnya di sela pagar, bicara pada tiga laki-laki berperawakan besar yang mengantar surat untuknya, dengan pelan tanpa bisa didengar penjaga.
"Nona, seharunya Anda sadar sajak awal, jangan salahkan kami, kami hanya menjalankan tugas tidak lebih dari itu."
"Lalu, apa yang dia inginkan?"
Salah satu dari ketiga pria itu memberikan surat yang dilapisi amplop biru, "Ini! Taun hanya menitipkan ini untuk Anda, setelah Anda membacanya pasti Anda tahu apa yang tuan kami inginkan."
Masih lewat celah pagar, Ariel meraih benda itu dan langsung menyembunyikannya di balik jaket, "Sekarang kalian pergi dari sini! Ingat, jangan pernah datang lagi ketempat ini!"
"Kami tidak bisa menjanjikan itu nona, jika tuan sudah memerintah."
"Sial! Cepatlah enyah dari hadapanku!" umpat Ariel, dan ketiga laki-laki itu kembali tertawa tapi mereka segera pergi meninggalkan lokasi.
"Nona Ariel, siapa mereka? Apa mereka mengganggu Anda? saya akan melaporkannya pada, Arthur."
"Tidak-tidak!" Ariel langsung menepis dugaan penjaga, "Mereka hanya mengantarkan paket yang ayahku kukirimkan, berupa surat. Karena ponsel ayahku sudah beberapa hari ini rusak beliau tidak bisa menelponku."
ayo... percayalah dengan alasan palsu ini....
Meskipun sangat tidak masuk akal, penjaga mempercayai Ariel, "Baiklah nona, jika ada sesuatu yang mengganggu sebaiknya anda segera melapor pada Arthur atau tuan muda."
"Ya, aku mengerti. Terima kasih!"
.....
Dengan sedikit berlari, Ariel kembali memasuki kamarnya dan mengunci rapat pintu, dengan gemetar dan cemas dia membuka amplop biru itu mengeluarkan isi lembaran kertas di sana.
Mata bulatnya bergerak naik turun mengikuti arus coretan tinta di kertas putih itu. Makin lama wajah Ariel terlihat tegang.
"Apa-apaan ini!" Ariel marah saat matanya sampai dia barisan terkahir isi surat.
Cepat-cepat wanita itu membuka ponselnya menghubungi nomor yang sudah tertera di kertas, "Apa kau gila! Kau sedang memerasku?"
(.......)
"Dan sekarang kau berani mengancamku?"
(.......)
Ariel mengepalkan tangan, entah apa yang dikatakan seseorang di seberang sana yang jelas Ariel benar-benar tidak terima dan merasa sangat marah.
"Wanita itu...aku sudah pergi sejauh ini, apa dia masih belum puas?!"
(.......)
"Jangan menganggu mereka, mereka tidak ada hubungannya dengan ini," dari nada suaranya, Ariel mulai takut.
(.......)
"Lima ratus juta!" Ariel terbelalak, tidak percaya, "Kau benar-benar tidak waras!"
(..........)
Tuuut.....
Setelah orang dibalik sambung mengeluarkan ucapan pamungkas panggilan pun ditutup sepihak.
"Hei! Aku belum selesai bicara denganmu jangan tutup teleponnya! Aaaakkkkh....sialan!" Ariel putus asa, lebih putus asa lagi dia harus mendapatkan uang sebesar 500 juta pada hari itu juga.
"Dari mana aku mendapatkan?"
Belum dia mendapatkan jawaban, satu pesan bergambar dari penelpon tadi masuk.
Ariel menaikkan alisnya, itu foto Yuran dan kakaknya Yummy.
sehat selalu untuk mu kak author💪💪