NovelToon NovelToon
OBSESI SANG “CALON CEO”

OBSESI SANG “CALON CEO”

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: Five Vee

Gyantara Abhiseva Wijaya, kini berusia 25 tahun. Yang artinya, 21 tahun telah berlalu sejak pertama kali ia berkumpul dengan keluarga sang papa. Saat ia berusia 5 tahun, sang ibu melahirkan dua adik kembar laki - laki, yang di beri nama Ganendra Abhinaya Wijaya, dan Gisendra Abhimanyu Wijaya. Selain dua adik kembarnya, Gyan juga mendapatkan sepupu laki-laki dari keluarga Richard. Yang di beri nama Raymond Orlando Wijaya. Gracia Aurora Wijaya menjadi satu-satunya gadis dalam keluarga mereka. Semua orang sangat menyayanginya, tak terkecuali Gyan. Kebersamaan yang mereka jalin sejak usia empat tahun, perlahan menumbuhkan rasa yang tak biasa di hati Gyan, yang ia sadari saat berusia 15 tahun. Gyan mencoba menepis rasa itu. Bagaimana pun juga, mereka masih berstatus sepupu ( keturunan ketiga ) keluarga Wijaya. Ia pun menyibukkan diri, mengalihkan pikiran dengan belajar. Mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin Wijaya Group. Namun, seiring berjalannya waktu. Gyan tidak bisa menghapus

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Five Vee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

09. Tipe Pria Idaman.

Cia mengajak Gyan dan Senja makan siang di kafe yang terletak di depan gedung Wijaya Group. Sengaja gadis itu memilih tempat paling dekat, agar tidak terlambat kembali ke kantor.

Gyan memilih bermain dengan ponselnya, namun sesekali melirik ke arah dua gadis yang duduk di hadapannya, dan sedang mengobrol kesana kemari.

Cia memang sangat mudah bergaul dengan siapapun. Tak heran jika gadis itu bisa berbicara dengan panjang lebar, meski sudah hampir setahun tidak bertemu dengan Senja.

Senja terlihat menjadi pendengar yang baik. Ia selalu menanggapi ucapan Cia dengan antusias.

Yang Gyan tau, gadis itu berasal dari keluarga sederhana. Kedua orang tuanya bekerja sebagai tenaga pendidik di sekolah yang berbeda.

Ayah Senja seorang guru di sekolah menengah pertama, sementara sang ibu mengajar di sekolah menengah atas. Dan keduanya berstatus pegawai negeri sipil.

Gyan tidak pernah melarang Cia dekat dengan Senja. Di dalam keluarga Wijaya, sama sekali tidak memandang setatus sosial.

Yang terpenting adalah, mereka orang baik dan jujur. Tidak memanfaatkan nama keluarga Wijaya, dengan mengatasnamakan sebuah pertemanan.

“Cia, makan dulu.” Ucap Gyan dengan datar.

Pemuda itu menyimpan ponselnya di dalam saku jas, ketika pelayan datang membawa pesanan makanan mereka.

Cia mendengus pelan. Namun gadis itu menurut. Begitu pula Senja. Ia menjadi semakin tidak enak hati dengan Gyan.

Namun Cia masih melanjutkan obrolannya. Membuat gadis itu tidak fokus dengan makanan di hadapannya.

Gyan menghela nafas pelan. Ia pun menggeser piring miliknya. Kemudian meraih piring di hadapan Cia.

Pemuda itu dengan teliti memotong daging panggang, menjadi beberapa bagian kecil dan siap untuk di santap. Setelah itu, Gyan mengembalikan lagi kehadapan Cia.

Gadis itu menyunggingkan senyum termanisnya. “Thank you, Gy.” Ucapnya kemudian menikmati makanan dengan serius.

Tidak hanya memotongkan daging, Gyan juga membuka tutup botol air mineral yang Cia pesan, tanpa gadis itu minta.

Bahkan Gyan juga merapikan piring bekas makan, setelah Cia selesai.

Hal - hal manis yang Gyan lakukan pada Cia, tak luput dari penglihatan Senja. Gadis itu mengganggap Gyan sangat romantis. Tipe seorang pacar yang sangat ideal.

Namun, sesaat kemudian Senja tersadar akan sesuatu.

‘Bukankah sikap kak Gyan sangat berlebihan? Mereka saudara sepupu ‘kan?’ Monolog Senja dalam hati.

Senja juga merasa jika Gyan menatap Cia dengan binar yang berbeda.

‘Itu bukan urusanku.’ Imbuh Senja dalam hatinya.

Setelah selesai makan siang, mereka pun kembali ke kantor.

Cia meminta Senja untuk ikut bersama Gyan karena mereka satu tujuan, lantai sembilan belas.

Dengan wajah datarnya, Gyan mengangguk pelan. Ia pun menekan tombol lantai lima belas lebih dulu. Tempat dimana ruangan Cia berada.

Tidak ada lagi obrolan di dalam kotak besi itu. Hanya hening, hingga pintu terbuka di lantai lima belas.

“Semoga wawancara kamu berjalan lancar, Senja.” Ucap Cia sebelum keluar dari dalam lift.

“Terima kasih, kak.” Ucap Senja dengan tulus.

Kini, di dalam lift itu hanya tersisa Gyan dan Senja.

Kedua muda - mudi itu sama sekali tidak berniat untuk membuka mulutnya. Senja bahkan tidak berani bernafas. Aura Gyan begitu dingin.

‘Seandainya aku memiliki pilihan lain, aku sungguh tidak mau menjadi sekretaris kak Gyan.’

Sayangnya, tawaran gajih dari pihak Wijaya Group sangat sulit untuk membuat Senja berpaling ke perusahaan lain.

\~\~\~

Gyan mengerutkan dahi ketika melihat Cia sedang mengobrol dengan seorang pria yang sepertinya lebih tua dari mereka.

Jam pulang kantor sudah lewat tiga puluh menit. Gyan meminta Cia menunggu di lobby, agar gadis itu tidak repot naik turun.

Namun, sekarang Gyan menyesal dengan perintahnya sendiri. Seharusnya, ia membiarkan Cia datang ke lantai sembilan belas, daripada duduk berdua dengan pria lain seperti saat ini.

Gyan pun melebarkan langkahnya. Ia tidak ingin Cia mengobrol dengan pria itu lebih lama lagi.

Ia merasa cemburu.

Entah sudah berapa lama mereka duduk berdampingan seperti itu?

“Ekhm.”

Calon Direktur Utama itu berdeham pelan ketika tiba di dekat sofa tempat Cia duduk bersama seorang pria itu.

Cia yang tengah mendengarkan ucapan lawan bicaranya pun melirik ke arah sumber suara.

“Hai, Gy. Kamu sudah selesai?” Tanya gadis itu. Dan membuat lawan bicara Cia juga mengalihkan atensinya.

Gyan mengangguk pelan. Cia dan teman mengobrolnya pun bangkit dari atas sofa.

“Karena yang di tunggu telah datang, saya ijin pamit lebih dulu, mbak Cia.” Ucap pria itu dengan sopan.

“Mari pak Gyan. Saya permisi dulu.” Pamitnya pada Gyan.

Pemuda itu mengerutkan dahinya dengan keras.

“Siapa dia?” Tanya Gyan tanpa berbasa - basi.

“Kenapa dia tau kamu sedang menunggu aku? Dan lagi, kenapa dia bisa tau nama aku?” Cecar pemuda itu lagi.

“Cerewet sekali sih anak ibu Gista ini.” Balas Cia sembari mencubit pipi Gyan dengan gemas.

Gadis itu kemudian pergi lebih dulu tanpa menjawab pertanyaan Gyan.

“Cia. Jawab pertanyaan aku.” Ucap Gyan sembari mensejajarkan langkahnya dengan Cia.

Mereka berjalan keluar menuju basemen.

‘Ah, Si - al.’

Rutuk batin Gyan. Seandainya ia membiarkan Cia datang ke ruangannya, mereka tidak akan susah payah berjalan menuju tempat parkir bawah tanah itu.

“Dia pak Bima. Kepala devisi keuangan.” Jawab Cia kemudian.

Dahi Gyan kembali berkerut dalam.

Kepala Devisi keuangan? Itu artinya, mereka sering bertemu? Bahkan bekerja di lantai yang sama.

“Bima? Pria sekurus itu bernama Bima?” Pertanyaan konyol itu pun terlontar dari bibir Gyan. Ia berusaha untuk menyembunyikan perasaannya.

“Lalu mau kamu dia bernama siapa, Gyantara Abhiseva?”

Cia memutar bola matanya dengan malas. Ia lelah berkerja seharian. Kemudian menunggu Gyan selema hampir satu jam. Dan kini harus berjalan kaki menuju basemen.

“Ya. Seperti Bima pada umumnya, bertubuh besar dan —

“Bukan urusan aku, Gy.” Potong Cia dengan cepat.

Mereka pun tiba di samping mobil Gyan. Seperti biasa, pemuda itu membukakan pintu untuk Cia di samping kiri kemudi.

“Mengobrol apa saja dengan si Bima itu? Kenapa dia tau kamu sedang menunggu aku?” Tanya Gyan saat mobil mulai bergerak keluar dari tempat parkirnya.

Sungguh Gyan malas menyebut nama pria itu.

“Ya, mengobrol banyak lah. Jam pulang kantor sudah lewat. Dia mengira aku sedang menunggu papi. Dan aku mengatakan kalau sedang menunggu kamu.” Jelas Cia kemudian.

“Walau kamu tidak berkenalan dengan semua orang, tetapi berita tentang kehadiran calon Direktur baru sudah menyebar. Jadi, meski aku hanya mengatakan sedang menunggu sepupu aku, mereka juga pasti sudah tau, siapa orangnya.” Imbuh Cia lagi.

Kalimat terakhir yang Cia ucapkan membuat dada Gyan berdenyut nyeri.

Sepupu!

Ya. Seharusnya Gyan ingat setatus mereka. Bukan malah cemburu seperti ini.

...****************...

1
Noviie 🍃🍃
❤️❤️❤️
Noviie 🍃🍃
❤️❤️❤️
Siti Vogel
bagus
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
memang dia cemburu bu gista
Jengendah Aja Dech
❤️
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
sadarlah gyan. takutnya kamu stress nanti
Rafly Rafly
saya kira Gyan lelaki jantan..eh . ternyata hanya seorang pecundang /Facepalm/
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
waaa.. CIA mengajak bima ke cafe Gista ya?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
CIA kemana ya? senja juga belum datang?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
gyan. sadarlah. kamu buat cia takut
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
CIA mulai mencari circle baru. Gyan, tak ada yang mendukung rasamu.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
kamu tau sejak awal gyan. kamu & gua is impossible..
Naufal Affiq
gyan kamu sama cia itu gak bisa menikah,karena ayh dirga dan papi Richard saudara sepupu lak -laki,kecuali ayh dirga sama mami renata yang beradik kakak baru bisa,itu disebut pariban gyan
Author Amatir🍒: Kasih tau si Gyan itu kak.. 😅 jangan ngeyel…
total 1 replies
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
maka kamu harus mencoba berpaling & harus bisa Gyan
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
senja tau gyan cinta CIA. apakah niat CIA menjodohkan mereka akan berhasil?
Amidah Anhar
Aku dukung CIA buat pergi dari Gyian 🤭🤭🤔🤔
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
fix, CIA tak punya cinta untuk gyan.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
andai kalian tau kekhawatiran istri2 kalian yang sebenarnya itu.
Netta
hati² Cia jgn smpe khilangan Gyan
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
posesifnya gyan mungkin bikin CIA kesal nanti trus langsung menghindar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!