Seorang pria bernama Lorenzo Irsyadul, umur 25 tahun hidup seorang diri setelah ibunya hilang tanpa jejak dan dianggap tiada. Tak mempunyai ayah, tak mempunyai adik laki-laki, tak mempunyai adik perempuan, tak mempunyai kakak perempuan, tak mempunyai kakak laki-laki, tak mempunyai kerabat, dan hanya mempunyai sosok ibu pekerja keras yang melupakan segalanya dan hanya fokus merawat dirinya saja.
Apa yang terjadi kepadanya setelah ibunya hilang dan dianggap tiada?
Apa yang terjadi kepada kehidupannya yang sendiri tanpa sosok ibu yang selalu bersamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A Giraldin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 9: Isekai
“Di-Di mana ini?!” tanyanya sambil terkejut saat melihat apa yang ada di depannya.
Kota yang sama yang dilihat oleh Liliana, terlihat oleh Lorenzo. Hal yang menjadi penasaran adalah ... “Sebentar, sebentar, sebentar!! Bukankah lukisannya itu wanita, tanah, dan danau?!.” Berubahnya lukisan.
Kemana wanita cantik, dan yang lainnya? Kenapa berubah menjadi kota masa depan yang dirancang oleh arab?
“Untuk saat ini ... berjalan lurus, sepertinya ... bukan ide yang buruk.” Keputusannya selanjutnya adalah berjalan lurus mengikuti jalanan aspal yang ada di depannya.
Gedung-gedung tinggi, benda beterbangan, langit aurora, orang-orang yang tak bergerak, semua itu ia lewati. Langkah kakinya dihentikan setelah ia menempuh 66 kaki. Poster yang bertuliskan “I Love you” terlihat satu ditempel di pintu kaca.
“Apa maksudnya!?” tanyanya sambil terkejut, sedikit ketakutan, dan memberanikan diri untuk lanjut lagi berjalan.
Awal kanan, setelah itu ada lagi dikanan, melihat ke kiri ada lagi, kanan, kiri, lalu atas, bawah, di mana-mana tiba-tiba hanya bertuliskan kata yang sama yang ditulis di kertas karton putih dengan tinta merah.
Sekelilingnya atau semua bagian tiba-tiba bertuliskan hal itu, membuatnya merinding sampai merangkul badannya dengan kedua tangannya. Bisikan-bisikan dari para pria yang masuk ke dalam lukisan terdengar jelas semuanya mengatakan hal yang sama.
Lorenzo yang sudah tidak tahan lagi langsung berlari kencang, walau jatuh sekalipun, ia bangkit dan terus berlari. Polisi tidur yang ada di depannya setelah ia mencapai 66.666 langkah kaki, membuatnya terjatuh dan saat mau bangkit ... satu suara yang berbeda mengejutkannya.
Sosok wanita yang sangat cantik dengan rambut merah panjang menampakkan dirinya di depannya. Kulitnya bersih sekali disertai dengan mata merahnya juga tinggi badan 167 cm, apalagi I-cup yang bersembunyi dibalik gaun putih one-piece, tak mungkin ada satupun pria yang tidak jatuh cinta padanya.
Tapi ... apakah itu benar?
Lorenzo yang melihatnya tersenyum lebar, ketakutan, dan tak bisa bergerak dengan posisi kedua tangan di belakang dan badan kedepan. Wanita yang sangat cantik ini atau Clayra Vabripo yang melihatnya ketakutan, membuka kedua matanya lebar-lebar, percikan bintang muncul, cinta kuat menyelimutinya, dan langsung memeluknya.
Posisi sama, ekspresi berbeda, apa maksudnya ini?
Saat Lorenzo dipeluk sangat erat, wajahnya memerah, serta langsung mendorongnya. Tak bisa didorong ... ia yang menyadarinya ... langsung menggigit telinganya.
Saking ketakutannya, ia mendorongnya secara paksa, dan akhirnya ... terpisah satu sama lain. Ekspresinya berubah seketika menjadi lebih ketakutan saat melihat ekspresi bahagianya dengan mulut dipenuhi darah.
Clayra langsung memujinya. “Hebat sekali. Pria lain ... pasti sudah kumakan. Namamu ...” ia sangat dekat dengannya. “Tadi siapa?!” tanyanya dengan sangat bersemangat.
“Lo-Lorenzo ... I-Irsyadul.” Air mata keluar dari kedua matanya, darah menetes sedikit demi sedikit dari telinganya yang terluka karena digigit oleh gigi taringnya yang bisa muncul dan hilang.
Ketakutan yang benar-benar menakjubkan, hanya membuatnya semakin mendekatinya dan posisi mereka berdua sekarang adalah ... Clayra mau mencium bibirnya. Lorenzo yang tidak bisa melakukan apa-apa, hanya berdiam diri saja. “A-apakah ini akhir hidupku?!”
Saat mau menempelkan bibirnya ke bibirnya, Clayra tiba-tiba terpental dan ... menembus tembok besi super keras. “Aaakk__” kesakitan sekali dan tentunya ... darah keluar dari dalam mulutnya, dan tulang punggungnya hancur.
Tangan, kaki, atau bisa dibilang seluruh tubuhnya ... tak bisa digerakkan. Ekspresi kesakitan, berubah menjadi senyuman bahagia. Dirinya langsung berbisik-bisik kecil. “Hebat, hebat, hebattt,” gairahnya tak henti-henti dan hanya bisa ... terus memujinya.
“Lorenzo ... aaaahh,” desahannya menjadi sangat kuat. “Kau memang cocok menjadi milikku, hehehe,” tawa jahatnya benar-benar membuatnya menjadi ... yandere.
Suara keras yang terdengar membuatnya membuka mata perlahan dan ... terkejut hebat. Kedua matanya terbuka sangat lebar serta membuatnya tidak bisa berhenti ketakutan. “A-Apa yang terjadi?” tanyanya sembari terus melihatnya.
Tatapan ketakutan dari Lorenzo yang berjarak sejauh 1 km membuatnya sangat bahagia yang membuat tubuhnya kembali seperti semula. Bisa berdiri tegak, dan berjalan pelan ke arahnya. Lorenzo yang bisa melihat dirinya berjalan ke arahnya, membuatnya bisa berdiri tegak juga.
Karena ekspresinya masih sama, tentu saja ... Clayra hanya akan semakin bahagia disertai langkah kakinya menjadi lebih cepat. Saking ketakutannya, ia membalikkan badannya dan berlari cukup kencang membelakanginya.
Darah yang menetes mengering dengan meninggalkan luka yang sama serta ... Clayra yang tidak ingin dirinya semakin menjauh darinya, membuatnya ngambek dan dunia pun berubah.
Ruangan kecil muncul. Hanya sebuah kubus kecil yang sekelilingnya putih bersih juga terbuat dari kaca terlihat jelas disepanjang mata melihat. Bukan hanya di dalam, luar pun ... sama saja. Tak menyadarinya, hanya membuatnya lari terus dan ... apa yang terjadi?
Tak bisa lanjut menembus tempat yang lebih jauh, karena ia sekarang sedang berlari sambil menutup kedua matanya dengan terus menabrak ujung tak henti-henti.
Clayra tersenyum bahagia dan tibat-tiba ngambek karena tidak diperhatikan. Yang bisa dilakukannya hanyalah melangkahkan kakinya sebanyak 4 langkah dan ... memeluknya dari belakang.
Tiba-tiba ekspresinya menjadi normal dan pelukan yang diberikan kepadanya penuh akan cinta. Lorenzo ketakutan sekali, berhenti berlari, dan Clayra langsung mengatakan sesuatu untuk mencairkan suasananya. “Lorenzo, aku mencintaimu.”
Pengakuannya membuat wajahnya memerah dan ia langsung membalikkan badannya. Saat ini, keduanya saling hadap menghadap. Yang satu tersenyum bahagia dan yang satunya lagi ketakutan sekali.
“Aku tidak bisa menahannya lagi.” Kepalanya semakin mendekat dan beralih ke bibir yang semakin dekat lagi, lagi, dan saat mau menempel dibibirnya ... hal yang sama terjadi lagi.
Karena kubus ini empuk, hal yang hebat terjadi, yaitu dirinya terpantul-pantul tak karuan dan terus berusaha mendekatinya dan terulang-ulang terus sampai ratusan kali.
Lorenzo yang geram langsung memberanikan diri memegang kedua pundaknya. Berhenti ... namun, tak mungkin sampai di situ. “Terimakasih.” Ekspresinya kembali menjadi bahagia. “Oh iya, apa jawabanmu?” tanyanya akan pertanyaannya sebelumnya.
Karena tak merasakan aura jahat darinya, Lorenzo tersenyum kecil dengan kedua matanya terbuka lebar. “Aku tidak pernah memikirkan hal yang seperti itu, jadi ... maaf, aku tidak mencintaimu.”
Jawaban darinya membuatnya menangis keras sampai tersedu-sedu. “Uwaaaa, huuuu, aaaaaa!!!” teriakan keras terdengar sampai ke kedua telinganya.
Lorenzo yang terkejut, langsung menutup mulutnya, dan ekspresinya pun menjadi sangat bahagia disertai sekarang Clayra terlihat seperti wanita polos pada umumnya.
Saat suasana sudah menjadi lebih baik, Lorenzo memutuskan untuk bertanya kepadanya dengan ekspresi yang sama. “Oh iya, saat ini kita ada di mana?”
“Love cube. Tempat yang kuciptakan untuk kita berdua bercocok tanam.”
Tak mengerti apa yang dikatakannya, jadi ia mengatakannya dengan lantang tanpa rasa malu. Lorenzo yang mengetahui kepolosannya, langsung mendekatkan mulutnya ke telinga kirinya. “Eeettoo ... Clayra tahu arti bercocok tanam tidak?” tanyanya kepadanya.
“Ciuman,” jawabnya singkat.
Lorenzo membisikkan segala yang ia ketahui tentang bercocok tanam dan hal itu membuatnya sangat malu serta menjauhkan diri darinya sambil jongkok di sisi kiri kubus. Aura suram menyelimutinya dan Lorenzo hanya bisa tersenyum kecil saja.
“Ya, yahh ... u-untuk sekarang, apakah ada yang harus ku lakukan disini?” tanyanya kepadanya.
Tiba-tiba ia bangkit kembali dan langsung memegang kedua tangannya dengan senyum bahagia penuh semangat. “Tentu saja. Tolong keluarkan aku dari sini, Lorenzo!” mohonnya kepadanya.
Lorenzo menatapnya aneh. “Bukankah aku yang harusnya memohon seperti itu!.” Sebuah fakta dikeluarkan dan keduanya langsung saling tatap menatap.
“Eehh.” Clayra hanya bisa terdiam setelah mengatakannya.
Lorenzo langsung bertanya kepadanya. “Kau bilang, Love cube ini itu milikmu bukan? Kita tidak bisa keluar dari sini kah?”
“Bisa, tapi ... hal yang kau katakan harus kita lakukan.”
Wajah Lorenzo memerah tak karuan dan wajah Clayra juga memerah tak karuan. Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Bersambung...
Tulisanmu bagus, Loh... semoga sukses ya...
ayo, Beb @Vebi Gusriyeni @Latifa Andriani