NovelToon NovelToon
MARINA Ketika Pengorbanan Tak Dihargai

MARINA Ketika Pengorbanan Tak Dihargai

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga / Angst / Penyesalan Suami / Cinta Lansia
Popularitas:27k
Nilai: 5
Nama Author: moon

Marina, wanita dewasa yang usianya menjelang 50 tahun. Telah mengabdikan seluruh hidupnya untuk keluarganya. Demi kesuksesan suami serta kedua anaknya, Marina rela mengorbankan impiannya menjadi penulis, dan fokus menjadi ibu rumah tangga selama 32 tahun pernikahannya dengan Johan.

Tapi ternyata, pengorbanannya tak cukup berarti di mata suami dan anak-anaknya. Marina hanya dianggap wanita tak berguna, karena ia tak pernah menjadi wanita karir.

Anak-anaknya hanya menganggap dirinya sebagai tempat untuk mendapatkan pertolongan secara cuma-cuma.

Suatu waktu, Marina tanpa sengaja memergoki Johan bersama seorang wanita di dalam mobilnya, belakangan Marina menyadari bahwa wanita itu bukanlah teman biasa, melainkan madunya sendiri!

Akankah Marina mempertahankan pernikahannya dengan Johan?

Ini adalah waktunya Marina untuk bangkit dan mengejar kembali mimpinya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#2

#2

“Ini juga, kenapa Mama masih pakai baju ini, sudah pudar warnanya?! bahkan di bagian bawah sudah belel seperti pakaian buruh pabrik. Kan Aku sudah belikan pakaian baru, tas baru, dan perlengkapan baru. Lagi-lagi pakai pakaian ini, Mama tuh gak menghargai pemberianku? Jika Mama berpenampilan seperti ini, apa kata atasanku? posisi dan jabatan Aku di Firma ini dipertaruhkan! Aku malu, Ma, malu!” 

Diana segera meluapkan kekesalan hatinya, padahal Marina tak sepenuhnya bersalah. Semua bermula ketika pagi tadi ibu mertuanya mengatakan bahwa ia tak bisa menangani Gwen yang terus terusan merengek meminta ini dan itu, Padahal Diana sudah terlanjur ada jadwal sidang untuk kasus penting, yang akan menentukan posisinya di firma. Belum lagi Gwen sedang dalam masa sangat aktif hingga apapun yang ia lihat, bisa menjadi bahan eksperimen yang menyenangkan. 

Memang tak ada yang salah dengan besarnya rasa ingin tahu Gwen, namun nenek dan ibunya tak mau jika ruangan tempat mereka berada jadi berantakan karena ulah Gwen. 

Dan Marina menjadi korban kekesalan hati Diana, yang tak berani membantah ucapan ibu mertuanya. 

Deg! 

Wajah Marina seketika pucat, wanita itu terdiam tanpa berani membalas perkataan Diana. Justru Marina merasa bersalah, karena sudah membuat Diana malu di tempat kerjanya. 

Semakin keras suara amarah Diana, semakin banyak pula orang-orang yang memperhatikan mereka. 

“Mama minta maaf, Nak, Mama lupa, kalau punya setelan baru pemberianmu, tadi mama buru-buru, bahkan … “

“Ah, sudah-sudah gak ada gunanya Mama menjelaskan, sudah terlambat. Lebih baik sekarang Mama pulang, sebelum Aku semakin malu.” Diana membalik badannya, ia marah ketika semua orang menatap ke arahnya dengan cibiran. 

“Apa?! Kalian gak pernah lihat orang marah, hah?! Gak usah kepo, dan sok tahu urusan orang!!” Teriak Diana dengan wajah merah dan kedua tangan terkepal, ia menghentakkan kedua kakinya sambil berjalan kembali kedalam gedung. 

Dari kejauhan Yosh tercengang mendengar semua ucapan Diana pada Mamanya, ia tak menyangka Diana begitu tega menghardik, mempermalukan, bahkan menyalahkan Marina di depan umum. Padahal wanita itu tak tahu bagaimana pontang-pantingnya Marina ketika mendengar bahwa Gwen membuat keributan di ruang kerja Diana. 

Selepas kepergian Diana, tubuh Marina gemetar, ia mundur beberapa langkah hingga tubuhnya menabrak dinding pagar tanaman. “Bude!” pekik Yosh, ia buru-buru turun dari motornya kemudian membantu Marina agar bisa berdiri tegak. 

“Bude tidak apa-apa, Yosh, terima kasih, sudah membantu Bude.” 

“Ini bukan apa-apa, Bude juga sudah banyak membantu Ibuku ketika Kami kesulitan membayar sekolah Yudis dan Naura.” Yosh mengeluarkan sebotol air mineral yang ada di dalam tasnya, kemudian memberikannya pada Marina. 

“Om … Om … Nenek kenapa?” tanya Gwen, wajah polosnya nampak khawatir ketika Yosh menyodorkan air mineral pada Marina. 

“Nenek gak papa, Sayang, cuma haus saja,” jawab Marina. Ia mengusap kepala dan rambut Gwen. “Ayo, Kita pulang, Nenek belum beres-beres rumah.”

“Oke, Nenek.” Wajah Marina berbinar senang, ketika Gwen tertawa ceria kala mendengar kata-kata pulang ke rumah. 

Yosh segera menyalakan mesin motornya kembali, bahkan Gwen meminta berdiri di depan, tak lupa Yosh memakaikan helm kecil yang tersimpan di jok motornya. Karena setiap hari dirinyalah yang menjemput Gwen dari sekolah. 

Selama di perjalanan, pikiran Marina berkecamuk, hatinya sakit ketika kembali teringat setiap kata demi kata yang Diana lontarkan. Apakah dirinya begitu memalukan, hingga Diana memandangnya dengan tatapan jijik, bahkan malu ketika rekan kerjanya tahu bahwa wanita lusuh ini adalah ibu yang melahirkannya ke dunia. 

Motor berhenti ketika lampu merah menyala, selisih jarak dua motor di samping Marina, ia melihat mobil sang suami juga berhenti, Marina tersenyum, bahkan bermaksud turun dan menyapa Johan. 

Namun senyumnya pudar seketika, tatkala melihat Johan tak seorang diri di dalam mobil, ia bersama seorang wanita, dan keduanya nampak sedang tertawa bahagia. 

Marina mengucek kedua matanya berkali-kali, mungkin saja ia salah lihat, toh di kota besar bukan tidak mungkin ada mobil yang sama persis warna serta merk nya. 

Ketika Marina mencoba memastikan plat nomor mobil tersebut, Yosh membelokkan motornya ke arah berlawanan, hingga Marina kehilangan jejak. Namun seperti biasa ia kembali berpikir positif, bahwa mungkin saja itu orang lain, karena sudah sangat yakin jika Johan adalah pria yang setia. Terbukti hubungan mereka langgeng, padahal usia pernikahan mereka lebih dari 30 tahun. 

Marina dan Johan menikah karena merasa sudah cocok dan sama-sama cinta, saat itu Johan sudah berusia 25 tahun dan Marina berusia 18 tahun. Awal-awal pernikahan mereka sangatlah manis, hingga tak sampai satu tahun Diana lahir ke dunia. 

Dan selama itu, tak ada sikap Johan yang mencurigakan, di rumah pun, Johan selalu ingin dilayani dan benar-benar menjadi suami manja, dan hanya bergantung pada Marina seorang. Selain itu, Johan tak pernah berbuat yang aneh-aneh. 

•••

Malam harinya, makan malam untuk Johan sudah terhidang lengkap di meja makan, bahkan Gwen sudah tidur karena seharian lelah berlarian keliling rumah. 

Beberapa kali Marina melirik jam di dinding rumah, bahkan makanan sudah menjadi dingin karena kini sudah hampir jam 12 malam. Namun Johan belum juga terlihat batang hidungnya, Marina pun memutuskan untuk menghubungi Johan, takut terjadi sesuatu hal yang tak ia ketahui. 

Sekali dua kali hingga lima kali, Johan tak mengangkat panggilan, hingga Marina pun mengulang panggilannya. 

“Ada apa menggangguku?!” sentak Johan dari ujung sana. 

“Kenapa belum pulang? Aku khawatir?” tanya Marina mencoba meredam amarah Johan. 

“Aku masih lembur! Sudah jangan telepon lagi!” 

Tut

Tut

Tut

Johan memutus panggilan, membuat Marina heran kenapa Johan selalu marah ketika Marina menelepon, dan menanyakan dimana keberadaannya di jam 12 malam. 

Marina tertegun, namun apa boleh buat, tak berani pula ia marah jika Johan sudah bersikap seperti itu. Mungkin sudah nasibnya, sejak menikah ia selalu di doktrin oleh lingkungan serta kondisi keluarga, untuk selalu menjadi istri yang patuh, serta ibu siaga untuk anak-anak. Ditambah ia hanya bergantung pada uang pemberian suami, serta anak-anaknya. 

Tak lama kemudian, terdengar suara mobil memasuki halaman rumah, Marina buru-buru ke ruang depan, berharap itu adalah mobil Johan. Rupanya yang datang adalah Burhan putra bungsu Marina, yang kini juga telah memiliki seorang istri. 

“Ma, Aku lapar,” ujarnya tanpa permisi, atau bahkan menanyakan kabar Marina setelah masuk melalui pintu depan. 

Marina tak masalah kala melihat sikap Burhan, yang tak sedikitpun menunjukkan rasa hormat. Marina hanya bisa menghembuskan nafas penuh rasa sabar, karena dirinya memaklumi kondisi putranya yang masih pengantin baru, mungkin saja istrinya belum pandai memasak seperti dirinya. 

“Ah, sudah dingin,” keluh Burhan tak tahu waktu dan situasi. 

“Kan nasinya masih panas.”

“Mana enak kalau rendang dan sayur nangkanya dingin.” Lagi-lagi Burhan mengeluhkan hal yang tak sesuai dengan selera makannya. 

“Istrimu tidak masak?” tanya Marina, di sela aktivitasnya memanaskan masakannya. 

“Tidak,” jawab burhan acuh. 

“Seharusnya Kamu nasehati Dia, kan itu tugasnya sebagai istri, menyiapkan makanan bukan hanya sekedar menyenangkan suami, tapi juga menghemat pengeluaran rumah,” tutur Marina. 

“Kami sama-sama kerja, Ma, jangan khawatir dengan pengeluaran rumah.”

“Apa susahnya masak ayam goreng, dengan tumisan, itu cukup mudah dan bahannya mudah didapat.” 

“Ina gak sempat belanja, Ma, karena pagi-pagi Ia harus bersiap untuk kerja, sore harinya Dia Kuliah. Ina itu wanita karir sukses, tidak seperti Mama yang setiap hari hanya mengurus rumah dan belanja di pasar.” 

1
Patrick Khan
cie cie.. pesan nya kyk taun 90 an ya.. apa kabar datar bgt😂😂😂
moon: dih, kan jual mahal dulu, biar gak keliatan amad modusnya /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Yayuk Bunda Idza
" baik mas ulat bulu " 🤣🤣🤣🤣🤣
Yayuk Bunda Idza
kalo sama Bu Marina apa mungkin bisa punya baby ya Thor?? Weh q dah kepo aja padahal mereka pdkt aja belum
Yayuk Bunda Idza
nikmati sayur SOP mentah pak Johan wkwkwk....
Yayuk Bunda Idza
habis tu baru nyadar si iga udah jadi arang wkwkwk....
Yayuk Bunda Idza
weleh Thor jadi ingat film tersohor nya "ada bawang baik ada bawang jahat, ada aja othor ni....hahaha
bawang jahatna ya si Sonia
Aan
Apa kabar perceraianmu, smg lancar jaya
Ma Em
Semoga perceraian Marina dgn Johan cepat selesai agar Marina bisa cepat menikah dgn tuan Gusman.
Aan
hahahahahaha hahahahahaha hahahahahaha hahahahahaha hahahahahaha hahahahahaha hahahahahaha hahahahahaha hahahahahaha hahahahahaha
aku ngakak bukan cuma senyum2
Rahmawati
tuan Gusman lagi kasmaran
Rahmawati
wah parah,masak dikasih sop mentah dan iga gosong
Rahmawati
wkwwkwk, yg sabar ya agung, maklum orang tua
Rahmawati
tuan Gusman batalin meeting penting hanya utk menyapa marina
3sna
ubur ubur ikan lele jangn kasih kendor le,kalo perlu tak pinjemin jaringnya nih gus biar gas /Grin/
Ayesha Almira
mulai mo JD pebinor...smga sukses tuan Gusman .
Nar Sih
semagatt tuan gusman ,jdi prmbinor gk apa,,kok yg penting suka sama suka💪👍
Anjellita
wkwkkkkkkj
itu bapak Gusman kira kira puber keberapa ya🤣🤣🤣
Adinda
pasti ulah Ibu tirimu yang membunuh istri dan anakmu
Aditya hp/ bunda Lia
wkwkwkkk ... berondong tua ??
Setyowati Setyowati
ABG tua lagi puber ...bercita cita jadi pebinor ..
tp sayangnya aku malah dukung banget tuan Gusman sama Marina .. semangat tuan Gusman ..para pembaca mendukungmu
Nar Sih: jdi gak sabar nih kak moon tunggu keluar nya tuan gusman
moon: tuan gusman akan keluar disaat yang paling paaaasss!!!
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!