SOUL LAND: KAISAR IBLIS

Langkah kaki mereka bertiga terdengar lembut menapaki tanah lembab hutan Star Dou. Pepohonan tinggi menjulang, dan hawa magis mulai terasa lebih padat seiring mereka memasuki wilayah terdalam yang jarang dijamah.

“Aku penasaran,” ucap Qiu’er tiba-tiba, menatap Jaegyeon dari samping. “Kau tahu banyak tentang kami, tentang hutan ini, bahkan tentang Gu Yuena. Tapi siapa sebenarnya kau, Na Jaegyeon?” lanjutnya bertanya.

“Aku bukan siapa-siapa… hanya seseorang yang menolak takdir yang ditulis para dewa" ucap na jaegyeon menatap Aurora di atas langit.

Qian Renxue memalingkan wajah, namun bibirnya menegang. Kalimat itu mengusik hatinya, seolah mencerminkan pergolakan dalam dirinya selangit Tak lama, hawa dingin menyergap mereka. Kabut tipis muncul dari sela-sela pepohonan, dan suhu turun drastis.

"Udaranya sangat dingin disini" ucap Qian renxue mengigil.

"Ya kamu benar" Balas na jaegyeon melepaskan jaketnya dan memakaikan di tubuh Qian renxue. "Dengan pakaian terbuka seperti itu, siapa yang bisa tahan dingin" Lanjutnya.

"Terimakasih" Balas Qian renxue merona malu.

“Ini dia wilayahnya,” ucap wang Qiu’er sambil memperkuat pertahanannya. “Bing Bing… sang roh Ratu kalajengking es" Lanjutnya berucap.

Dari balik kabut, terdengar suara langkah ringan diiringi dentingan es retak. Sosok wanita dengan rambut putih kebiruan perlahan muncul. Tubuhnya ramping, kulitnya seputih salju, dan sepasang mata biru menatap dingin. Di punggungnya, bentuk kalajengking kristal menjulang ujung ekornya berkilau seperti tombak es murni.

“Aku datang bukan untuk bertarung… tapi untuk meminta sesuatu yang hanya bisa kau berikan" ucap na jaegyeon tanpa malu-malu.

“Cincin roh?” tanya Bing Bing, mata tajamnya menyipit. “Kau ingin aku mati dan menjadi bagian dari kekuatanmu?” lanjutnya bertanya.

"Tidak. Aku tidak mengambil kekuatan dari roh yang dipaksa. Aku hanya akan menerimanya... jika kau sendiri yang rela memberikannya" Jawab na jaegyeon tersenyum tipis. "Aku akan membangkitkan mu sepenuhnya" Lanjutnya berucap.

Hening. Kabut mengalir di antara mereka. Bing Bing menatapnya lama, seakan mencoba membaca jiwa Jaegyeon. Lalu, ia tersenyum tipis, senyum yang sulit diartikan. Es mulai membeku di sekeliling mereka. Tanah, udara, bahkan waktu seolah melambat.

"Kalau begitu… buktikan padaku bahwa kau pantas. Kalahkan aku, tanpa membunuhku… dan cincin roh es milikku akan menjadi milikmu" ucap bing bing menatang. "Domain es" Lanjutnya berucap.

Suasana di sekitar berubah menjadikan padang es yang benar-benar dingin, rasa dingin menusuk hingga ke dalam tulang. Suasana disekitar sangat dingin, bahkan separuh tubuh dari na jaegyeon sudah berubah menjadi es. Di timeline sou land dua bing bing berumur 399.999 tahun, tapi karena latar sekarang adalah soul land 1 maka baru berumur 145.000 tahun.

"Akan ku hancurkan dalam sekali serang" ucap na jaegyeon.

"Manusia sombong, kau hanya berada di level 59. Jangan pernah bermimpi untuk mengalahkan ku" ucap bing bing berdiri diatas udara.

"Tidak!. Ini tempat yang cocok untuk menggunakannya, karena kekuatan ini baru bisa ku pakai sekali karena tubuh ku belum kuat" Balas na jaegyeon. "Nah mari mulai" Lanjutnya berucap.

Energi panas berkobar saat telapak tangan kanan na jaegyeon terangkat kedepan. Energi panas melelehkan es disekitar menjadi butiran api hitam berkumpul ditelapak tangan kanannya, panas luar biasa membuat bing bing berkeringat deras. Seorang empress ice berkeringat ini Benar-benar penghinaan.

"Menghindar ke sisi sebelah kanan... " ucap na jaegyeon memperingatkan. "Api kehancuran" Lanjutnya.

Energi hitam kemerahan melesat cepat, menghancurkan domain es dengan kekuatan panas luar biasa. Qian renxue dan wang qiu'er di luar melihat api menjulang ke udara seperti sebuah pilar, bahkan lebih terlihat seperti sebuah plasma panas dibandingkan api

Tanah mencair, udara bergetar, dan kabut es seketika menguap, lenyap tak bersisa.

Bing Bing berusaha menghindar sesuai peringatan Jaegyeon, namun panasnya tetap membakar kulitnya. Kristal es di punggungnya berderak keras, beberapa pecah menjadi debu saat gelombang panas menerpanya.

“Ugh… kekuatan ini…!” desis Bing Bing terdorong mundur di udara, tubuhnya melayang tak stabil.

Pakaian esnya meleleh sebagian, dan embun dingin yang menyelubungi tubuhnya menghilang. Tubuhnya gemetar, bukan karena kedinginan, tapi karena ketakutan.

"Itu... bukan kekuatan manusia biasa,” gumam Qian renxue lirih. Sayap emasnya bahkan sedikit menyusut, refleks karena tekanan destruktif yang luar biasa dari teknik itu.

Di pusat ledakan, Na Jaegyeon berdiri dengan satu lutut menyentuh tanah. Napasnya tersengal, darah menetes dari sudut bibirnya. Tubuhnya memang belum siap untuk menahan beban serangan sebesar itu. Sebagian kulitnya tampak terkelupas ringan, seolah terbakar dari dalam bukan oleh api, tapi oleh kekuatan yang ia paksakan keluar. Namun satu hal pasti Domain Es telah hancur sepenuhnya. Bing Bing perlahan turun ke tanah, tubuhnya penuh luka, tapi matanya menatap Jaegyeon dengan pandangan berbeda.

“Manusia… kau… bukan level 59 biasa…” gumam bing bing dengan suara lirih.

"Aku bilang aku akan mengalahkanmu dalam satu serangan" ucap na jaegyeon tersenyum kelelahan.

Bing Bing menundukkan kepala, sejenak terdiam. Lalu dengan langkah pelan, ia berjalan mendekat, hingga berdiri di hadapan Jaegyeon. Tangan mungilnya terangkat, dan dari tubuhnya mulai terpancar cahaya es kebiruan. lalu berubah menjadi lingkaran cahaya, berputar pelan, membentuk cincin roh yang memancarkan kekuatan setingkat hampir 150.000 tahun.

Cincin itu melayang perlahan ke arah Jaegyeon, menyatu dengan tubuhnya. Cahaya biru dan hitam menyelimuti tubuhnya, seolah kekuatan es dan api kehancuran berpadu dalam harmoni yang tak seharusnya ada. Tubuh na jaegyeon menerapkan cincin roh itu.

“Jika dia bisa menggunakan kekuatan seperti itu hanya sekali… bayangkan saat dia bisa menggunakannya setiap saat" ucap wang qiu'er pelan.

Tapi tiba-tiba tubuh na jaegyeon jatuh membuat Qian renxue dan wang qiu'er langsung berlari panik kearah tempat pria yang terbaring tidak sadarkan diri. Cahaya biru-hitam dari proses penerapan cincin roh perlahan meredup, lalu menghilang, menyisakan tubuh Jaegyeon yang terengah, seakan semua energi dalam dirinya habis.

"Jaegyeon!” seru Qian Renxue panik, segera berlutut di sisinya. Kedua tangannya mengguncang tubuh Jaegyeon dengan lembut, wajahnya pucat dan cemas. “Jawab aku! Jangan mati, kau belum kuizinkan mati!" Lanjutnya berteriak panik.

Wang Qiu’er berlutut di sisi lain, mengaktifkan kekuatan spiritualnya untuk menilai kondisi Jaegyeon. Mata ungunya menyipit, mencoba menstabilkan energi pria itu dengan tekanan internal miliknya. Percuma saja wang qiu'er tidak cukup kuat untuk bisa membantu menyembuhkan pria ini, malahan kekuatannya ditolak.