Ketika kamu ikhlas menerima semua takdir di hidupmu,maka Allah akan membalas tuntas semua kepahitan mu dengan beribu kebaikan.
Percayalah bahwa segala sesuatu yang baik untuk mu tidak akan Allah izinkan pergi dari mu, kecuali akan di ganti dengan yang lebih baik lagi (Ali Bin Abi Thalib).
Nasehat itulah yang menjadi penguat seorang gadis bernama Hasya Nur Shafiyyah,saat hidupnya di penuhi ujian pahit dan sakit, setelah ia menikah dengan pria pilihan Kakak nya.
" Kau boleh meminta apapun dari ku Hasya, kecuali nyawa dan perceraian, karena hanya kematian yang akan memisahkan kita" Ezar Atharizz calief.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9
Hasya Nur Shafiyyah ni
Hasya baru saja selesai makan
malam,ia makan seorang diri di meja makan luas dan mewah,bi Jum masih setia terus berada di sisinya, kecuali saat Hasya berada di dalam kamar.
Makanan tersaji dengan begitu mewah, tampilan nya begitu menggugah selera bagi yang memandang,tapi mungkin itu akan berlaku saat kita tidak duduk seorang diri di meja makan itu,lalu bagaimana dengan Hasya yang saat ini hanya seorang diri,sudah pasti tak membuat nya berselera.
Hasya terpaksa harus makan, karena beberapa menit lalu,bi Jum memintanya untuk makan malam, bahkan wanita paruh baya itu terlihat memohon.
" Nona... tolong makan lah walaupun sedikit saja, tuan akan memecat koki di villa ini jika nona tidak makan, kasihanilah mereka nona,bibi mohon"
Permohonan itulah yang membuat Hasya terpaksa memakan makanan yang terhidang di depan nya, setelah shalat Maghrib ia memutuskan untuk turun dan makan, walaupun ia memaksa dengan beberapa kali mendorong makanan yang ia makan dengan air putih.
Hasya tak mau egois, karena ia yang tidak makan akan membuat orang lain kehilangan pekerjaan nya,ia tak akan bisa sekejam itu.
Setelah menyelesaikan makan nya yang hanya sedikit itu, bahkan Hasya seraya akan muxtsh jika tadi ia terus memaksakan diri nya untuk makan, hingga Hasya memutuskan kembali ke kamar.
Saat ini Hasya berdiri di balkon kamarnya,kamar baru yang entah sampai kapan ia akan menjadi penghuni kamar itu,Hasya bersandar pada pagar pembatas balkon, matanya menatap halaman villa yang terlihat semakin indah di malam hari.
Lampu-lampu taman menyala menampakkan bunga-bunga yang tengah bermekaran,air mancur mini terlihat begitu indah mengalir dalam kolam kecil yang di penuhi ikan-ikan hias berwarna warni,jelas terlihat bahwa taman itu begitu terawat.
Sesekali matanya menatap lurus pada gerbang villa, bohong jika hatinya tak bertanya kemana Ezar? Suaminya,biar bagaimanapun pria itu saat ini adalah suaminya.
Merasa bosan dan udara semakin dingin menusuk kulit nya,Hasya memilih masuk ke kamarnya,tak lupa ia menutup rapat pintu balkon kamarnya.
Hasya terbiasa berpakaian terbuka seperti itu saat ia berada di rumah, karena biasanya di rumah nya hanya ada ia dan keluarganya,tak ada art.
Sehingga saat tinggal di tempat baru dan terdapat beberapa orang selain keluarga,Hasya hanya bisa memakai pakaian seperti itu saat berada di kamarnya.
Sebelum tidur, seperti biasa ia melakukan perawatan pada wajah dan tubuh nya,tak berlebihan atau yang macam-macam,hanya mengaplikasikan krim malam pada wajahnya dan body lotion pada seluruh tubuh nya.
Hasya melihat jam di layar ponsel nya, menunjukkan pukul 22.00, waktunya untuk tidur, terlebih ia tak melihat tanda-tanda suaminya akan pulang.
Hasya tak mengganti pakaian nya,atau melapisinya dengan piyama,ia sudah tau bahwa Ezar tak satu kamar dengan nya,jadi ia bebas ingin berpenampilan bagaimana pun saat berada di dalam kamar nya.
Setelah membacakan beberapa doa pendek,Hasya memilih memejamkan matanya,ia harus segera tidur,besok pagi ia harus ke kampus, masa orientasi mahasiswa baru akan di mulai besok,dan ia sebagai Duta kampus sudah sepantasnya harus hadir di pembukaan acara tersebut.
Hingga beberapa saat kemudian Hasya benar-benar telah tertidur pulas,selimut menutupi tubuhnya hingga sebatas leher, matanya terpejam dengan nafas teratur.
....
Di lantai bawah,Ezar baru saja sampai bersama Reza asisten pribadi nya, mereka baru dari menghadiri undangan anniversary pernikahan salah satu klien Ezar,tuan Wijaya.
" Tuan sudah pulang, apakah tuan ingin di siapkan makan malam? atau akan langsung mandi?" bi Jum masih menunggu majikan nya pulang, kecuali jika sudah di atas pukul sebelas malam, barulah wanita paruh baya itu tak lagi menunggu, karena terkadang Ezar pulang ke apartemen nya.
" Saya akan langsung mandi dan istirahat" seperti biasa, Ezar hanya akan menjawab seperlunya saja.
Bi jah yang sudah paham, langsung mengangguk mengerti,beliau mengikuti langkah tuan muda nya seraya menenteng jas dan tas kerja pria itu.
Sedangkan Reza sudah kembali ke apartemen nya, meninggalkan Rudi,supir pribadi Ezar yang memang tinggal di villa itu.
" Dia sudah tidur bi?" seraya berjalan menaiki tangga, Ezar bertanya pertanyaan yang membuat bi Jum bingung,harus menjawab apa.
" Maksud tuan nona muda?" BI Jum sedikit memperjelas orang yang tuan nya tanyakan.
" Ya istri saya" Ezar menjawab Dengan menyebutkan status Hasya untuk nya.
" Non Hasya seperti nya memang sudah tidur tuan" bi Jum merasa sangat yakin, karena setelah dari ruang makan tadi, nona mudanya itu tsk tampak lagi keluar dari kamar nya.
"Dia sudah makan?" entah mengapa Ezar begitu ingin tau tentang istrinya.
" Sudah tuan,tapi nona hanya makan sedikit saja, sepertinya tidak berselera" bi Jum menceritakan dengan jujur.
" Kenapa? Apakah koki itu tidak menanyakan makanan apa yang ingin ia makan?" suara ezar terdengar sedikit tak suka.
" Bu-bukan seperti itu tuan, mungkin nona merasa kurang berselera karena makan seorang diri,saya sudah menanyakan tentang makanan yang nona suka dan tidak suka,nona mengatakan suka makanan apa saja,hanya saja nona mengurangi mengkonsumsi daging, sepertinya nona vegetarian tuan,dan nona mengatakan bahwa ia alergi terhadap makanan yang di permentasi"
" vegetarian? pantes saja tubuhnya terlihat begitu bagus dan terawat" batin Ezar dalam hati.
" Makan fermentasi?" Ezar mengulangi salah satu kata istilah yang bi Jum sebutkan.
" Ya tuan, makanan fermentasi yang nona maksud mungkin seperti,Ebi atau udang yang di keringkan,ikan asin atau ikan yang di awetkan,teri dan terasi,dan ada beberapa jenis makanan fermentasi lainnya" bi Jum sedikit menjelaskan,beliau juga tidak terlalu paham dengan aneka jenis makanan.
" Katakan pada chef agar tidak pernah menyediakan makanan jenis itu di villa ini" Ezar memberikan perintah mutlak, bahkan ia terlihat tak berfikir dua kali.
" Baik tuan,akan saya sampaikan pada chef" .
" Tuan nona di kamar sebelah " refleks bi Jum mengatakan itu saat melihat Ezar akan membuka pintu kamar utama,kamar yang memang biasa ia gunakan saat ia berada di villa,atau lebih tepatnya kamar milik nya.
" Y-ya..saya akan mandi" Ezar terlihat sedikit gugup saat bi Jum mengatakan tentang keberadaan wanita ia ia nikahi pagi tadi,ia sampai mengusap pelan tengkuk nya.
" Oh,ya tuan,perlu bibi siapkan air panas?" Bi Jum sedikit sungkan saat melihat reaksi malu majikan nya.
" Tidak perlu,bibi istirahat saja,sudah malam" Ezar memerintahkan bi Jum untuk segera beristirahat,atau secara tak langsung memerintahkan wanita paruh baya itu untuk meninggalkan nya.
" Baik tuan,bibi permisi" dengan patuh bi Jum meninggalkan Ezar yang masih berdiri di depan pintu kamar nya.
kami juga berusaha rajin kasih poin...he..he..