NovelToon NovelToon
Love, Lust, And Obsession

Love, Lust, And Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa / Dark Romance
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Cayy

"Kamu mau pilih Daniel atau aku?"
"Jangan gila kak, kita ini saudara!"
Arjuna tersenyum tipis, seolah meremehkan apa yang dimaksud Siren.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cayy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tour to Bali

Ujian berlangsung dengan lancar, dan kini saatnya para murid kelas XII melangsungkan tour ke Bali.

Semua tampak sangat senang begitu juga dengan Siren dan ketiga temannya, mereka sudah duduk manis di bus pariwisata yang akan membawa mereka ke Bali.

Siren duduk bersama Luna dan seperti biasa Martin duduk dengan Kay, tapi ditengah perjalanan Kay malah minta Siren pindah, katanya dia ingin duduk bersama Luna jadi dengan terpaksa Siren pindah lah ke belakang bersama Martin.

"Ada-ada aja si Kay.."

"Biarin, kayaknya dia udah nggak bisa nahan gejolak hatinya"

"Preet... Itu kalo Luna mau udah dari dulu kali ya mereka jadian, lagian kenapa sih si Luna orang Kay juga baik royal lagi"

"Ya namanya hati mana bisa dipaksa.. Kayak lo ama gue kita kan gak saling suka ya jadi kalo dipaksa pacaran mana bisa"

"Hahaha ... bener juga lo"

Siren mengeluarkan handphonenya karena ingat hari ini dia belum mengirim foto ke Daniel, khawatir kalau nanti dia malah tidak bisa karena mungkin lelah jadi dia memutuskan untuk foto sekarang.

"Mar...ikut foto yuk"

"Boleh aja.. Mumpung masih seger yakan"

Siren mengangguk, mereka pun foto selfie dan setelah itu Siren mengirimnya ke Daniel. Laki-laki itu mungkin duduk di Bus depan itu karena masing-masing kelas berada dalam satu Bus, jadi total Bus semuanya ada sekitar 8.

Handphone Siren bergetar menandakan ada pesan masuk, dia langsung membukanya.

Daniel : Kok sama temen lo?

Siren : Ya nggak papa

Daniel : Ulang nanti, gue mau lo sendiri

Siren memutar bola mata, jadi dia berdiri selfie sendiri lalu mengirimnya lagi ke Daniel.

Daniel : Nah gini kan enak dilihat, btw.. Kenapa duduknya sama Martin?

Serin : Awalnya sama Luna tapi Kay minta pindah gara-gara mau pdkt sama Luna.

Daniel : Duduk sama yang lain gak bisa?

Serin : Gak bisa, kan semua udah sama-sama berdua, kecuali kalo tukeran tempat.. Dahlah gue mau disini aja lagian Martin temen gue kok..

Daniel : Kalo bisa gue mau gantiin posisi dia, sayangnya gue di bus yang beda sama lo

Serin : Haha, ntar kalo di rest area kita juga ketemu kok

Daniel : Bukan masalah itu, kan kalo di rest area pasti nggak selama kita duduk di bus kan

Serin : Ya iyalah Niel..

Daniel : Yaudah yang panting jangan mepet aja duduknya

Serin tertawa kecil, kenapa Daniel mulai menunjukkan sisi posesif nya padahal mereka belum jadi apa-apa.

"Kenapa ketawa?"

"Nggak kok.."

Siren memasukkan handphonenya kedalam tas, pusing kalau lama-lama menatap layar handphone.

"Lo beneran deket sama Daniel?"

"Ya bisa dibilang begitu"

"Waktu itu lo ketemuan dimana kok pulang-pulang udah bawa buket?"

"Gue ke apartemen nya"

"Heh sumpah? Lo ngapain disana Ren?"

"Ya itu dikasih hadiah sama Daniel"

Martin memicingkan kedua matanya, dia sama sekali tidak percaya jika hanya itu.

"Sumpah, gue nggak ngapa-ngapain..lo mikirnya kejauhan anjay "

"Ya secara cuma berdua doang disana, dipikir gue percaya.. Jangan macem-macem lo Ren, kasian ortu lo"

"Yaudah kalo nggak percaya tanya aja ke Daniel, orang gue cuma duduk doang disana trus dia ngasih gue hadiah"

"Selain buket, apa lagi?"

Siren tersenyum lebar, teringat kalung yang sampai sekarang masih dia pakai. Siren mengeluarkan kalung itu yang sebelumnya tersembunyi dibalik jaketnya.

"Kalung? Anjir serius? Dia suka beneran keknya sama lo bukan semata-mata cuma bantuin lo bikin Samuel cemburu"

"Ya gak tau.."

"Lo udah move on?"

Siren terdiam, kalau dipikir-pikir beberapa hari tidak bertemu Samuel dia memang lupa entah kalau bertemu lagi akan bagaimana.

"Tapi bagus deh jadi lo gak perlu ngelamun sambil jalan kaki kayak waktu itu"

"Gue bukan mikirin Samuel waktu itu ya, enak aja"

"Lah trus apa? Berkali-kali gue tanya tetep gak lo jawab juga jadi ya wajar kalo gue mikirnya begitu"

Sebenarnya ingin sekali Siren cerita tentang Arjuna, tapi dia ragu dan juga malu mau bagaimanapun menurutnya itu aib yang perlu ditutupi karena teman-teman nya taunya Arjuna itu ya saudara kandungnya.

"Kan...gak dijawab kan.."

"Gue belum siap cerita Mar..ini lebih buruk dari yang lo bayangin"

"Jangan bikin gue tambah penasaran njir.."

Siren meringis dan tidak menjawab lagi membuat Martin membuang muka sambil memasang wajah tidak moodnya.

*

Setelah melewati perjalanan yang sangat panjang dan melelahkan, kini mereka tiba di pelabuhan. Siren sampai terpana melihat besarnya kapal yang akan dia tumpangi menuju pulau Bali itu.

Sayangnya dia sempat mabuk tadi jadi kondisi tubuhnya sedikit lemah.

"Mau pop mie nggak?" tanya Luna yang kini duduk disebelah Siren.

"Nggak ah, perut gue rasanya nggak enak banget"

"Siren.." panggil Daniel yang menghampirinya.

"Lo mabuk ya tadi?" tanya Daniel

"Iya"

"Keatas aja yuk kalo gitu, diatas udaranya seger biar lebih enakan"

Siren melihat kearah Luna,

"Ikut aja, gue nanti nyusul deh masih nungguin Martin sama Kay"

Siren pun mengangguk, Daniel menggandeng tangannya membuatnya deg-deg an lagi. Dalam perjalanan keatas pun mereka berpapasan dengan Samuel, namun kali ini dia sendiri tidak ketempelan seperti biasanya.

Tatapannya terasa menusuk kehati Siren, sakit sekali rasanya. 4 tahun memang bukan waktu yang sebentar, dan ternyata dia belum berhasil move on 100%.

Daniel yang menyadari tatapan itu, langsung menarik Siren untuk segera naik keatas kapal. Disana ternyata sudah banyak murid-murid, ternyata memang benar udaranya sejuk sekali meski bercampur dingin karena mereka sedang berada di laut, jam sudah menunjukkan pukul 4 sore (sudah berganti hari).

"Lo nggak ngantuk Niel?"

"Nggak, tadi di Bus gue udah kebanyakan tidur"

"Emang tadi nggak turun tiap berhenti di rest area?"

"Turun, makan doang..berisik banget soalnya jadi gue mending tidur"

"Duduk sama siapa?"

"Sama Rian"

"Ohhh..."

Daniel mengeratkan genggaman tangannya, karena tangan Siren rasanya dingin.

"Ngantuk nggak? Kalo ngantuk kita kedalam aja biar lo bisa istirahat"

"Enggak, gue malah pusing kalo didalem, disini aja sambil lihat air laut"

"Mau difoto nggak? Gue bawa kamera"

"Oh ya? Boleh deh"

Daniel mengeluarkan kameranya dari dalam tas ransel yang terlihat sangat enteng itu, maklum lah karena tas-tas besar mereka atau koper mereka tetap berada didalam bus, paling hanya membawa tas kecil yang mungkin berisi handphone dan segala perintilannya.

"Udah siap Ren?"

Siren mengangguk, dia pun berpose ala-ala melihat laut rambutnya yang berkibar-kibar menambah kecantikan alami yang terpancar.

Berkali-kali Daniel mengambil gambar Siren karena tidak ingin melewatkan kesempatan, dia juga sempat berfoto bersama Siren hingga menyuruh salah satu teman untuk memfotokan mereka.

1
Hatus
Iya betul kata Rey, seharusnya kalau sudah punya pacar harus bisa jaga jarak sama perempuan lain, meskipun itu teman kita sendiri.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!