setelah mengetahui suaminya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri,karna suatu kutukan Kanaya terpaksa harus berada didalam tubuh suaminya yang telah menghianatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aqilaarumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 21
Kanaya menerima buket bunga dengan note
" Selamat pagi,aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku tidak akan menyerah"from Dirga.
Reihan menghelai nafas panjangnya,fikiranya kini berkecamuk,ada perasaan tidak ikhlas dari dalam hatinya bahwa kini istrinya benar benar diperjuangkan oleh seseorang.
Ia membuang buket bunga itu ditong sampah, setelah berhenti sejenak karna buket bunga itu,dia kembali menyapu lantainya.
"Kanaya"
Reihan menoleh sama halnya seperti Kanaya sekarang Reihan juga sudah terbiasa jika orang lain memangil Kanaya berarti pangilan itu ditujukan padanya.
" Ada apa ma"
" Tolong buatkan aku teh,rasanya kepala mama sedikit pusing"
" Baik ma"
" Jangan lama lama ya"
" Ia ma"
Hanya butuh waktu berapa menit untuk menyeduh teh seperti yang diinginkan Sintia,tapi tentu rasanya akan jauh berbeda dengan teh buatan kanaya.
" Kok rasanya aneh"
" Aneh gimana ma"
" Rasanya tidak seperti biasa kalau kamu membuatkan mama teh"
" Itu hanya perasaan mama saja"
" Sekarang tolong kamu pijitin punggung mama"
" Tapi ma aku baru saja masak sayur didapur"
" Alah itu cuma alasan kamu saja kan sebenarnya kamu nggak mau mijitin mama"
" Bukan seperti itu ma"
Dengan sangat terpaksa Reihan memijit Sintia.
" Kamu mijitnya ngak ada tenaga,kasih tenaga dong"
Reihan semakin memijit punggung sitia dengan keras.
" Auuu"ringisnya
" Jangan terlalu keras juga kamu mau membunuh mama" bentaknya.
Hingga setengah jam Reihan memijit Sintia,tanganya terasa kaku.
"Kamu nyium bau ngosong ngak"
" Astaga sayur ku"
Dengan langkah seribu Reihan berlari kearah dapur,asap sudah mengumpal disana.
Dengan cepat ia berlari mematikan kompor.
" Astaga kamu itu akhir akhir ini selalu membuat masalah bagaimana jika rumah ini kebakaran,kamu kan tahu sendiri bagaimana susahnya putra mama bekerja keras untuk membangun rumah ini"
" Maaf ma,tapi kan tadi aku sudah bilang aku lagi masak sayur"
" Oh jadi kamu nyalahin mama" bentak nya.
" Salah kamu sendiri kenapa ngak matiin kompor dulu"
" Dasar menantu tidak becus"
Tangan Reihan mengempal,dia baru menyadari ternyata selama ini mamanya begitu memperlakukan Kanaya begitu buruknya.
Dengan mata berkaca kaca terlihat merah padam ia menatap Sintia dengan tatapan penuh penyesalan.
" Kenapa kamu menatap aku seperti itu?"
" Kamu mau lawan mama,atau mau marah sama mama.marah saja kalau berani.aku akan minta putraku menceraikan kamu dan memintanya menikah dengan perempuan yang jauh lebih cantik dari kamu dan pastinya seorang wanita karir tidak seperti kamu.hanya mengantungkan hidupnya pada suami"
Hati Reihan kembali tercabik cabik hingga air mata itu menetes dipipinya.
Sekarang ia merasakan betapa sakitnya menjadi Kanaya,betapa capeknya menjadi Kanaya,ia yang selalu tulus tapi nyatanya ia tidak pernah dihargai sedikit pun.
Reihan menyeka air matanya.
"Apa mama selalu memperlakukan Kanaya seperti ini"teriaknya.
Sintia mengerenyitkan dahi.
"Apa maksud ucapan mu"
Untuk sesaat Reihan menunduk karena terbawa emosi hampir saja ia mengatakan bahwa rohnya berada dalam tubuh kanaYa.
Ia kembali menatap Sintia dengan tatapan lebih dalam berharap Sintia dapat memperlakukan Kanaya dengan baik.
" Apa mama tahu kenapa aku hanya jadi ibu rumah tangga biasa,semua itu karna mama dan suamiku,aku mengorbankan semua nya ma.demi kalian,aku mengubur mimpi mimpiku,aku menghianati kedua almarhum orang tua ku, mereka berdua Bekerja keras sampai mereka jatuh sakit sampai akhirnya mereka meninggal dunia"
" Mama tahu kenapa mereka bekerja keras sampai lupa kesehatan mereka sendiri,mereka menabung ma mengumpulkan uang agar aku bisa melanjutkan pendidikan ku dan menjadi perempuan sukses seperti apa yang mereka inginkan."
" Tapi nyatanya aku menghianati mereka aku malah merawat mama saat suamiku sibuk bekerja, sampai aku lupa cita citaku sendiri dan tanggung jawab ku kepada kedua orang tuaku."ucpanya dengan air mata tertahan, untuk pertama kalinya ia membela istrinya.
" Dan bahkan aku tega mengkhianati ya dengan sahabatnya sendiri" batinya.
Reihan pergi meninggalkan Sintia,karna merasa tidak sanggup lagi.bukan karna dia tidak sanggup mendengar perkataan kasar Sintia kepadanya.
Tetapi ia merasa sangat bersalah kepada Kanaya,selama ini Kanaya tidak pernah mengeluh tentang sikap mamanya yang selalu bersikap sewena wena kepadanya.
Tapi kini saat ia menjadi Kanaya ia dapat merasakan betapa menderitanya Kanaya selama ini.
" Aku ternyata memang seberesenk itu"
"Ya Tuhan tolong kembalikan rohku kembali ketubuhku,aku mohon tuhan kembalikan semuanya keawal, aku janji akan berusaha memperbaiki semuanya,kasih aku kesempatan ya tuhan"