NovelToon NovelToon
BERTUKAR NASIB

BERTUKAR NASIB

Status: sedang berlangsung
Genre:Matabatin / Mengubah Takdir / Si Mujur
Popularitas:38.9k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Kisah ini bercerita tantang dua orang gadis yang memiliki kehidupan jauh berbeda sekali satu sama lainnya.

Valeria dan Gisela yang merupakan anggota academy musik di Soleram Internasional dan sama-sama menimba ilmu sebagai seorang murid disana untuk menjadi penyanyi terkenal.

Sayangnya nasib mujur bukan berpihak pada Gisela namun pada Valeria karena karya lagunya menjadi viral dan hits hingga mancanegara dan mengantarkannya sebagai penyanyi populer.

Penasaran mengikuti kelanjutan serial dua gadis yang berseteru itu !

Mari ikuti setiap serialnya, ya... 😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9 VALERIA TERJEBAK MACET !

Valeria telah berdiri di depan rumah mewah itu sembari memperhatikan jam ditangannya, dengan seksama.

Seorang pelayan perempuan setengah berlari ke arahnya lalu menyerahkan sebuah tas bermerek terkenal kepada Valeria.

"Ini tasnya, nona Valeria...", ucap pelayan itu, dengan agak takut-takut ketika memberikan tas mahal itu.

"Kemana sopir yang akan mengantarkanku, sedari tadi aku tidak melihatnya, panggil dia kemari karena aku mau pergi keluar rumah sekarang", kata Valeria sembari melirik tajam ke arah pelayan di sampingnya.

"Saya sudah memberitahukan hal ini kepada dia, mungkin sopir masih memanasi mobil, nona Valeria", kata pelayan itu.

"Suruh cepat dia, aku harus pergi ke mall sekarang, rasanya terlalu lama jika aku menunggu mobil dipanasi, nanti aku ketinggalan baju-baju ter-up-to-date di mall !" perintahnya agak menekan.

"Ba-baik, nona Valeria. Saya akan segera mengatakannya pada sopir, untuk cepat kemari", sahut pelayan perempuan bersanggul.

"Cepatlah... !" kata Valeria sambil mengibaskan telapak tangannya dengan cepat.

"I-iya, nona, saya pergi dulu", sahut pelayan itu buru-buru pergi.

Valeria membuang muka ke arah lain ketika pelayan perempuan berlalu pergi dari hadapannya, menuju ke garasi mobil yang berada diluar rumah.

"Cih, lama sekali !" keluhnya saat dia mengetahui kelambanan kerja para pelayan dan sopir di rumah ini.

Valeria menyemprotkan minyak wangi ke sekujur tubuhnya lalu memasukkan botol tersebut kembali ke dalam tas jinjingnya.

"Jika tidak saja aku tidak membeli parfum ajaib dari dukun tua itu, kemungkinan saja aku tidak akan pernah bisa berkuasa di rumah ini", ucapnya.

Valeria mengambil sesuatu dari dalam tas mewahnya, kali ini giliran bedak wajah yang diambilnya.

"Aku membeli hampir semua produk kecantikan dari dukun tua itu, sayang sekali kalau aku tidak mempergunakannya dengan benar", ucapnya lagi.

"Pluk... ! Pluk... ! Pluk... !"

Valeria membubuhkan bedak padat ke arah wajahnya yang cantik serta berseri-seri cerah sambil memperhatikan cermin rias di tangannya.

"Selesai...", ucapnya seraya tersenyum-senyum sendirian di depan cermin riasnya.

Valeria menolehkan kepalanya ke arah kanan dan kiri secara bergantian sambil terus memperhatikan cermin rias lalu tertawa keras saat dia melihat pantulan wajahnya dalam kaca cermin.

"Sangat cantik !" ucapnya kagum terhadap paras cantik Valeria yang diidam-idamkannya sejak dulu.

Valeria tertawa kembali lalu berkata lagi.

"Seandainya saja aku tidak meminum ramuan sakti dari dukun tua itu, mungkin aku tidak akan pernah tahu rasanya memiliki tubuh serta rupa seperti Valeria ini", ucapnya yang terus mengagumi paras cantiknya yang menawan dari pantulan kaca cermin rias di tangannya.

Kembali Valeria tertawa keras dengan kedua bola mata mengerling kesana-kemari.

Ada rasa kepuasan dalam diri Valeria saat ini karena dia bisa menjadi sosok Valeria yang sebenarnya dan bukan sekedar impian semu lagi dalam benak seorang Gisela yang dulu, untuk menjadi seorang Valeria terkenal, dengan bertukar jiwa maka semua telah dia wujudkan secara nyata tanpa kendala berarti meski dia mempertaruhkan segalanya yang dia miliki.

Valeria masih mengagumi paras wajahnya yang aduhai itu dalam pantulan kaca cermin rias di genggaman tangannya sementara itu sopir telah tiba dengan mengendarai mobil sedan hitam mewah di depan rumah.

Tiiiin... !

Terdengar bunyi klakson dari arah mobil sedan hitam yang mengejutkan Valeria yang sedang berdiri di beranda rumah kemudian seorang sopir turun dari mobil tersebut.

Sopir itu lantas membukakan pintu mobil teruntuk Valeria.

"Lama sekali datangnya, kemana saja sedari tadi aku menunggumu, hah ?" semprot Valeria sembari berjalan ke arah mobil sedan hitam.

"Maafkan saya atas keterlambatan ini sebab mobil harus dipanasi terlebih dahulu sekitar satu jam. Karena itulah, saya datang terlambat menjemput anda, nona Valeria", sahut sopir dengan pandangan agak menunduk.

"Bisa-bisanya kamu beralasan, tapi, bukan masalah bagiku sebab kamu sudah menjemputku, jadi tidak apa-apa sekarang", kata Valeria lalu masuk ke dalam mobil.

Sopir menutup pintu mobil teruntuk Valeria lalu ikut masuk ke dalam mobil setelah dia berjalan memutar, untuk menyetir mobil yang berharga fantastis itu menuju tempat yang diinginkan oleh Valeria sebagai majikannya.

"Kemana kita akan pergi sekarang, nona Valeri ?" tanya sopir yang duduk di balik setir kemudinya kepada Valeria yang duduk dibelakang.

Valeria mendekatkan kepalanya ke arah lubang yang ada pada pembatas ruangan dalam mobil lalu menengok ke arah sopir yang duduk di kursi pengemudi.

"Ke mall sekarang !" perintahnya tanpa basa-basi.

"Ke mall, nona Valeria ? Bukannya kemarin lusa, anda baru saja berbelanja dari sana, apa tidak terlalu cepat pergi belanja lagi ?" tanya sopir agak kaget seusai dia mendengar permintaan majikannya itu.

"Kapan aku dari mall, aku tidak pernah kesana sama sekali, kau salah mungkin mengingatnya, pak sopir !" sahut Valeria ketus.

"Kemarin lusa, nona...", jawab sopir agak kebingungan.

"Kemarin lusa apaan ? Hah ? Jangan bohong kamu, aku tidak pernah kesana, ayo, pergi sekarang !" kata Valeria menghardik marah.

"Ta-tapi..., nona Valeria...", sahut sopir.

"Cepat jalan ! Jangan banyak bicara lagi, aku harus membeli gaun untukku sebab aku telah membuang seluruh pakaianku yang sederhana itu dari lemariku !" perintah Valeria.

"Membuang pakaian baru ???" tanya sopir semakin terkaget-kaget tak karuan, dengan penjelasan Valeria yang begitu gampangnya, membuang seluruh pakaiannya yang baru dibelinya kemarin lusa.

"Cepat jalan. Dan antarkan aku segera ke mall sekarang !!!" perintah Valeria lalu duduk bersandar kembali ke kursi mobil dibelakang.

"Ba-baik, nona Valeria. Saya akan antarkan nona pergi ke mall sekarang", jawab sopir lalu melajukan mobil setelah mesin menyala.

Brrrmmm...

Mobil sedan hitam mewah itu bergerak pergi, meninggalkan area halaman rumah megah milik Valeria, menuju tempat tujuan.

Tujuan kali ini adalah pergi mengantarkan Valeria, berbelanja ke Mall yang ada di kota.

Mobil terus melaju kencang saat melintasi area jalan aspal utama setelah mobil sedan berwarna hitam itu berhasil pergi dari rumah megah milik Valeria.

Jalanan tampak ramai karena hari ini adalah hari sabtu, saatnya semua orang pergi rekreasi seusai bekerja keras selama lima hari penuh.

Tentu saja hal ini menyebabkan perjalanan menuju ke Mall terhambat lantaran padatnya jalan oleh kendaraan yang melintas disepanjang area jalan ruas utama.

Mobil sedan berwarna hitam yang dinaiki oleh Valeria sempat terhenti sebab harus mengantri dengan kendaraan lainnya yang juga berpergian pada hari Sabtu ini.

Diluar mobil, tepatnya dari arah depan sana, tampak deretan mobil sedang berjejer padat memenuhi area jalan beraspal utama ini, untuk mengantri lewat berikutnya sedangkan posisi mobil yang dinaiki oleh Valeria berada tepat di antara deretan mobil-mobil lainnya sehingga mobil sedan mewah itu kesulitan bergerak dan terpaksa diam di tempat.

Udara semakin terasa panas akibat polusi yang disebabkan oleh asap knalpot mobil-mobil di sepanjang jalan kota.

Terutama suhu udara di dalam mobil sedan hitam mewah yang dinaiki oleh Valeria semakin terasa pengap.

Valeria merasakan sangat gerah serta kesemutan meski AC mobil menyala sedari tadi di dalam ruang mobil.

"Hufh, panas sekali..., rasanya sulit bernafas lega di sini...", gerutunya tampak kesal sembari mengibas-ibaskan kedua tangannya ke arah dirinya cepat.

Valeria menengok dari balik kaca mobil ke arah luar, tapi, yang dia lihat disana, hanyalah barisan mobil yang berjejer mengantri, untuk laju maju namun tidak bisa.

"Kenapa mobil ini hanya diam saja, kapan kita bergerak maju, pak sopir ?" tanya Valeria dengan nada tinggi.

Sopir menjawab pertanyaan Valeria dengan tenang.

"Hari ini adalah hari Sabtu, banyak orang yang pergi bertamasya ke luar kota sebab itulah sepanjang jalanan di kota menjadi macet oleh kendaraan yang berjubel mengantri, untuk pergi, nona Valeria", ucapnya.

"Tidak bisakah kamu mencari jalan lainnya atau cara lain agar kita bisa segera pergi dari sini, lama sekali, dan aku tidak betah lagi di dalam mobil, pak sopir", lanjut Valeria yang terasa perutnya mual lantaran terlalu lama berada di dalam mobil.

"Maafkan saya, nona Valeria. Sebab saya tidak bisa memenuhi permintaan nona sebab tidak ada celah jalan yang tersisa lagi sehingga saya tidak bisa memutar mobil dari sini dan kita terpaksa diam mengantri sampai mobil-mobil didepan sana bergerak pergi", sahut sopir.

Valeria hanya bisa menyandarkan kepalanya yang terasa pusing ke atas bahu kursi mobil sedangkan perutnya benar-benar ingin muntah, tanpa bisa berkata-kata lagi pada sopir yang mengantarkannya. Dan raut wajah Valeria tampak berubah pucat pasi karena dia harus menahan rasa mual pada dirinya saat ini.

Rencana pergi ke Mall oleh Valeria mengalami kendala besar akibat mobil sedan hitam yang dinaikinya terjebak kemacetan lalu lintas kota.

1
Reny Rizky Aryati, SE.
💞💞💞
Tina Andara
hadir...
Anonymous
lanjut thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!