Mantan Asisten CEO yang meninggal tiba-tiba bangun di tubuh menantu lemah dan mengetahui semua rahasia kelam keluarga besar Aruna.
Dia yang dibunuh oleh CEO Aruna group akhirnya memutuskan untuk memulai pembalasan dendamnya.
Dimulai dengan misi mengambil kembali posisi putri tunggal keluarga Jayata dan menyingkirkan putri palsu yang licik.
Apakah dia berhasil, atau justru berakhir mati untuk yang ke_2 kalinya?
Yuk,, baca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Kau cucuku
Di sore hari, Hani dalam perjalanan ke restoran untuk bertemu dengan presdir Jayata.
Pada saat itu juga, video perundungan yang dilakukan Delita dan menantunya langsung tersebar di internet membuat semua kalangan menjadi sangat heboh.
Bagaimana tidak, Clara sangat disegani kelompok pembela anak-anak karena perbuatan mulianya menyelamatkan anak-anak terlantar dan membiayai pengobatan anak-anak yang menjadi penderita kanker.
Bahkan Clara menjadi model untuk promosi perlindungan Anak oleh komisi perlindungan Anak Nasional sehingga reputasi Clara begitu penting di mata publik.
Dengan adanya bukti sifat asli Clara yang menyiram air bahkan menampar serta menghina seorang perempuan, maka citranya menjadi benar-benar rusak di mata publik.
Bahkan kepribadian Clara ikut dipertanyakan orang-orang yang menggunakan internet, apakah benar-benar baik atau hanya untuk sebuah pencitraan saja.
"Kita mendapat respon baik dari para pengguna internet," ucap sang asisten menunjukkan komentar yang mendukung Hani.
Hani pun melihat komentar-komentar itu, semuanya tampak baik, orang-orang mempertanyakan tentang nasib anak-anak yang sebelumnya diselamatkan oleh Clara.
Apakah mereka benar-benar diperlakukan dengan baik atau jangan jangan keadaan mereka menjadi lebih buruk setelah diasuh oleh Clara.
Hani tersenyum puas, "mereka tidak akan tinggal diam untuk masalah ini, jadi pekerjakan beberapa orang untuk menghalangi grup Aruna menimbun berita tentang mereka." kata Hani yang sudah lama bekerja dengan keluarga Aruna, jadi dia sudah tahu taktik mereka dalam menghadapi berita negatif seperti ini.
Biasanya akan ada kambing hitam yang skandalnya dibuka secara besar-besaran sehingga akan menutupi skandal yang melibatkan keluarga Aruna.
"Baik," jawab sang asisten.
Mobil pun terus melaju di jalan raya hingga mereka tiba di tempat tujuan. Hani diantar manajer restoran ke sebuah ruang privat yang masih kosong, tampaknya presdir Jayata masih belum datang.
Sambil menunggu kedatangan presdir Jayata, Hani duduk memainkan ponselnya, mengirim pesan pada sang suami.
"Bagaimana pekerjaanmu?" Ketik Hani.
"Aku tidak tahu kalau membuka restoran saja bisa seribet ini. Tapi aku hanya bisa berpikir untuk membuka restoran karena hanya memasak yang ku bisa," balas Ricki membuat Hani menahan tawanya.
"Aku tak sabar menantikannya, masakanmu sangat enak, pasti akan disukai banyak orang," balas Hani.
"Mereka menyarankan untuk merekrut koki profesional, Bagaimana menurutmu?"
"Kau bisa membuat resep dan mempekerjakan koki untuk mengikuti resepmu," balas Hani bersamaan dengan pintu yang terbuka, jadi Hani menyimpan ponselnya dan menatap pria tua yang masih terlihat begitu sehat seolah tenaganya masih sama saat dia muda dulu.
Pria tua itulah presdir Jayata.
"Selamat sore tuan jayata, saya Hani," ucap Hani menyapa sang presdir dengan ramah.
"Selamat sore. Aku tidak menyangka orang yang kutemui kali ini masih begitu muda dan cantik," kata Sang presdir dengan begitu sopan berjabat tangan dengan Hani lalu duduk di kursinya yang berseberangan dengan tempat duduk Hani.
Hani yang duduk dengan sengaja menyelipkan rambut ke belakang telinganya dengan begitu sederhana.
Hal itu kebetulan diperhatikan Presdir Jayata karena sudah menjadi kebiasaannya selama sang cucu menghilang, dia akan memperhatikan telinga kiri para perempuan muda yang ia temui, berharap suatu saat bisa tak sengaja menemukan sang cucu.
Presdir Jayata pun sangat terkejut saat Hani berbalik mengambil dokumen dan telinga kirinya yang memiliki tanda lahir bintang dilihat oleh Sang presdir.
"Telingamu?" Sang presdir secara spontan menunjuk telinga Hani karena begitu terkejut, tanda di telinga hani itu adalah tanda yang ia cari selama ini, namun kemanapun mereka mencari, mereka tidak pernah berhasil menemukan orang yang memiliki tanda seperti itu dan sudah lama berpikir bahwa cucu mereka telah meninggal.
"Telinga saya?" Hani memegang telinganya, berpura-pura panik meraih cermin kecil dari tasnya dan memeriksa telinganya.
Wajah Hani berubah bingung setelah tidak mendapatkan hal aneh di telinganya.
"Tanda lahir di telinga mu...." Sang presdir masih terus terpaku pada tanda lahir yang sangat familiar di telinga Hani. Tanda lahir yang sama dengan tanda lahir milik cucunya yang telah lama menghilang!
"Ah,," Hani tersenyum menyentuh tanda lahir di telinganya," ini tanda lahir saya yang sudah ada sejak saya ditemukan seorang pengurus panti," kata Hani.
"Bisakah aku memegangnya sebentar?" Tanya sang presdir dengan mata berkaca-kaca.
Hani tampak bingung, tapi dia tetap membiarkan Sang presiden memegang telinganya.
Setelah Presdir memastikan tanda lahir itu menyatu dengan daging Hani, bukannya dibuat-buat, Sang presdir langsung membawa Hani ke pelukannya.
"Cucuku! Kau cucuku!" Kata sang presdir terisak memeluk Hani.
"A,,, apa maksud anda?" Hani masih berpura-pura tak mengerti atas sikap sang presdir yang benar-benar membingungkan, tetapi presdir Jayata yang terlalu emosional tak mampu menjawab, dan tiba-tiba saja tubuhnya menjadi kaku hingga terjatuh.
"Tuan!" Hani panik, "tolong! Tolong!" Seru Hani membuat para pengawal presdir yang berjaga di depan pintu langsung muncul dan membawa presdir Jayata ke rumah sakit.
Hani langsung menyusul bersama asistennya, harus memastikan kondisi sang Presdir baik-baik saja.
Di dalam mobil menuju Rumah Sakit, Hani kembali mengurai rambutnya menutupi tanda lahir yang ada di telinganya.
'Aku harap presdir baik-baik saja. Hanya dia yang kuharapkan bisa membantuku mendapatkan kembali posisi Hani di keluarga jayata,' ucap Hani dalam hati yang juga tak menyangka bahwa hanya karena terlalu senang, Presdir jayata sampai jatuh pingsan tak sadarkan diri seperti itu.
Sepertinya ada penyakit yang diidap oleh pria tua itu.
lanjut Thor....