"Mulai hari ini putri sulungku Lada Anjani Wibisono sudah mati."
Kata-kata yang pada akhirnya mampu merubah kisah hidup seorang Lada Anjani Wibisono. Hanya karena kesalah pahaman, ia harus rela terbuang dari keluarganya.
Malam yang paling berat dilalui oleh gadis introvert itu, terjebak dengan seorang mantan narapidana, yang terkenal berandalan dilingkungan tempat tinggalnya, menjadi awal dimulainya babak baru perjalanan hidupnya.
Vinder putra Abimana, mantan narapidana pembunuhan, pecinta alkohol, dicap sebagai berandalan dilingkungan tempat ia tinggal. Tapi siapa yang itu, dibalik semua gelar itu tersimpan kisah memilukan.
Hari-harinya yang tanpa warna, seketika berubah saat mengenal dan tersandung skandal bersama Lada Anjani Wibisono.
Bagaimana kisah keduanya bermulai...?
Dan bagaimana akhir dari banyaknya konflik batin yang mereka alami...?
Yuk, jadilah saksi dalam kisah hidup mereka dengan membaca karya ini.
Bijaklah dalam berkomentar juga memilah baik, buruknya cerita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
09
Pagi ini suasana kediaman Hendarto teramat sepi karena tidak ada tuan dan nyonya rumah. Umbra yang masih marah, tidak mau bertegur sapa dengan Lada, berangkat kerja pun tanpa berpamitan.
Lada hanya bisa menghela nafas, menerima kemarahan adiknya yang ternyata masih ada.
"Selamat pagi...!" sapa Vinder kala Lada selesai mengunci pintu rumahnya.
"Selamat pagi...!" sahut Lada ramah.
"Mau berangkat kerja...?" tanya Vinder dan dijawab iya oleh Lada.
"Kebetulan kita searah, gimana kalau kita bareng." ajak Vinder.
"Em...!" Lada mengedarkan pandangan kesekitar, menggigit bibir untuk menyamarkan kegugupannya. Gadis itu ragu untuk menerima atau menolak tawaran Vinder.
Tapi, saat mengingat sang ayah, Lada pun berucap "Maaf Vin, aku sudah pesan ojeg online."
Vinder menggerakkan kepalanya naik turun beberapa kali "bukan karena takut kan...? makanya menolak tawaranku."
"Enggak kok...!" jawab Lada cepat dengan melambaikan tangan didepan dada.
Beruntung tak lama, ojeg yang dipesan Lada tiba. Menyelamatkan wanita itu dari rasa tidak enak juga canggung disertai takut.
"Aku duluan ya Vin, Assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam."
Vinder memasuki mobil, setelah Lada tak lagi tertangkap oleh indra pengelihatannya. Dengan kengan kecepatan sedang, Vinder membelah jalanan Ibukota yang padat pagi ini.
Kring Kring Kring
Ponsel Vinder berbunyi dan nama Tania muncul dilayarnya. Pria itu memasang handsfree, lalu menggeser tombol hijau.
"Hallo...!"
"Kenapa baru menerima telfon dariku...? Kemana kamu semalem...?"
"Hubungan kita sudah berakhir Tania, jadi stop mencampuri lagi urusanku."
"Aku enggak mau...!! Vin, maafin aku. Please, kita baikkan ya...?"
"Tidak...!"
"Vin...!"
"Cukup Tania, dari awal kita sudah membicarakan semua. Hubungan ini kamu yang mau dan sekarang aku yang mengakhiri. Aku tidak bisa membohongi perasaanku Tania dan aku tidak mau kamu makin tersakiti nantinya."
"Vin....!!"
"Maafin aku, kamu pasti akan menemukan lelaki yang jauh lebih baik dari aku. Bye Tania...!"
Pungkas Vinder memutus sambungan telefon, menginjak pedal gas untuk menambah kecepatan, agar ia cepat sampai ditempat tujuan.
Setelah enam puluh lima menit, akhirnya pria itu sampai juga ditempat yang dituju.
Menaiki anak tangga menuju kelantai dua, setelah memasuki bangunan yang didepannya bertulikan LaVin restoran.
Ruangan yang didominasi warna abu-abu dan putih, dengan furniture yang berwarna hitam tertata rapi.
Ruangan yang menjadi salah satu tempat bagi pria itu menghabiskan waktunya untuk bekerja, menikmati sebotol Whisky atau minuman beralkohol lainnya. Kadang tempat itu ia jadikan untuk mengarungi mimpi dimalam hari.
Restoran yang baru tiga minggu beroperasi. Salah satu restoran yang Vinder miliki dengan nama berbeda.
Nama yang ia pilih dengan banyaknya harapan serta doa didalamnya. Nama yang mengandung arti teramat dalam dan sangat berarti baginya.
Tok tok tok
Pintu ruang kerjanya diketuk.
"Masuk...!"
Perlahan pintu terbuka, menampilkan pria paruhbaya dengan postur tubuh tinggi tegap serta wajah yang tegas, berwibawa dan juga tampan.
"Asalamualaikum...!"
"Wa'alaikumsalam, om...!"
Vinder berdiri menyabut kehadiran om Yacob. Mencium punggung tangan sosok paruhbaya itu, sebelum tubuhnya dipeluk oleh pria yang mengenakan seragam kemiliteran.
"Belum pulang kerumah juga...?" tanya om Yacob setelah duduk disofa yang ada diruangan tersebut.
"Buat apa pulang...?" jawab Vinder mengerti akan maksud pertanyaan adik kandung ayahnya itu.
"Oke, kalau kamu masih butuh waktu sedikit lebih lama lagi bertemu dengan ayahmu, om bisa mengerti." Balas om Yacob.
"Kok om tau aku disini...?"
Om Yacob terkekeh "apa sih yang om tidak tau soal kamu."
Mata Vinder menyipit dengan kedua alis yang saling bertemu "jadi om masih melakukan itu...?"
Om Yacob mengangguk yang dibalas dengan helaan nafas oleh Vinder.
"Jangan salah paham, om sangat tau gimana kamu. Om melakukan itu hanya ingin memastikan semua berjalan dengan semestinya."
Vinder diam tak memberi respon.
"Sepertinya restoran ini lebih istimewa dari pada restoran kamu yang lain..?" om Yacob terkekeh.
"Tidak, semua restoranku istimewa." jawab Vinder.
"Gimana sama kelanjutan pendidikanmu...?" tanya om Yacob lagi.
"Nanti om, kalau aku sudah siap. Lagian aku masih ingin menikmati kebebasanku juga mengurus restoran-restoranku."
"Nanti malem makan dirumah, tantemu akan masak makanan kesukaanmu." titah om Yacob dan diiyakan oleh Vinder.
"Gimana kabar bibi om...?"
"Sangat baik, kamu tidak usah khawatir. Semua kebutuhannya tercukupi, dia aman dan malah sedikit gemukan badannya."
"Alhamdulillah kalau begitu."
"Bulan depan kamu sudah bisa menjenguknya, bibi juga kangen sama kamu." beritahu om Yacob.
Pria tampan berbeda usia itu terus saling bertukar kata, sampai dua jam lamanya. Sebelum akhirnya om Yacob pamit dan Vinder melanjutkan pekerjaannya hingga senja menyapa.
kamu gak tau Lada mencari mu
udah nyaman sama Vinder malah nyari orang lain...
bukannya nikah sama Vinder aja.
kan kamu juga udah dibuang keluarga mu...
kesian banget kamu Vin
kamu kan tau gimana kelakuan Rey...
masa masih mau dekat dekat juga...
dia dekat juga karena ada mau nya,udah liat kamu cantik😒
memanfaatkan kepolosan Lada...😠
beda dengan kk cewek ku yang pertama ceplas ceplos orang nya 😆