NovelToon NovelToon
Not Love, But Marriage

Not Love, But Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Persahabatan / Dokter
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nōirsyn

"Mereka mengira pertemuan itu adalah akhir, padahal baru saja takdir membuka lembar pertamanya.”

‎Ameena Nayara Atmaja—seorang dokter muda, cantik, pintar, dan penuh dedikasi. Tapi di balik wajah tenangnya, ada luka tersendiri dengan keluarganya. Yara memilih hidup mandiri, Ia tinggal sendiri di apartemen pribadinya.

‎Hidupnya berubah ketika ia bertemu Abiyasa Devandra Alaric, seorang CEO muda karismatik. Yasa berusia 33 tahun, bukan seperti CEO pada umumnya yang cuek, datar dan hanya fokus pekerjaannya, hidup Yasa justru sangat santai, terkadang dia bercanda dan bermain dengan kedua temannya, Yasa adalah anak yang tengil dan ramah.

‎Mereka adalah dua orang asing yang bertemu di sebuah desa karena pekerjaan masing-masing . Awalnya mereka mengira itu hanya pertemuan biasa, pertama dan terakhir. Tapi itu hanya awal dari pertemuan mereka. satu insiden besar, mencoreng nama baik, menciptakan gosip dan tekanan sosial membuat mereka terjebak dalam ikatan suci tanpa cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nōirsyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bar?

Semalam, hujan deras mengguyur Desa Warasari kayak siraman air galon tumpah.

‎Beberapa fasilitas desa, termasuk klinik kecil, rusak parah: pipa bocor, tembok klinik retak, bahkan atapnya bocor.

‎Tim sukarelawan ngumpul rame-rame.

‎Yara, Feli, Fio, Mora, Adrian, dan Deva udah siap dengan alat-alat bangunan di tangan.

‎Deva ngeledek sambil bawa cat tembok "Serius nih kita disuruh jadi tukang? Gue pikir paling banter disuruh ngasih nasi bungkus."

‎Feli cemberut "Gue ngga daftar jadi sukarelawan buat rusakin kuku gue, sumpah."

‎Adrian tersenyum"Anggap aja olahraga. Lagian, kan buat bantu warga juga."

‎Mora tertawa cekikikan "Cieee Adrian, suara lo kayak motivator TikTok deh."

‎Fio berbisik ke Yara "Tuh kan, Adrian tuh suamiable banget."

‎Yara ketawa kecil "Ya elah Fio, kerja dulu napa."

‎Deva sengaja nyeletuk keras "Yaaa... kerja emang penting. Tapi yang lebih penting tuh cari jodoh di sini. Siapa tau abis kerja bakti, dapet pacar lokal."

‎Fio membales ketus "Kamu mah beneran dasar otak lo kayak pipa bocor, Deva. Nggak ada filternya."

‎mereka tertawa

‎Yara tersenyum geli "Oke, kita bagi tugas. Feli sama Mora cat tembok balai desa. Aku sama Fio bantuin benerin pipa air yang bocor, Adrian dan deva beneran atap klinik."

‎Feli protes "Aduh Yaraaa... aku baru ganti manicure tauu. Nanti kuku aku rusak."

‎"Santai aja, Fel. Kalau kukumu rusak, ntar kita kirim surat cinta ke salon minta ganti rugi." Ucap Mora meledek

‎Mereka mulai kerja.

‎Feli dengan ekspresi manyun mewarnai tembok, Mora semangat banget sambil ngelawak, Fio dan Yara jongkok barengan sambil ngutak-ngatik pipa air.

‎Pas Yara lagi fokus, Fio nyeletuk:

‎Fio berbisik "Eh, Ra. Bayangin aja pipa ini tuh kayak cowok. Kalau bocor, tinggal ganti yang baru. Nggak usah dipertahanin."

‎Yara tertawa kecil mendengarnya "Fiooo, kamu belajar filosofi darimana sih?"

‎"TikTok. Udah terpercaya." Jawab Fio dengan bangga

‎Yara hanya tertawa

‎----

‎Ruang rapat besar dengan meja panjang, suasana serius tapi elegan. Di sekitar meja duduk beberapa petinggi: Kyra (sekretaris eksekutif), Pak Handika (direktur operasional), Mba Rika (kepala legal), dan Niko (kepala divisi proyek). Yasa duduk di ujung meja, tampil tenang namun dominan.

‎Kyra

‎"...dan ini tiga perusahaan yang masuk tahap final tender untuk proyek Pelabuhan Cirebon. PT. Arwana Logistic, PT. Citra Mandala, dan PT. Solusi Integrasi Nusantara."

‎Pak Handika melirik dokumen

‎"PT. Solusi Integrasi ini, saya rasa masih terlalu baru untuk proyek sebesar ini. Track record mereka belum jelas."

‎Mba rika

‎"Saya setuju. Tapi kita juga harus hati-hati, jangan sampai terlihat menolak tanpa alasan hukum yang jelas. Mereka punya koneksi kuat, itu bisa jadi bumerang."

‎Niko

‎"Ada kemungkinan mereka didukung salah satu investor politik. Tapi dari sisi teknis, tim saya butuh waktu untuk cek ulang proposal mereka."

‎"Kita butuh keputusan maksimal minggu depan. Kalau PT. Citra Mandala dipilih, timeline kita tetap sesuai target."

‎Yasa menatap semua dengan serius

‎"Baik. Saya minta tim legal dan operasional kumpulkan semua catatan tambahan, kita tidak akan gegabah. Pastikan yang kita pilih bukan hanya soal dana, tapi juga eksekusi dan integritas."

‎semua mengangguk, rapat ditutup. Yasa  kembali ke ruang kerjanya.

‎Yasa membuka pintu ruangannya, berjalan masuk sambil melepas jas dan menyalakan speaker kecil di sudut ruangan. Tapi... dia langsung berhenti. Di sofa sudah duduk dua orang pria.

‎"Ngapain kalian di sini? Kayak ga ada kerjaan aja." Tanya Yasa

‎"Ini kan kerjaan—gangguin lo kerja. Hahaha... Yakan, Rey?" Vero tertawa sambil menyikut lengan rey

‎Tapi yang ditanya hanya diam saja

‎Yasa tertawa hanya tertawa melihat vero dicuekin

‎"Cari pacar sana, keliatan banget gada kerjaannya. udah pada tua kalian wkwk" kata Yasa

‎"lah lo sendiri gimana" jawab vero

‎"Ck gua mah gampang, tinggal pilih" kata yasa dengan muka tengilnya

‎"Udah ah, malem ini kita keluar. Bar. Refreshing. Gue traktir. Lo jangan nolak, Rey. Sumpah."

‎"Ck malas gue, kalian ajalah." tolak rey

‎"Ah udah Rey, ikut aja. Lo tuh kayak HP tanpa koneksi—pintar tapi ga bisa dipake." ucap yasa kekeh mengajak rey

‎vero teriak

‎"WKWK fix itu, ayo berangkat!"

‎----

‎Musik berdentum ringan, lampu remang-remang, atmosfer mewah tapi masih santai. Vero dan Yasa berdiri sambil bawa minuman masing-masing, melirik-lirik meja cewek-cewek. Mereka sok cool tapi jelas kelihatan kayak bocah cari perhatian.

‎Vero nenggak minuman, terus bisik ke Yasa

‎"Meja kanan. Yang rok merah. Tatapannya ngajak ngobrol tuh."

‎Yasa senyum tengil, cuek banget

‎"Yang kiri dong, yang minum mocktail. Tipe gue tuh. Adem."

‎Vero ngerangkul pundak Yasa

‎"Yaudah split. Gue kanan, lo kiri. Yang menang dapet nomor."

‎Yasa tertawa kecil

‎"Kaya challenge anak SMA. Gila lu masih umur tiga puluhan kan?"

‎Vero

‎"Jiwa gue sembilan belas terus. Let’s go!"

‎Mereka jalan dengan gaya tengil maksimal, nyapa cewek-cewek dengan rayuan murahan tapi surprisingly charming. Cewek-cewek cuma ketawa geli, ada yang nanggepin, ada juga yang ilfeel. Sementara itu..

‎---

‎ DI BAR COUNTER

‎reyhand duduk sendiri di kursi tinggi, bersandar santai. Tangannya pegang gelas, isi minuman non-alkohol. Dia memandang sekeliling, menikmati ketenangan yang kontras sama duo chaos tadi.

‎Tiba-tiba pandangannya berhenti pada seorang cewek di ujung ruangan. Pakaian ceweknya mencolok—dress pendek, bahu terbuka, make-up tipis tapi cakep banget. Tapi ekspresinya... kosong. Tangannya sesekali narik-narik ujung roknya. Matanya nyari-nyari seseorang. Ketakutan. Risih. Bukan tipe cewek yang nyaman ada di tempat seperti ini.

‎Rey mengerutkan kening, memperhatikan. Tapi hanya sebentar. Dia tarik napas, dan memalingkan wajahnya ke arah bartender.

‎"Satu lagi. Tanpa es." ucap Rey pelan ke bartender

‎Rey minum lagi, seakan gak pernah lihat apa-apa. Tapi sorot matanya..

‎---

‎Vero lagi pamer dance receh di depan cewek, Yasa malah duduk dan ketawa ngeliatin tingkah Vero.

‎"REYYY, CEWEK LO NGGAK ADA NIH, CEPET SINI!" teriak Yasa dari jauh

‎Rey hanya ngangkat gelas dan senyum dikit

‎"Terlalu banyak noise. gue di sini aja."

‎Yasa dan Vero lanjut bercanda. Tapi sesekali Rey menoleh lagi ke arah cewek misterius itu. Cewek itu sekarang berdiri, kayak nyari pintu keluar. Masih gelisah. Tapi dia belum bergerak. Rey cuma lihat... lalu balik lagi ke minumannya.

‎----

‎Yasa sedang memainkan gelas minumnya sambil cek HP. Tiba-tiba, HP-nya berdering. Nama "Mommy" muncul dengan emoji love dan Monster. Dia mendesah pelan dan mengangkat telepon.

‎"YASA KAMU DIMANA SAYANG? PULANG DONG KE RUMAH~" suara cempreng mama vanesha khas emak-emak stylish

‎"Iya Ma, aku lagi di luar. Bentar lagi pulang. Kalau udah nyampe aku foto deh."

‎"Ck! Maksud Mama bukan ke rumah kamu itu loh! Tapi ke rumah kita! Kamu ini kayak anak gak diurus aja. Buat apa sih beli rumah sendiri? Kamu seneng ya jauh-jauh dari Mama? Pokoknya malam ini kamu pulang dan nginep sini. Kalau enggak, Mama nggak mau makan dan gak mau ketemu siapa-siapa. Titik!" omel mama vanesha

‎Telepon langsung ditutup sepihak. Yasa mendecak, masukkan HP ke saku celana.

‎"Kenapa bro?" Tanya vero

‎Yasa ngelirik sebentar, malas

‎"Mama nih. Nyuruh pulang."

‎Vero ketawa keras

‎"Wkwkwk, lo kayak anak bocah anjir disuruh pulang."

‎yasa:

‎"Ck. Ya gak sekarang juga. Maksudnya pulang ke rumah bokap-nyokap gue. Males banget, pasti mau jodohin lagi, nanya punya pacar nggak, calon istri mana..."

‎"HAHHA, pantes. Umur lo udah tua bangka bro, cari pasangan lah." vero tertawa

‎"Pasangan mah gampang, Ver. Yang susah tuh nyari istri. Lagian lo juga tua bangka, ngaca napa."

‎"HAHA oke fine! Udah-udah, have fun lagi yok sebelum lo dijemput pake sendal mama lo." vero tertawa

‎---

1
gathem Toro
sebenarnya Yasa itu dah cinta sama Yara cuma gengsi aja
Takagi Saya
Hats off untuk authornya, karya original dan kreatif!
Kaylin
Gak kepikiran sama sekali kalau cerita ini bakal sekeren ini!
Fujoshita UnUHastaloshuesos
Gak bisa move on! 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!