Jika percaya, maka jangan pernah goyah. Tapi jika curiga maka selidiki Satu kalimat dari seorang Jeriko Sky Dominic, membuat seorang penyanyi canti Valeri Evania Zoe bimbang dengan keputusannya untuk percaya seratus persen pada kekasihnya Arthur Clavin. Namun kenyataan membuat seorang Valeri tersadar bahwa kekasihnya bukanlah mencintainya, tapi memanfaatkannya bukan hanya mengincar hartanya tapi juga sebagai tujuan balas dendam seorang wanita yang menaruh kebencian dengan ayahnya.
Kehadiran seorang Jeriko Sky Dominic, membuatnya merasa aman dan terlindungi, hingga benih cinta itu tumbuh dalam hati Valeri pada Jeriko. Jeriko sendiri sudah mulai membuka hatinya pada Valeri dari masa lalunya yang menawan hatinya. Saat tiba-tiba wanita itu kembali di saat yang tak tepat. Masa lalu itu kembali menerobos masuk dan mengambil alih apa yang menjadi miliknya. Namun kondisi sudah berubah, Valeri hamil. Tapi dia memilih untuk pergi menjauh dari hidup Jeriko dan menyembunyikan semuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Debora_oline, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11 : Terima Kasih Sudah Peduli
Jeriko benar-benar terbang ke Miami untuk membantu mengurus dan menyelesaikan permasalahan yang dialami Valeri. Entah kenapa, biasanya jika berkaitan dengan klien apalagi itu adalah klien di bagian jasa pengawalan dan keamanan maka Jeriko akan melimpahkan pada Hiro. Namun kali ini dia sendiri yang akan menanganinya.
Sementara Jeriko masih membelah langit untuk sampai ke Miami, Valeri sudah bertengkar hebat dengan kekasihnya Arthur Calvin. Pasalnya pagi ini beredar foto Arthur Calvin sedang berpelukan dan berciuman dengan seorang wanita menggunakan bikini di sebuah pantai. Entah dimana namun Bahasa tubuh keduanya menunjukkan sebuah keintiman.
Valeri yang memang dikenal sebagai kekasih Arthur Calvin menjadi serbuan wartawan dan pemburu berita. Warganet mengira jika wanita di foto itu adalah Valeri, pasalnya wanita di foto itu memiliki bentuk tubuh sangat mirip dengan Valeri begitupun rambutnya.
“Kamu tetap akan mengelak Arthur?!” ucap Valeri yang mulai marah karena Arthur terus mengelak bahwa lelaki itu bukan dirinya
“Itu memang bukan aku sayang! Percayalah! Saat ini kamu tau sendiri jika semua foto bisa diedit. Mereka bahkan mengatakan itu dirimu kan? Padahal kita tak pernah pergi ke pantai” jawab Arthur
Valeri mendengus, “Kita memang tak pernah ke pantai Arthur, jadi wanita itu jelas bukan aku! Tapi pria itu jelas kamu!”
“Sayang, kamu salah paham! Itu benar-benar bukan aku. Kamu bisa cek jadwalku sayang.” Ucap Arthur
“Sudahlah berikan aku waktu dan jangan menghubungiku dulu!” ucap Valeri sebelum dia mematikan sambungan telponnya.
Valeri melemparkan ponselnya dan Frisca langsung memeluk Valeri. Dia tau ini nggak mudah untuk Valeri. Disaat Valeri sednag menghadapi banyak terror, kekasihnya diisukan selingkuh.
“Sabar Val. Kamu harus menata mood mu. Kamu ada pekerjaan setelah ini” ucap Frisca berusaha menenangkan artisnya
Valeri menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan. Dia kembali teringat ucapan Jeriko di pesta tuan dan nyonya Davidson. Jika masih ada ragu, maka dia seharusnya menyelidikinya sampai keraguan itu hilang.
Setelah menenangkan hatinya, Valeri berangkat bersama asisten dan manajernya untuk melanjutkan pekerjaannya untuk shooting sebuah iklan perhiasan karena Valeri memang diminta menjadi brand ambassador sebuah merk perhiasan terkenal.
Valeri menjalani shooting dengan lancar meskipun hatinya porak poranda sekarang. Namun dia menggeluti dunia hiburan sudah sangat lama, sehingga dalam kondisi apapun dia tetap harus bisa professional dan tidak larut dalam perasaannya sendiri.
Namun saat shooting itu selesai, Valeri justru di kejar wartawan yang sudah memenuhi daerah sekitar mobilnya. Pengawalnya sudah melakukan brikade untuk membantu Valeri berjalan dan membukakan pintu mobil.
“Valeri, apakah benar yang beredar bahwa itu fotomu dan Arthur Calvin?! Apakah kalian akan segera menikah?!”
“Valeri, apakah benar kata kekasih anda, bahwa saat ini kalian sedang merencanakan pernikahan?!”
Pertanyaan-pertanyaan wartawan diabaikan begitu saja oleh Valeri. Dia sama sekali tak berniat menjawabnya. Namun ada satu pertanyaan yang membuat gerakannya berhenti.
“Baru saja tuan Arthur membuat pernyataan bahwa dia sedang membantu mengurus laporan tentang terror yang terjadi pada anda? Apakah itu benar? Bahwa selama ini anda menjadi sasaran peneror sampai mengirimkan bangkai dan mengancam nyawa?” tanya salah satu wartawan
Valeri langsung menoleh dan mencari siapa yang bertanya. Namun tak sempat menemukannya, semua wartawan bagai tersiram bensin dan turut heboh mempertanyakan banyak hal pada Valeri.
Felix segera menarik Valeri dan membawanya masuk ke dalam mobil. Susah payah dia menarik Valeri dan akhirnya berhasil menarik dan membawa Valeri masuk ke mobil. Dan tanpa basa basi, Felix memerintahkan mobil untuk segera meninggalkan lokasi.
Felix ternyata tak membawa Valeri kembali ke hotel tempat artis cantik itu menginap. Felix membawanya ke sebuah vila yang letaknya sedikit terpencil dari hiruk pikuk keramaian. Valeri sempat mengernyit, namun penjelasan Felix membuatnya tenang.
“Tuan Jeriko menunggu anda nona”
Valeri langsung menurut, dan ketika sampai dia bingung karena asisten dan manajernya tak ikut. Namun Felix mengatakan jika dia meminta kedua orang itu serta tim Valeri untuk berkemas, karena Jeriko memerintahkan Valeri pindah hotel untuk menghindari wartawan.
“Tuan Jeriko menunggu anda di dalam nona” ucap Felix saat membukakan pintu untuk Valeri.
Valeri mengangguk dan berjalan anggun masuk ke vila itu. Valeri melihat di dalam kosong tak ada penjaga satu pun. Namun dia tetap melangkah masuk lebih dalam ke Vila itu. Dan di ruang makan, dia menemukan Jeriko sedang duduk disana dan sedang menyantap makanannya.
“Duduklah. Apakah kamu sudah makan? Kita makan malam dulu baru berbicara” ucap Jeriko mempersilahkan Valeri duduk dan makan.
Valeri duduk dan melihat menu di hadapannya, lalu dia mengambil air putih yang sudah disediakan disana, “Aku nggak makan malam”
Jeriko tersenyum lalu tangannya mengambil piring dan meletakkan di depan Valeri, “Kau sudah sangat kurus. Makanlah, lagipula bukankah hari ini melelahkan?” tanya Jeriko
Valeri mendengus dan mengangguk pelan, lalu dia mengambil piring yang diulurkan Jeriko, lalu dia mengambil salad sayur yang juga tersedia di sana. Dan dia mengambil ikan panggang dalam porsi kecil.
Setelahnya keduanya makan dengan tenang untuk beberapa waktu. Sampai Valeri tak tahan dan memulai percakapan mereka.
“Kapan kamu sampai?”
“Sekitar dua jam lalu. Dan aku mendengar kekasihmu membuat pernyataan di depan wartawan tentang kasus yang sedang terjadi padamu” jawab Jeriko tenang
Valeri menghembuskan nafasnya lelah, lalu dia meletakkan alat makannya dan mengambil gelas untuk meminum air menyudahi makan malamnya. Jeriko tersenyum dan beranjak lebih dulu.
“Kita bicara di ruang depan saja. Biar maid yang membersihkan semuanya.” Ucap Jeriko
Valeri mengangguk dan mengikuti Jeriko yang sudah berjalan dan masuk ke ruang keluarga. Dia mengambil duduk di sebuah sofa dan mengambil laptop di hadapannya. Lalu menepuk sebelahnya agar Valeri duduk disana. Dan dipatuhi oleh Valeri dengan baik.
“Oke, kita mulai dari pesan yang dikirim ke emailmu. Aku sudah meminta Hiro mengecek apartemenmu sekali lagi, dan tak ditemukan apapun. Dan asal kamu tau, pemeriksaan itu dilakukan setiap hari. Jadi kupastikan video itu diambil sebelum kamu kembali dengan pengawal dariku” ucap Jeriko
Valeri menggigit bibirnya, “Lalu siapa yang berhasil masuk ke apartemenku dan memasang kamera itu disana?”
Jeriko serba salah, dia menggigit bibirnya sebelum mengutarakan apa yang ada di pikirannya, “Zoe, apakah kamu percaya padaku?”
Valeri menatap Jeriko sambil mengernyitkan keningnya, “Kenapa tiba-tiba bertanya begitu?”
Jeriko menarik nafas panjang sebelum menghembuskannya pelan, “Bolehkah aku melihat video itu dan melacak siapa pengirimnya?” tanyanya hati-hati
Valeri membelalakkan matanya, lalu menggeleng cepat. “Tidak!”
Jeriko menghembuskan nafasnya, “Oke kalau begitu. Kita akan melewatkan yang itu. Aku akan mundur ke pesan ancaman yang kamu terima. Pesan itu dikirim dari nomor sekali pakai, sehingga tak bisa dilacak. Dan di ponselmu, Hiro menemukan pelacak dan juga penyadap. Sekarang aku tanya, siapa saja yang pernah menyentuh ponselmu?”
Valeri mengerutkan keningnya, “Penyadap? Tapi ponselku tak pernah – eh tunggu, ponselku sempat hilang beberapa waktu lalu. Tapi ketemu ketinggalan di restoran saat aku latihan vocal di label”
Jeriko mengangguk pelan, “Oke, jadi saat itu tidak ada yang tau siapa yang sudah memegangnya. Selain itu, siapa yang sudah memegang ponselmu? Apakah asistenmu?”
Valeri mengangguk, “Frisca dan Frank tentu saja pernah memegangnya. Juga Arthur”
Jeriko mengangguk lagi, “Kamu makan di restoran yang ada di perusahaan label mu kan?”
Valeri mengangguk, “Ya. Aku masih ingat kalau saat aku turun aku sedang telpon dengan ibuku, lalu setelah aku makan. Aku kembali dan ponselku ketinggalan. Saat itu aku meminta Frisca mengambilkannya.”
Jeriko mengangguk dan mengambil ponselnya, menghubungi Hiro, “Dapatkan CCTV retoran perusahaan rekaman tempat Valeri Latihan, dan cek siapa yang sudah menyentuh ponsel Valeri beberapa waktu lalu. Detailnya aku kirim chat”
Jeriko kemudian berkutat dengan ponselnya untuk beberapa waktu, lalu dia kembali menatap Valeri.
“Tak ada lagi yang bisa kita lakukan selain menunggu. Dan perlu kuingatkan, dengan kekasihmu membuat pernyataan di publik, maka akan semakin membuat hidupmu tak nyaman. Aku harus memperingatkanmu”
Valeri mengangguk, “Ya, aku tau. Tapi aku tak mau menghubunginya.”
Jeriko mengangguk, “Aku tak akan ikut campur dalam urusan pribadimu”
Valeri menghembuskan nafasnya, “Apakah kamu sebenarnya tau sesuatu tentang Arthur? Jika ya, tolong beritahu aku Iko”
Jeriko menoleh menatap Valeri karena nada bicara gadis di sebelahnya sungguh lemah. Jeriko menutup laptopnya, “Kenapa? Apakah ini tentang foto mesra di pinggir pantai itu?”
Valeri menatap Jeriko, “Wanita itu bukan aku Iko”
Jeriko mengangguk, “Aku tau. Dia Viviane Agatha”
Valeri mengerutkan keningnya mendengar jawaban Jeriko yang tampak tenang. Valeri sampai tanpa sadar mendekatkan dirinya pada Jeriko, “Apa?! Bagaimana kamu tau?!”
Jeriko mengedikkan bahunya, “Aku sudah menyelidiki kekasihmu itu lama. Dia memang menjalin hubungan dengan Viviane Agatha, aktris pendatang baru yang membintangi film dari rumah produksinya”
“Kenapa kamu menyelidikinya?” tanya Valeri lirih. Tiba-tiba ada perasaan sesak yang menyeruak di dadanya. Apakah dia sedang terjebak diantara permainan Jeriko? Apakah Jeriko sengaja mendekatinya untuk menyelidiki Arthur?!
“Itu urusan pekerjaan, dan aku tak bisa membocorkan rahasia klienku lainnya padamu Zoe.” Jawab Jeriko tenang
“Lalu kenapa kamu mengatakan padaku siapa wanita yang ada di foto itu?” tanya Valeri
Jeriko menghembuskan nafasnya, “Bagaimana jika aku mengatakan kalau aku kasihan padamu, apa kamu percaya?”
Valeri mengerutkan keningnya, “Bukan karena kamu ingin memanfaatkanku? Karena aku adalah kekasih Arthur?”
Jeriko tersenyum tipis, “Aku tak butuh kamu untuk menghancurkan kekasihmu Zoe. Justru melihatmu aku belum menghancurkan kekasihmu.”
Valeri mengangkat alisnya tanpa dia sadari, tangannya sudah memegang lengan Jeriko, “Kenapa? Kita tak pernah bertemu sebelumnya”
Jeriko mengangguk, lalu dia menoleh dan menatap mata Valeri. Dia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya pelan, “Saat aku menyelidiki tentang Arthur Calvin, saat itulah aku juga mendapat informasi tentang seorang penyanyi cantik yang lugu dan terlibat dengan Arthur Calvin. Saat aku melihat foto dan latar belakangmu, aku jadi teringat pada adikku. Adik yang hilang dan baru ditemukan beberapa waktu lalu. Itu sebabnya aku bersimpati padamu”
Valeri menelan ludahnya. Lalu dia memindai tatapan Jeriko. Mencoba mencari kebohongan disana, namun dia tak menemukan kebohongan sama sekali. Melihat Valeri tak mengatakan apapun, Jeriko menepuk pelan lengan Valeri.
“Jangan banyak pikiran. Istirahatlah. Besok kamu bisa bertemu dengan manajer dan asistenmu lalu kamu bisa membicarakan rencana selanjutnya” ucap Jeriko
Valeri mengangguk pelan, “Terima kasih sudah peduli”
Jeriko mengangguk pelan, “Istirahatlah, kamarmu ada di lantai dua. Aku sudah meminta maid menyiapkan semuanya.”
Valeri mengangguk lalu dia bangkit berdiri dan berjalan ke lantai dua tempat kamarnya berada. Valeri masuk ke kamar yang sudah dipersiapkan untuknya. Dia tertegun melihat satu set baju tidur beserta dalamannya. Valeri tersenyum tipis, bagaimana bisa dia terlibat dengan pria yang tidak dia kenal sebelumnya. Dan membuatnya begitu nyaman dan percaya hingga dia dengan sukarela berjalan ke villa tempat pria itu berada sendirian, tanpa asisten ataupun manajer.
Valeri meletakkan ponselnya di nakas lalu dia meraup pakaian itu dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Dia menyalakan shower dan dia membiarkan dirinya dibasahi air itu. Semua hal yang tiba-tiba terjadi membuatnya lelah. Apakah selama ini dia salah memilih pria? Apakah kekhawatiran ayahnya yang pernah mengatakan bahwa pria paruh baya itu tak setuju dengan Arthur adalah sebuah pertanda? Tapi apa tujuan Arthur mendekatinya!?
Setelah beberapa saat, dia menyelesaikan mandinya dan keluar setelah berganti pakaian. Dia berjalan santai hendak mengeringkan rambutnya. Namun langkahnya terhenti saat ponselnya berdering. Dia berjalan ke ranjang dan mengangkatnya saat melihat nama asistennya disana.
“Ya Fris?” sapa Valeri
“Val, buka emailmu sekarang.” Perintahnya.
“Ada apa? Apa yang terjadi?”
“Buka saja.” Jawab Frisca lalu Valeri memutuskan sambungan telponnya.
Setelah Valeri membuka email itu, mata Valeri langsung membelalak dan pegangannya pada ponselnya terjatuh. Air matanya berjatuhan seiring dengan nafasnya yang memburu. Tubuhnya tiba-tiba luruh dan dia hanya duduk di samping ranjangnya menangis sambil memeluk lututnya.
“Zoe? Astaga….”
bikin penasaran ..