Bagaimana jadinya jika seorang muslimah bertemu dengan mafia yang memiliki banyak sisi gelap?
Ketika dua hati berbeda warna dan bertemu, maka akan terjadi bentrokan. Sama seperti iman suci wanita muslimah asal Indonesia dengan keburukan hati dari monster mafia asal Las Vegas. Pertemuannya dengan Nisa membawa ancaman ke dunia gelap Dom Torricelli.
Apakah warna putih bisa menutupi noda hitam? Atau noda hitam lah yang akan mengotori warna putih tersebut? Begitulah keadaan Nisa saat dia harus menjadi sandera Dom Torricelli atas kesaksiannya yang tidak sengaja melihat pembunuhan yang para monster mafia itu lakukan.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LiBaW — BAB 09
MENJADI WANITA MR. DOM???
Bibir Nisa terbuka saat dia mencoba mengatur napas, namun keterkejutan juga dia rasakan saat rupanya mobil yang dia hentikan milik Dom Toricelli— pria yang seharusnya dia hindari juga, namun kini dia malah menghentikan nya.
Dari dalam mobil, sorot mata silver Dom menatap tajam ke sosok wanita cantik dengan pakaian panjang warna putih dan mantel panjang nan tipis warna hijau beserta hijab putih.
DARR!!
Suara tembakan mengagetkan Nisa saat wanita itu nampak bingung harus meminta tolong kepada siapa lagi saat ini. -‘Aku harus bagaimana Ya Allah? Aku harus bagaimana?’
TINN!!!! seketika suara klakson mobil terdengar lantang hingga Nisa langsung beralih ke sisi pintu mobil sebelah kanan.
“Biarkan aku masuk, please!” pinta Nisa yang kini mengetuk jendela mobil dimana Dom duduk di dalamnya.
Tanpa pikir panjang, Mike turun dari kursi kemudinya dan membukakan pintu mobil untuk Nisa. Tentu saja wanita itu terkejut saat tidak ada persyaratan ataupun perdebatan apapun yang diajukan oleh Dom.
“Silahkan masuk.” Pinta Mike.
Dengan ragu, mau tak mau Nisa masuk ke mobil tersebut untuk menghindari Gerard. Dia lebih baik menjauh dari pria bernama Gerard daripada harus tinggal bersama dengannya lagi.
Benar saja, saat mobil Dom melaju, anak buah Gerard mencoba menembakinya namun mereka tidak mengejar karena memilih aman lebih dulu. “DAMN BITCH!” umpatnya dengan kesal.
.
.
.
Tak ada perbincangan sejak Nisa masuk ke dalam mobil. Wanita itu hanya menunduk dengan gemetar dan penuh pikiran, sesekali dia melirik ke arah spion, namun sialnya, Dom juga menatapnya lewat spion yang sama.
“Sudah mendapatkan kebebasan mu di sini?” tanya Dom seolah menyindir.
“Bisa aku berhenti di depan, aku akan berjalan saja.”
“Apa kau melupakan sesuatu?”
Nisa terdiam dan mencoba mengingat nya. Seperti tercekat di tenggorokan, wanita itu tak bisa mengatakan sesuatu lagi saat dia mengingat akan ucapan Dom sebelum pergi. Apalagi yang bisa Nisa lakukan selain berserah diri kepada Allah dan pasrah.
Pria berkemeja hitam yang saat ini duduk di kursi depan, sekilas Dom menoleh dan melihat Nisa yang menatap ke luar jendela menahan air matanya.
Selang beberapa menit kemudian, Mike turun lebih dulu dan meninggalkan Dom bersama Nisa di dalam mobil. Bukan tidak sengaja, malah disengaja atas perintah Dom sendiri.
“Apa yang harus aku lakukan? Kau bilang jika aku kembali kau tidak akan melepaskan ku. Lalu apa yang harus aku lakukan?” tanya Nisa dengan menatap pasrah penuh lelah di wajahnya.
“Jadilah wanitaku, akan aku penuhi kebutuhan mu.” Jawab Dom dengan nada santai namun hal itu justru membuat Nisa tak percaya mendengarnya.
“Apa kau gila? Menjadi wanita mu, apa maksud mu?” kesal Nisa sedikit menatap marah.
Bukannya menjawab detail, Dom malah keluar dari mobil. “Kau ingin jalan sendiri atau harus anak buahku yang bertindak?” ucapnya meninggalkan Nisa yang masih di dalam.
Seketika wanita itu langsung keluar dan sedikit membanting pintu mobil saat ia menutupnya. Brakk!
“Aku tidak akan ikut denganmu sebelum kau menjelaskannya!” suara Nisa begitu keras sampai di dengar oleh Mike yang berdiri di dekat tangga jet pribadi Toricelli.
Dom masih mengabaikannya hingga dia sampai di tangga jet pribadi nya. “Bawa dia dengan mengecoh, dia wanita yang keras kepala.” Pinta Dom berbisik pelan kepada Mike.
Saat pria berkemeja hitam tadi masuk ke jet pribadi, Mike berjalan menghampiri Nisa yang nampak marah dan waspada.
“Apa? Dia menyuruh mu apa huh?”
“Saya akan menjelaskannya kepada Anda.” Balas Mike membuat Nisa mengernyitkan keningnya saat pria itu berjalan mendekatinya. Nisa pikir dia benar-benar akan diberitahu, namun Mike malah menyerang lehernya dan membuatnya pingsan.
Sangat mudah namun penuh kehati-hatian.
...***...
Mansion Vesper
Seorang wanita cantik berambut panjang warna hitam dan keriting gantung, juga pakaian yang elegan berupa dress hitam panjang memeluk tubuhnya hingga mencetak body yang indah.
Wanita itu baru saja pulang dari pesta pertemuan, dan sekarang dia menghampiri ruangan milik ayahnya tanpa mengetuk dan langsung masuk. “Dom dalam perjalanan ke Las Vegas. Apa perlu aku mencegatnya agar dia mau datang dan tinggal di sini?” tanya wanita cantik tadi yang bernama Sarai Vesper atau yang kini sudah menjadi Sarai Walsh (36th).
“Tidak perlu, itu hanya akan membuatnya marah. Aku yang akan datang ke mansion nya besok.” Balas pria tua bernama Christian Vesper.
Ayah tiri Dom Toricelli yang sudah mau merawatnya sejak Dom berusia 12 tahun, yang mengambilnya dari Dirty Club atau lebih tepatnya orang-orang nakal dan pembunuh dimana Dom dibuang di sana dan dibesarkan oleh seorang pembunuh bayaran lalu diadopsi oleh Christian dan Amor istri pertamanya yang sudah meninggal.
“Anak buah Dom bilang, bahwa ada sedikit kendala saat menteri itu tewas.”
Christian menatap ke putrinya dengan berkerut alis penuh tanya. “Kendala apa?”
“Aku tidak tahu, itu urusan Dom. Sebaiknya kita tidak mengganggunya!” balas Sarai sekedar mengingatkan kembali ayahnya sembari tersenyum tipis.
“Jika Ayah membutuhkan bantuan ku, kau bisa memanggilku di kamar Dustin!” ucap Sarai sambil berjalan ke arah pintu keluar. Dia sudah menjadi seorang ibu, dan Dustin adalah putranya.
Christian masih diam dengan tatapan penasaran. Mendengar penyampaian tadi membuat Christian penuh tanya. -’Kenapa dia harus menyembunyikan sesuatu kepadaku?‘ batin Christian sedikit kesal.
Dia hanya ingin Dom selalu patuh dan menurutinya saja, dan akhir-akhir ini pria itu menunjukkan jati dirinya dan kemauannya tersendiri. Dan itu membuat Christian tidak setuju dan egois.