Saat terbangun, Chu Zhan mendapati dirinya berada di dunia yang berbeda. Identitasnya adalah seorang tukang sapu di keluarga bangsawan. Suatu ketika mendapatkan sebuah pusaka berbentuk sapu yang diberi nama 'Sapu Pembunuh Naga'.
Chu Zhan yang merasa sebagai pemeran figuran itu pun mulai mengikuti dan melayani Zhuo Ming. Seorang tuan muda yang mengalami nasib buruk setelah kehilangan kultivasinya. Lalu Zhuo Ming mendapatkan guru seorang wanita dalam bentuk roh, Xiang Liu.
Merasa dirinya terjebak dalam plot sebuah cerita, Chu Zhan bertindak setelah Zhuo Ming. Mempelajari dan memahami dunia yang telah membawanya ke dunia kultivasi.
Ranah Kultivasi : Ranah Pemula, Ranah Lanjutan, Ranah Ksatria, Ranah Magis, Ranah Misteri, Ranah Legenda, Ranah Kekosongan, Ranah Kebangkitan, Ranah Keabadian, Ranah Penciptaan, Dewa Suci.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanto Trisno 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyelamat Rahasia
Semua terencana dengan baik. Ketika di belakang ada pendukung yang tidak terduga. Ketika Chu Zhan berada di depan, ia menyelesaikan semua rintangan. Setelah meminta izin untuk membeli obat, Chu Zhan diam-diam mengikuti dari belakang.
Zhuo Yining memulai perjalanannya menuju Gunung Zheng. Dia berjalan kaki, melewati hutan lebat dan tanjakan curam. Cuaca panas dan lembab membuat perjalanan semakin berat, tapi Zhuo Yining tidak menyerah.
"Ah, sangat panas. Namun demi kakak, aku harus bertahan. Jika tidak, kakak akan menderita. Para tetua sangat pelit dan seenaknya sendiri."
Setiap langkah yang dilalui membawa Zhuo Yining semakin dekat dengan tujuan. Dia berjalan melewati sungai yang jernih, hutan yang rindang, dan padang rumput yang luas.
"Aku lelah sekali. Ini sudah sampai mana? Sudah setengah hari aku berjalan. Untungnya tidak ada bahaya." Zhuo Yining duduk beristirahat. Mengambil makanan dan mulai melahap apa yang dibawanya.
Meski hanya makanan sederhana, yang penting bisa mengisi perutnya. Ia tidak tahu kakaknya sudah makan atau belum. Namun ia sudah memberikan jatah makan untuk satu hari. Diantaranya roti kukus dan beberapa makanan kering. Juga sudah disediakan minum untuk menghilangkan dahaga.
Zhuo Yining juga merasakan keanehan karena tidak melihat adanya binatang buas di perjalanan. Itu adalah hal yang tidak wajar karena perjalanannya terasa sangat lancar.
Seharusnya perjalanan itu tidak tanpa tantangan. Wanita itu harus menghadapi binatang buas, seperti harimau dan ular, yang berkeliaran di hutan. Dia juga seharusnya berhati-hati dengan tanaman beracun dan jurang yang curam.
Meskipun ia mengharapkan tidak adanya bahaya, Zhuo Yining tidak kunjung menemui rintangan yang mencegatnya. Dia terus berjalan, dengan semangat yang kuat dan tekad yang bulat. Dirinya yakin bahwa perjalanan ini akan membuahkan hasil, dan dia akan menemukan obat yang tepat untuk kakaknya.
Setelah seharian berjalan, Zhuo Yining akhirnya melihat puncak Gunung Zheng di kejauhan. Dia merasa lega dan bersemangat, karena dia tahu bahwa tujuan sudah dekat. Ia mempercepat langkahnya, dengan harapan bisa mencapai puncak gunung sebelum malam hari.
"Akhirnya aku telah menyelesaikan tugasku. Selanjutnya, aku bisa beristirahat, hah-hah." Chu Zhan sangat lelah setelah membunuh banyak binatang buas. Ia lakukan agar perjalanan Zhuo Yining lancar.
Sejak perjalanan, Chu Zhan berjalan di depan Zhuo Yining. Melindungi wanita yang telah menghadirkan surga dunia padanya. Maka ini adalah salah satu cara untuk menebus perbuatannya.
Di dalam cincin ruang, ia telah mengambil beberapa jimat untuk digunakan sendiri. Harta-harta bernilai tinggi itu malah digunakan untuk membuat perjalanan Zhuo Yining aman. Tentu saja itu tidak mudah digunakan. Hanya dengan akal cerdas dan terbiasa menggunakannya, maka ia akan menguasainya.
Saat itu, ketika berjalan jauh, masih mengenakan pakaian tembus pandang, dia mendengar suara geraman yang keras dan melihat seekor harimau besar muncul dari semak-semak. Harimau itu memiliki mata yang tajam dan gigi yang runcing.
"Harimau yang menakutkan. Tenang saja, nona Zhuo, aku adalah orang yang bertanggung jawab untuk keselamatanmu. Dengan harta-harta yang didapatkan dari orang tua sialan itu, tidak perlu berhemat."
Chu Zhan bersiap, mengeluarkan jimat petir dari cincin ruang dan memegangnya dengan erat. Jimat itu bergetar dengan kuat, memberikan Chu Zhan kekuatan dan keberanian. Chu Zhan melempar jimat itu ke arah harimau tersebut.
Dengan jimat langkah kilat, Chu Zhan bergerak dengan cepat dan gesit, menghindari serangan harimau. Dia melompat dan berputar, menggunakan kecepatan dan kelincahannya untuk mengalahkan harimau. Chu Zhan telah menggunakan jimat langkah kilat sehingga dia bisa bergerak dengan sangat cepat dan tidak terlihat.
Walaupun dengan Baju Tembus Pandang, juga tidak bisa dilihat binatang buas tersebut. Ia menggunakan jimat langkah kilat hanya untuk mempercepatnya. Gunakan jimat petir untuk membunuh dengan satu serangan.
Harimau itu meraung kesakitan dan terjatuh ke tanah, tapi masih berusaha untuk bangkit. Tidak tahu apa yang telah menyerangnya. Sehingga ia tidak dapat berbuat apapun. Ia mencoba menyerang ke segala arah karena insting binatangnya.
"Ini juga belum berhasil? Seberapa kuat harimau ini? Baiklah, tidak perlu berhemat, bukan?"
Chu Zhan kembali mengarahkan jimat petir ke harimau. Petir menyambar dari jimat, menghantam harimau dengan kekuatan yang luar biasa. Harimau itu kembali meraung kesakitan dan terjatuh ke tanah, tidak berdaya.
Chu Zhan mendekati harimau dan mengangkat pedangnya. Dengan satu gerakan yang cepat dan tepat, dia mengakhiri nyawa harimau itu. Chu Zhan merasa lega dan puas, karena dia telah melindungi Zhuo Yining dari belakang layar.
Dengan jimat petir dan jimat langkah kilat, Chu Zhan merasa tak terkalahkan. Dia melanjutkan perjalanannya, mencari binatang buas yang dapat menahan Zhuo Yining. Agar tidak mengganggu perjalanan nona mudanya.
Melihat ke belakang, Zhuo Yining masih berjalan dengan keringat memancar dari kulitnya. Zhuo Yining terlihat lelah namun sangat cantik dimata Chu Zhan. Ia memandanginya dari kejauhan dan berharap ia dapat mengurangi jumlah binatang buas yang dapat membuat wanita itu kewalahan.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Chu Zhan. Ia menghabiskan puluhan jimat untuk melawan binatang buas di gunung Zheng. Selama seharian itu, membuat Chu Zhan sangat kelelahan.
Pil obat juga sudah ia makan dengan tujuan untuk meningkatkan kultivasinya. Dengan harta yang ada di cincin ruang, ia kini telah mencapai Ranah Pemula tahap kesembilan.
"Langkah selanjutnya, aku akan memberikan obat ini secara langsung," ungkap Chu Zhan sambil tertawa terbahak-bahak.
Chu Zhan dengan cepat merubah penampilannya. Ia kini menjadi seorang pria tua yang berpakaian putih. Juga mendirikan gubuk dengan cepat dengan jimat petir.
Rasa lelah juga akan hilang ketika melihat Zhuo Yining dari kejauhan. Ia telah bekerja keras dan masuk ke dalam gubuk untuk menunggu.
Zhuo Yining akhirnya tiba di salah sati puncak Gunung Zheng. Dia merasa lelah dan lapar, tapi dia tidak pernah menyerah. Ia melihat sebuah gubuk sederhana di kejauhan, dan tidak tahu apa yang ada di sana.
Zhuo Yining mendekati gubuk itu dan mengetuk pintu. Seorang pria tua membuka pintu dan memandang Zhuo Yining dengan mata memancarkan aura yang bercahaya.
"Selamat datang, nona muda," kata orang tua, yang sebenarnya adalah Chu Zhan. "Apa yang membawamu ke Gunung Zheng?" Orang tua itu berpenampilan seperti orang tua pada umumnya. Dengan tingkat kultivasi yang tidak terbaca. Mengenakan pakaian dan jenggot berwarna putih.
Zhuo Yining menjelaskan, "Senior, saya tidak tahu ada tempat seperti ini sebelumnya. Aku hanya ingin mencari tanaman obat untuk kakakku." Kemudian ia menjelaskan keadaannya.
Zhuo Yining menjelaskan tentang peristiwa yang terjadi pada keluarganya. Kakaknya mencegah pencuri kabur. Karena luka yang sebelumnya belum sembuh total, membuatnya tidak bisa bertarung dengan baik. Sehingga ia dikalahkan oleh pencuri dan pencuri tersebut berhasil kabur.
Selama perjalanan, ia telah kehabisan air minum. Ini karena udara sangat panas dan membuatnya lebih sering merasa haus. Sehingga membuatnya minum terlalu banyak. Peluh keringat terus menetes membasahi pakaiannya. Membuat pandangan Chu Zhan tidak fokus.
***