Hari dimana Santi merayakan ulang tahun pernikahannya yang ke 25, semuanya tampak berjalan dengan baik. Tapi itu hanyalah awal dari bencana besar yang akan dia hadapi. Tanpa diduga, hal yang tidak pernah disangka oleh Santi adalah, Dani suami yang selama ini dicintainya itu akan meminta cerai padanya, karena dia telah menjalin hubungan terlarang dengan seorang wanita berusia 20 tahun dibelakangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon La-Rayya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diketahui Publik
Setelah makan siang, Santi memastikan bahwa Aleya dan Amanda sudah mengemas semua barang-barang mereka sebelum kembali ke kota tempat mereka bekerja dan kuliah.
"Ma, Mama tidak perlu mengantar kami ke bandara," kata Aleya.
"Mama tahu, tapi Mama ingin mengantar kalian. Mama janji tidak akan membuat kalian malu dengan menangis," kata Santi bercanda.
"Jangan berkata seperti itu Ma. Kami akan selalu bangga pada Mama." Balas Amanda.
"Kami hanya tidak ingin merepotkan Mama," kata Aleya.
"Mama tidak punya kegiatan apa pun, dan putri-putri Mam tidak akan pernah merepotkan Mama." Ucap Santi.
Mereka lalu saling berpelukan setelah itu mereka menuju ke bandara bersama-sama.
Satu jam kemudian, Aleya dan Mamanya mengucapkan selamat tinggal kepada Amanda yang berangkat lebih dulu ke kota tujuannya.
Saat Amanda sudah naik pesawat, Santi memikirkan betapa berbedanya kehidupannya mulai hari itu.
"Mama baik-baik saja?" Tanya Aleya.
"Tentu saja, Sayang. Jam berapa kau akan berangkat?" Balas Santi balik bertanya.
"Aku akan dengan bertemu bosku di sini Ma, di bandara ini dan pesawatnya baru saja mendarat." Jawab Aleya.
"Baiklah, kurasa kita akan berpamitan di sini. Mama tidak ingin mengganggu bosmu." Ucap Santi.
"Aku menyayangi, Mama! Mama adalah panutan bagiku dan Amanda," kata Aleya.
"Mama juga menyayangimu, sayang, dan Mama sangat bangga padamu." Balas Santi lalu memeluk putrinya. "Tolong kabari Mama saat kau tiba di Bali nanti, Mama ingin memastikan kau sudah tiba disana dengan aman." Lanjut Santi.
"Baiklah, Ma." Balas Aleya.
Beberapa menit kemudian, Aleya berjalan menuju pintu keluar.
...****************...
Aldi Yunanda menatap ponselnya, ia sangat marah. Bagaimana mungkin semuanya menjadi tidak terkendali karena seorang penulis naskah.
Aldi berjalan melewati bandara sambil menatap ponselnya. Dia tengah menjawab sebuah pesan. Seorang wanita lewat sambil menjerit, dia berambut pirang dan berwajah cantik. Hal itu membuat Aldi mengalihkan pandangannya sejenak dan secara tidak sengaja bertabrakan dengan seorang wanita berhijab yang tidak lain adalah Santi.
Barang-barang Santi terjatuh ke tanah ketika ia bertabrakan dengan Aldi.
"Hei, apa kau tidak punya mata." Tegur Aldi.
Aldi mengambil barang-barangnya dari tanah yang juga ikut terjatuh saat bertabrakan dengan Santi.
"Orang aneh. Kau yang seharusnya memperhatikan jalanmu, kenapa malah menyalahkan aku." Ucap Santi.
Setelah selesai membereskan barang-barangnya, Santi langsung pergi.
Aldi Yunanda hanya menatap punggung Santi yang berjalan menjauh.
Beberapa saat kemudian, Aldi bertemu dengan Aleya dan melanjutkan perjalanan mereka ke Bali dan akan tiba di sana dalam dua jam. Sementara itu, dia akan memanfaatkan kesempatan itu untuk mengenal lebih dekat karyawannya yang cantik dan muda itu.
"Saya harus mengakui bahwa saya senang dengan kesempatan yang diberikan pada saya. Tapi saya juga khawatir bahwa saya mungkin tidak mampu melaksanakan tugas tersebut," komentar Aleya.
"Aku menghargai kejujuranmu Aleya. Aku juga punya keraguan, tapi seperti yang kau tahu, penulis naskah meninggalkan proyek tersebut karena kritik yang dia dapatkan. Aku akan mengurus sendiri naskahnya, tetapi aku butuh ide-ide darimu. Tugasmu adalah memberiku ide-ide untuk memberi cerita itu sentuhan yang dibutuhkan. Ngomong-ngomong, aku menyetujui folder yang kau berikan kepada ku di Jakarta waktu itu. Kau akan segera melihatnya muncul di layar," jawab Aldi.
"Terima kasih, Pak. Saya janji, saya akan berusaha sebaik mungkin," jawab Aleya.
Akhirnya, ketika mereka tiba di tempat tujuan, mereka check in ke hotel yang sama tempat semua karyawan menginap. Begitu sampai di kamarnya, Aleya menelepon Mamanya.
Hari mulai gelap setelah Aleya selesai membereskan barang-barangnya. Dia memesan makanan dan mulai menonton setiap episode dari serial yang hampir tidak dia ketahui alur ceritanya, sambil mencatat.
...****************...
Sementara itu di tempat lain, Santi tengah berkeliling di sekitar rumahnya yang besar, melihat setiap perabot, setiap sudut yang ada. Dia merasa sangat kesepian di rumah yang besar itu. Dia melirik ke arah ruang tamu, tapi barang-barang Dani sudah tidak ada lagi di sana. Dia tidak bisa menahan rasa nostalgia akan kehidupan yang dulu dia jalani, yang dia tahu kehidupan itu tidak akan pernah kembali lagi.
Santi lalu pergi tidur, berharap semua ini hanya mimpi buruk dan ia akan bangun beberapa menit lagi, tetapi itu tidak terjadi.
...----------------...
Malam itu, ketika Dani tiba di rumah, ia menemukan setumpuk kardus dan koper besar.
"Hai sayang, mereka sudah mengantarkan barang-barangmu," ucap Clara memberitahunya.
"Begitu ya. Aa kau sudah menemukan seseorang yang bisa mengurus penataan rumah ini?" Tanya Dani.
"Ya, mereka mulai besok," jawab Clara.
"Baiklah. Aku hanya butuh seseorang untuk mengatur isi rumah ini." Ucap Dani.
"Maaf kalau ekspektasimu tidak sesuai dengan apa yang kau harapkan. Tapi kau tahu dari awal kalau mengurus rumah dan memasak bukanlah kelebihanku. Aku tidak akan pernah menjadi ibu rumah tangga, jangan harap aku bisa berubah." Ungkap Clara.
"Aku tidak mengatakan apa-apa. Tapi aku hanya suka barang-barangku tertata rapi. Aku tidak berharap kau bisa mengurus semuanya seperti yang biasa dilakukan Santi. Tapi tolong pastikan orang lain yang bisa melakukannya." Jelas Dani.
"Ya aku bukan Santi. Pekerjaan rumah tidak menarik bagiku. Maaf aku tidak bisa memenuhi harapanmu." Kata Clara kesal.
Dani mendesah. Terkadang ia lupa betapa mudanya Clara. Dia mendekati Clara dan memeluknya, memegang pinggangnya.
"Kau memenuhi semua harapanku. Aku hanya ingin barang-barangku tertata rapi. Bagaimana kalau kita pergi makan malam. Kita akan pergi ke mana pun yang kau mau." Ucap Dani mencoba memperbaiki keadaan.
"Tapi bukankah tidak baik jika kita terlihat bersama di tempat umum?" Tanya Clara.
"Santi sudah tahu, begitu pula putri-putriku. Itu tidak akan membuat perbedaan." Kata Dani yang membuat Clara tersenyum.
"Biarkan aku ganti baju dulu, lalu kita berangkat," kata Clara.
"Baiklah, aku akan mengganti bajuku." Kata Dani sambil melihat lagi ke kotak-kotak itu.
Karena penasaran, Dani membuka satu kotak, dan semuanya tertata rapi sesuai keinginannya.
Setelah mengganti pakaian, mereka pergi ke restoran eksklusif tempat dia selalu pergi. Sesampainya di sana, dia duduk bersama Clara dan menyadari tatapan penasaran dari orang lain, dan dia mengenali beberapa wajah yang dikenalnya.
"Selamat datang, Pak Dani." Ucap seorang pelayan menyapanya.
"Terima kasih. Tolong bawakan minuman dan makanan terbaik di tempat ini. Aku ingin merayakan sesuatu bersama calon istriku." Kata Dani.
Clara tersenyum, mendekat ke arah Dani dan mencium pipinya.
Keesokan harinya, seluruh kota membicarakan kisah cinta Dani Prasetya bersama seorang gadis muda yang lebih pantas disebut sebagai anaknya.
Bersambung...
🖕(dani aki2🤮clara cabe2an)