Tek ketek tek ketek tek ketek ketek ketek
'Lagi-lagi suara itu! Ingin ku buang mainan berbentuk dua onde-onde yang saling digantung pake tali dengan bunyi yang merusak panca indera ku itu. Bisa-bisanya orang seumurannya menyukai hal absurd begitu!!
"Shanuuuuuum maiiin yuuuuuk" Teriak pemuda itu terdengar tanpa dosa sudah mengganggu hari minggu indahku!
"Minggat sana! Shanum lagi ke Dubai jualan karpet terbang bareng Aladin!!!"
Bukannya pergi laki-laki itu malah duduk menunggu di depan kostku! Sumpah ya, entah kesalahan dan dosa apa yang aku lakukan di kehidupan yang lalu sampai dipertemukan dengan orang gaje super nyebelin kayak Abyan itu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Apa salahku?
Ditemani suara rintik hujan, angin malam yang was wes wus buatku merinding ulala, aku masih setia duduk di depan kost.
Bukan nunggu kang lato, jangan bikin pikiran suci ku ini terkontaminasi sama bayangannya. Aku hanya ingin menikmati hujan yang turun, itu aja. Rasanya damai, kek plong aja..
Ku ambil gitar, ku petik perlahan. Jangan salah, meski nggak aku umbar.. Aku ini berjiwa seni tinggi! Selain jago nyanyi, aku juga bisa bunyiin gitar. Meski yang terdengar nantinya cuma suara genjrengan tak jelas tapi, aku yakin tak semua orang punya bakat emejing seperti aku! Woow sombong,, harus!
untung ati iki gawean gusti
bakoh ngadepi kowe kuwi
sitik sitik ngomong ilfeel
leren wae yen wis ora feeling
mbiyen cilikanku ngguyu mergo cilukba
saiki aku ngguyu demi menutupi luka
rasah sepaneng, tetep bahagia
selalu tertawa wkwkwk
Ku sudahi genjrengan ku. Ada Abyan. Mau apa dia? Pamer kalau punya gebetan baru? Sungguh manusia satu ini tingkat kepekaannya sangat rendah sekali!
"Kok udahan nyanyinya.. Bagus lho, makin euh kan aku ke kamu." Fix. Manusia satu ini udah kehilangan akal sehatnya.
Bisa-bisanya dia balik gombalin aku lagi setelah tadi dia nyuekin aku, helooo.. Dikira aku bakal luluh dengan 'Euh euh' nya itu?? Ogah.
"Kenapa Num.. Kok diem aja?" Dia tanya kenapa? Wah.. Cowok kayak gini nih yang musti segera dihilangkan dari muka bumi.
Aku masih diam. Berdiri dan memilih masuk ke dalam kamar kost ku. Ngapain juga buang-buang waktu untuk dia? Nanti dikira aku yang kebaperan lagi sama kaum Adam satu ini.
"Num.." Panggilannya tak ku hiraukan. Bodo amaaat maseee!!
"Num kamu denger aku ngomong kan? Kenapa kamu diem aja? Aku salah apa?" Dia menghentikan langkahku dengan memegang tangan kananku.
Drrrrtttt drrrrrrrrrrtttt. Kayak ada getaran yang tercipta dari gesekan tangannya ke kulitku. Aiih apa lagi ini?
"Kamu tanya salah kamu apa? Enggak.. Kamu enggak salah apa-apa. Sekarang kamu pergi deh ya, aku mau tidur." Aku bicara juga akhirnya.
"Kok gitu, kalau kangen bilang aja Num. Jangan kayak gini. Aku seharian sibuk.. Maaf ya, baru bisa nyamperin kamu." Matanya menunjukkan keseriusan. Dia sepertinya nggak bohong. Tapi, wait.. Aku tak semudah itu mau percaya sama dia!
"Tadi sore kamu kemana? Sama siapa?" Eh Kok tanya ku gini, ini kayak orang cemburu nggak sih?
Dia tersenyum. "Pamanku kecelakaan Num. Aku mondar-mandir ngurus segala keperluannya untuk dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar. Tante nggak ngerti, dia masrahin semua ke aku. Dan anaknya, kamu juga pasti udah lihat sendiri.. Dia yang aku boncengin tadi sore. Baru nyampe sini, dia kerja di luar kota Num. Pas dapet kabar ayahnya kecelakaan, dia langsung landing ke sini. Tadinya kita, aku sama dia udah stay di rumah sakit, tapi dia minta anter pulang untuk ambil baju ganti ayahnya di rumah sakit nanti."
"Kamu.. Cemburu?" Dia memiringkan kepalanya, masih dengan memegang tanganku.
Rasanya pipiku sekarang ini memerah, ngeblush karena malu. Malu karena udah nuduh dia yang enggak-enggak, juga malu karena tarikan tangannya membuat aku dan dia makin tak berjarak. Aku bisa melihat garis wajah tegasnya dari jarak sedekat ini. Sontak jantungku ikut kemayu. Dia berdebar tak karuan.
"Kalau ada yang ganggu pikiran kamu, dan itu semua karena aku.. Tanya aja, tanya apapun ke aku... Selalu ada jawaban untuk semua pertanyaan mu. Num, aku sering bilang aku sayang kamu.. Itu bukan bualan, karena dari hati aku ucapkan semuanya."
Demi apa.. Ya Allah Gusti, suaranya itu lho.. Hampir rontok seluruh ketombe ku karena lirihnya di telinga. Baru kali ini aku sedekat ini dengan kang lato. Dan itu.. Aku nggak tahu, mungkin aku beneran udah gila. Gobloknya aku, aku hanya diam tak menjawab omongannya. Bahkan untuk melepas tanganku yang dari tadi digenggam nya pun jadi tak kuasa.
"Maaf.." Dia melepaskan dekapannya. Apa seperti ini yang disebut cinta?? Aiih aku enggak mau menjilat ludahku sendiri! Gini nih repotnya kalau terlalu benci sama orang. Tiba-tiba rasa benci itu berubah jadi sesuatu yang menggebu. Menggebu dan jadi candu! Fix, aku udah gila beneran. Selamat kang lato.. Selamat kamu udah sukses bikin aku terslebew-slebew sama kamu!
"Kakaka kaliaaan ciciuum ciumamaan??" Handi gaess yang dateng Handi!!
"Apa sih Han apa?" Aku langsung menjaga jarak dari Abyan. Abyan terlihat santai, seperti biasa.
"Tatatadii akuu lilihat kalilian cii-"
"Ciap jadiin kamu tumbal kolong wewe? Han tak kasih tahu something euh ya, jangan keluar jam jam rawan kayak gini, kalau nggak mau di sedot ubun-ubun mu sama demit penunggu komplek sini."
Mendengar ceritaku Handi manyun saja, dia mau bantah pun percuma. Tahu jika ujungnya tak akan menang melawan ku.
Sedangkan Abyan,, dia kok ikutan manyun. Lho kenapa? Tadi masih baik-baik aja. Dieh ini cowok lagi dapet keknya moodnya berubah-ubah tak tentu arah.