SPIN OFF "SUGAR AUNTY"
Layu sebelum berkembang, mungkin itu istilah yang pas untuk menggambarkan keadaan Amanda.
Belum sempat perasaannya tumbuh berbunga-bunga, ia malah melihat surat undangan pernikahan, di mana ada nama Saga, lelaki yang dicintainya, di sana.
Habis sudah perasaannya harus ia cabut paksa sampai ke akar saat dengan mata kepalanya sendiri ia menyaksikan pesta pernikahan pria pujaannya.
Dan tepat pada hari itu juga, dia merasakan sebuah kesialan karena harus bertemu dengan pria menyebalkan. Seorang pria yang ternyata akan menjadi Boss di tempat magangnya.
Bagaimana kisah mereka akan berlanjut, apakah Amanda mampu bertahan dengan Bossnya yang super galak dan melupakan cintanya terhadap Saga si asisten tampan? Cus kepoin ceritanya di FIERCE BOSS OR HANDSOME ASSISTEN 🤗
Follow Ig @nitamelia05
Salam Anu👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9. Crazy Girl
Saat makan siang telah tiba, Amanda berinisiatif untuk mengirim makanan ke gedung Tan Group, siapa lagi tujuannya kalau bukan Saga. Di samping cari perhatian, dia juga bisa menghibur pria tampan itu dari kegalauan akibat gagal menikah dengan Donita.
"Kamu pesan makanan di luar?" tanya Lara saat melihat Amanda memesan makanan via online.
Amanda menggeleng sambil tersenyum. "Hehe, tidak. Aku memesan untuk orang lain."
Lara langsung ber'oh' ria dan memilih untuk tidak kepo. Sementara Amanda kembali memasukkan ponsel ke dalam saku celananya. Namun, sebelum itu ada panggilan masuk, menampilkan kontak sang ayah.
Amanda yakin ada sesuatu yang akan disampaikan oleh Aneeq, jadi dia pamit pada Lara untuk bicara dengan ayahnya terlebih dahulu.
"La, ada telepon dari ayahku. Aku angkat dulu ya, takut penting," ujar Amanda, dan Lara langsung mengiyakan.
"It's oke."
"Kamu makan siang duluan saja. Nanti aku menyusul."
Sekali lagi Lara menganggukkan kepala, sedangkan Amanda menerima telepon dari Aneeq seraya berjalan ke tempat yang lumayan sepi. Agar tidak terlalu berisik.
"Halo, Dad. Ada apa?" tanya gadis cantik itu.
"Ya, halo. Amanda mengenai apartemen yang kamu inginkan, Daddy setuju," jawab Aneeq setelah banyak pertimbangan. Dan hal tersebut membuat Amanda langsung membelalakkan matanya.
Andai dia tidak sedang berada di luar, mungkin dia sudah menjerit keras sekarang, karena saking senangnya.
"Dad, Daddy tidak bercanda 'kan?" tanya Amanda, memastikan dengan raut wajahnya yang sudah sangat sumringah.
"Ya, tapi dengan satu syarat. Jangan membawa seorang pria ke dalam apartemenmu, Daddy akan memantaunya!" tegas Aneeq, tak ingin sang anak menjadi korban para predator di luar sana. Cukup Jennie saja yang menjadi mangsanya, putrinya jangan.
"Siap, aku akan patuhi semua perintah Daddy. Jadi, Daddy tenang saja."
Amanda melakukan gerakan hormat, seolah-olah Aneeq berada di hadapannya.
"Oke, kalau begitu nanti pulang dari hotel kamu langsung datang ke alamat yang Daddy kirimkan ya. Kita bertemu di sana," ujar Aneeq, karena dia sudah menyiapkan satu hunian baru untuk putri kesayangannya.
Di saat seperti ini dia baru merasa bahwa anak-anaknya telah tumbuh besar. Perlahan tapi pasti, pada akhirnya mereka mulai berpikir untuk tinggal sendiri-sendiri. Membuat mansion menjadi semakin sepi.
"Terima kasih banyak, Dad. I love you so much," ungkap Amanda dengan kedua sudut bibirnya yang terus melengkung.
"I love you more, My Princess," balas Aneeq seraya memutus panggilan mereka berdua. Terlihat bibir Aneeq berkedut, terlihat senang sekali mendengar ungkapan hati Amanda.
*
*
*
Setelah makanan yang dipesan Amanda telah sampai di tangan Saga. Gadis itu kembali mengirim pesan, berharap kali ini Saga menanggapinya lebih santai.
[Semoga Kakak suka makanannya.]
Belum mau menyerah, Amanda terus memperjuangkan cintanya. Tak peduli meski Saga belum memiliki rasa sedikit pun padanya, ia yakin perlahan-lahan pria itu pasti luluh juga.
Melihat ada pesan masuk, Saga langsung membuka benda pipih miliknya. Dia melihat nama Amanda tertera di bawah nama Donita, karena Saga memang menyematkan pesan wanita itu.
Saat membaca pesan Amanda, dia kembali melirik makanan yang ada di atas meja. Makanan yang belum sempat dia cicipi.
Namun, karena ingin menghargai Amanda, Saga pun membalas pesan itu dengan ucapan terima kasih.
[Terima kasih banyak, Nona. Tapi lain kali tidak perlu seperti ini, aku tidak ingin merepotkanmu.]
Saga selalu membatasi dirinya pada Amanda, mengingat gadis ini adalah anak dari bosnya. Rasanya tidak pantas, jika dia bersikap berlebihan, terlebih Amanda adalah seorang wanita.
Mendapat balasan dari orang yang kita tunggu-tunggu, sudah tentu membuat hati berdebar. Apalagi jika balasannya sesuai. Namun, berbeda dengan reaksi Amanda, bibir yang semula melengkung itu langsung lurus seketika.
"Cih, kenapa Kak Saga selalu bersikap formal padaku?" gumam Amanda, wajahnya yang muram ditangkap langsung oleh kedua netra Dominic yang menatapnya dari jarak yang cukup jauh.
"Tapi tidak apa-apa, hihi, pria seperti ini memang lebih menantang. Jadi aku tidak boleh menyerah. Amanda harus bisa menaklukkan hati Kak Saga."
Ajaib, dalam sekejap wajah Amanda kembali sumringah, dia berjalan sambil melenggak-lenggokkan badan, membuat Dominic menatapnya dengan aneh.
"Crazy girl," gumam pria tampan itu sambil geleng-geleng kepala.
***
Emang begitu kelakuannya, Om😌😌😌