Tania yang tewas karena kecelakaan beruntun ketika sepulang nya dari supermarket tempat nya bekerja terbangun di sebuah ruangan yang tampak seperti kamar namun sangat asing bagi nya.
Disaat dirinya masih bingung, tiba-tiba ada banyak ingatan yang bukan miliknya satu persatu masuk kedalam otak nya.
Dia akhirnya sadar kalau saat ini sedang berada di sebuah novel bertema akhir dunia yang sebelum nya dia baca.
Bagaimana Tania menjalani kehidupan keduannya itu dengan terus berusaha dapat terus hidup di dunia apokaliptik tersebut..???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝑁𝑜𝑣𝑖𝑒25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11
Semua isi gudang tersebut telah tersapu habis tanpa tersisa sedikit pun. Tania lalu keluar dan mengambil satu troli lagi untuk dia bawa ke tempat pertemuan dengan Zion.
Saat Tania sampai ternyata Zion telah berada di sana dengan dua ransel besar yang penuh bahkan ada tambahan beberapa troli makanan juga di sana.
Melihat kedatangan Tania, Zion langsung membantu gadis itu membawa troli ke tempat barang barang yang di kumpulkan.
" Apakah bisa kita membawa semua ini? " tanya Tania.
" Bisa, kita akan membuat rakit dari barang-barang yang bisa mengapung. " jawab Zion.
" Syukur lah kalau seperti itu, jadi ada banyak makanan yang bisa di bawa. Soal nya dua troli besar itu isi nya beras, jadi sayang kalau harus di tinggalkan disini. " ucap Tania.
" Benar sekali, apakah ada barang pribadi yang sudah kamu pisahkan untuk dirimu sendiri Tania? " tanya Zion.
" Hmmmm... ada sih, biasa perlengkapan untuk wanita setiap bulan. Itu ada satu troli yang aku ambil karena aku lihat ada banyak wanita muda dan juga wanita paruh baya yang seperti nya masih sangat membutuhkan itu nanti nya. " jawab Tania menunduk malu.
Melihat wajah malu gadis itu membuat Zion tersenyum, entah mengapa dia menyukai wajah malu malu gadis yang ada di hadapannya ini.
Tiga jam tim yang di pimpin langsung oleh Zion akhirnya menyelesaikan tugas mereka, ada beberapa rakit dadakan yang mereka buat untuk membawa banyak nya barang barang yang di dapatkan. Selagi para tentara dan juga dua orang penyintas yang ikut sedang menyusun semua barang agar muat dan mudah di bawa, Tania memilih kembali berkeliling sebentar dengan alasan mencari toilet padahal sesungguhnya dia sedang mengosongkan semua isi mall yang masih tersisa.
Melihat rakit serta tas yang di bawa sudah melebihi kapasitas, rencana untuk menuju kerumah sakit mau tak mau di batalkan terlebih dahulu. Mereka akan membawa dulu barang barang yang di dapat kan dari dalam mall kembali ke zona aman baru setelah itu bila waktu masih memungkinkan mereka akan menuju ke rumah sakit untuk mencari obat-obatan yang masih bisa di gunakan.
Di sepanjang perjalanan pulang ada hal aneh yang terlihat di bawah air, ada pergerakan yang tak lazim. Bila dikatakan ikan gerakan nya terlalu cepat dan juga terlalu besar, kalau di katakan itu buaya maka tidak mungkin karena daerah ini tidak ada sungai karena kota dimana Tania tinggal saat ini hanya ada danau dan juga laut dan air yang meluap merupakan air hujan yang sudah tidak tertampung lagi.
" Tuan Zion apakah anda merasa ada sesuatu yang aneh dari bawah air? " tanya Tania sedikit berbisik agar tidak menimbulkan kecemasan.
" Ya aku juga merasakan nya, bahkan beberapa kali seperti ada yang menabrak kapal ini tapi tidak terlalu kuat. " jawab Zion.
" Seperti nya kita harus cepat, apapun yang ada di bawah air ini tampak nya bukan sesuatu yang bagus. " raut wajah Tania mulai terlihat berbeda.
" Ayo semakin cepat mendayung nya agar cepat sampai, sebab kita harus segera pergi lagi mencari obat-obatan. " perintah Zion dengan memberikan alasan tanpa memberitahu apa yang sedang dia dan Tania khawatirkan.
Tania yang memiliki penglihatan yang lebih tajam efek selalu mengkonsumsi air spiritual akhirnya mengetahui apa yang sejak tadi berada di bawah air, wajah nya terlihat cemas dan juga sedikit terlihat ketakutan di matanya. Semua itu tak luput dari pandangan Zion, komandan muda itu ikut merasa was was melihat perubahan wajah gadis itu.
Melihat raut ketakutan Tania, Zion mendayung semakin cepat. Karena dia percaya pasti ada sesuatu yang tidak baik saat ini.
Akhirnya setelah mempercepat mendayung kapal karet mereka pun sampai di zona aman, namun raut wajah Tania belum juga berubah membuat Zion mengerutkan dahinya dan merasa semakin was was. Zion pun membawa Tania agak menjauh dari keramaian bermaksud ingin bertanya kepada gadis itu.
" Kenapa anda membawa saya kesini tuan Zion? " tanya Tania.
" Apa ada sesuatu yang membuatmu terlihat khawatir Tania? " tanya Zion.
Sebelum menjawab Tania menatap Zion dengan penuh kehati-hatian, " Ya... tapi aku harap ini buka sesuatu yang akan mengganggu zona aman. " jawab Tania masih berteka teki.
" Bisakah kamu mengatakan nya kepada ku Tania, agar aku dan juga para anggota ku bisa bersiap-siap ? " tanya Zion lebih ke permintaan.
" Apa anda dapat mempercayai apa yang akan saya katakan nanti? " Tania balik bertanya.
" Aku percaya. " jawab Zion tegas.
" Tadi... "
" Tadi kenapa Tania? "
" Hufff... Tadi aku melihat ada banyak pergerakan ular yang sangat cepat di bawah air, aku takut nya ular ulat tersebut akan menyerang zona aman ini. Apalagi permukaan air dengan batas pertahanan zona aman sangat dekat, bahkan bisa di katakan tak ada batasan antara air dan bangunan zona aman. " jawab Tania setelah berfikir beberapa saat.
" Apa kamu yakin itu ular? "
" Ya aku sangat yakin...
Baru saja Tania menyelesaikan perkataan nya, dari kerumunan orang banyak yang membantu menurunkan perbekalan dari setiap kapal karet yang sudah tiba tiba-tiba terdengar suara teriakan.
" Aaakkkkk... "
" Ullaaarrrr... tolong ada ular... "
" Lari.... "
" Aakkkkk... "
" Apa yang terjadi disana? " tanya Tania.
" Entahlah, sebaiknya kita kesana untuk melihat. "
Zion dan Tania lalu berjalan mendekati kerumunan yang sudah mulai riuh dan juga kacau balau, terlihat oleh kedua nya ada beberapa penyintas yang sedang di kerumuni oleh ular ular yang terlihat keluar dari dalam air.
Banyak para penyintas yang terkena gigitan ular ular itu dan berakhir dengan kematian, sedangkan para anggota tentara terlihat sedang menembak bahkan ada yang menyerang ular ular tersebut menggunakan pisau militer.
Beberapa penyintas yang baru saja keluar terlihat membawa berbagai-bagai macam senjata, mulai dari tongkat kayu, ganggang sapu, bahkan ada yang menggunakan sepatu bot tentara untuk membunuh ular yang mereka lihat.
" Komandan... apa yang aku takutkan akhirnya terjadi. " ujar Tania seperti orang berbisik.
Zion yang melihat para anggota dan juga penyintas lainnya kesusahan, ikut turun tangan membantu membasmi ular-ular tersebut. Sedangkan Tania teringat kalau ular tidak menyukai garam, dan dia langsung mengambil garam dari dalam ruang angkasa milik nya lali melemparkan nya kepada ular ular tersebut.
Ular-ular yang terkena garam langsung berbalik masuk kembali ke dalam air, namun ular-ular yang keluar dari dalam air semakin banyak.
Tania merasa putus asa, akhirnya dia menggunakan pedang panjang milik nya yang di ambil dari dalam ruang angkasa untuk membasmi ular-ular tersebut. Tanpa dia sadari kalau Zion merasa heran dari mana gadis itu mendapatkan pedang panjang yang sangat tajam itu, padahal sejak tadi dia tak melihat Tania memegang senjata apapun kecuali bungkusan garam yang terlihat berserakan di sekitar kaki nya.
To be continued🔥🔥🔥
Novel berjudul zombie ini yang paling ku suka😍
Semangat nulisnya Thor💪