Apa jadinya jika seorang gadis kabur dari perjodohan orang tuanya dan berencana terlibat dalam permainan pernikahan gila dengan sahabatnya, tapi malah salah sasaran dan berakhir menikahi Paman dari sahabatnya.
"Kau sudah sah menjadi istriku, mulai sekarang bagaimanapun aku memperlakukanmu itu adalah hak-ku!" ujar Max Xavier, lalu memaksakan miliknya masuk ke dalam milik istrinya.
Lyra mulai menyesali ide gila dari sahabatnya, tapi sudah terlambat. Kini dirinya harus melayani nafsu gila dari suami salah sasarannya.
Akankah pernikahan itu bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Takkan Menceraikanmu
Tidur damai Lyra selama beberapa malam ini akhirnya terusik, Max tak membiarkan Lyra tertidur lama malam itu dan terus mengganggunya. Max tak berhenti menyalurkan gairahnya bahkan sampai pagi tiba.
Tubuh Lyra tak bisa bergerak bahkan hanya untuk mengangkat satu jari pun dia tak punya cukup tenaga, dia memaki dan mengutuk Max dalam hatinya. Kedua matanya berat, akhirnya ia tak kuasa menahannya lalu tertidur disaat matahari sudah terbit.
Max mengecup singkat bibir Lyra, sebentar lagi mereka berdua harus lama berpisah. Itu demi kebaikan Lyra sendiri, Ibunya dan Gabriela harus Max tangani lebih dulu. Sekarang dia merasa gelisah jika memikirkan harus kehilangan Lyra dalam hidupnya, ternyata tanpa dia sadari Lyra sudah mulai mengisi kekosongan di hatinya.
Aku takkan menceraikanmu, tapi tunggu sebentar saja aku sedang dalam keadaan yang mengharuskanku menghindarimu.
***
Lyra terbangun karena suara gedoran di pintu kamarnya, dia menguap beberapa kali lalu merentangkan kedua tangannya menggeliat merenggangkan tubuh pegalnya.
"Punya suami yang gila *9** membuatku ingin bermalasan seharian, tubuh terasa remuk!" gerutunya.
Terdengar lagi gedoran di pintu kamarnya, tidak mungkin suaminya Max yang menggendor pintu. Malah yang ada Max pasti main nyelonong aja masuk tanpa ijin, "Apa itu kau Mike? Masuklah! Aku sudah bangun."
Mike membuka pintu sedikit, menyelipkan kepalanya diantara celah pintu, "Kau tidak apa-apa? Apa paman berbuat sesuatu padamu?"
Lyra tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan Mike, "Kau pikir apa yang akan terjadi padaku yang belum, Mike? Karena yang seharusnya terjadi memang sudah terjadi! Pamanmu sudah melakukan banyak hal padaku, jadi jangan pernah menanyakan hal konyol itu lagi. Ckckc..."
Mike menggaruk kepalanya, "Baiklah, ayo makan ini sudah hampir waktunya makan siang. Paman mengirim makanan untukmu, tapi sesuai ucapanmu dia mengirim makanan mentah. Juga ada beberapa vitamin dan juga yang lainnya."
"Siang? Apa aku tertidur selama itu? Pamanmu benar-benar selalu mengerjaiku. Baik, keluarlah! Aku akan mandi sebentar lalu menyusulmu keluar."
Tatapan Mike jatuh ke arah leher Lyra yang penuh jejak-jejak merah, dia mengerutkan keningnya lalu menutup pintu dengan keras membuat Lyra terlonjak kaget.
"Ada apa dengan sikap semua orang sejak kemarin? haish!" gerutu Lyra lalu masuk ke dalam kamar mandi.
Saat makan wajah Mike terus cemberut pada Lyra, membuat Lyra bertanya-tanya apa ia sudah berbuat kesalahan.
"Oh iya, sutradara mengirim email padaku. Dia menyuruhku datang ke acara pesta sebelum memulai syuting, tapi sepertinya pamanmu tidak akan mengijinkanku pergi. Kau akan ke acara pesta dengan siapa Mike?"
Tring!
Mike menaruh sendoknya di atas piring dengan keras, dia meminum air dengan kecepatan yang bisa membuatnya tersedak.
"Mike! Sikapmu sejak tadi membuatku jengkel! Ada apa denganmu?!"
Mike menatap tajam Lyra, wajahnya benar-benar sedang menahan marah.
"Datanglah, ikut denganku ke pesta. Masalah paman, aku akan urus."
Lyra merasa aneh dengan sikap yang baru saja ditunjukkan Mike, seolah sahabatnya itu berubah menjadi orang lain.
"Mengatasi bagaimana? Bukankah kamu tau sifat pamanmu, apalagi pengawal mengikutiku terus."
"Aku bilang akan kuatasi! Kamu cukup ikut denganku Lyra!"
"Kau membentakku Mike! Apa kau marah padaku? Apa kesalahanku?!"
Mike tersadar dia terlalu impulsif, lalu menarik nafas menenangkan diri. "Sorry, ada sedikit masalah. Aku bukan marah padamu."
"Benarkah? Masalahmu tidak berat kan? Apa masalah dengan produser atau para pemain?"
Mike menggeleng, "Akan kutangani masalahku, kita pikirkan cara agar kau bisa terlepas dari penjagaan pamanku."
Kemudian Mike memberi ide dan Lyra menyetujuinya, Lyra yakin bisa pergi dengan Mike ke kota B dengan mulus.