Pernikahan karna sebuah perjodohan membuat Aurora tak mengenal betul sosok sang suami yang menikahinya tersebut.
Pria yang di anggapnya baik itu memang terkesan dingin seakan menyembunyikan banyak hal, termasuk wanita lain yang baru di ketahui Aurora tanpa di sengaja.
Mampukah ia menerima nasibnya yang,
"Ternyata, bukan istri pertama?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Resto..
🍁🍁🍁🍁🍁🍁
"Ameena? Siapa Ameena sampai harus di temui suamiku jauh jauh ke luar kota?" gumam Aurora dari balik pintu kamar mandi yang terbuka sedikit.
"Jangan bahas dia disini, nanti istri gue denger!" jawab Leo dengan nada pelan penuh penekan.
Aurora yang gemetar harus segera bisa menguasai dirinya dengan cepat. Ia akan bersikap tak tahu dan tak mendengar apapun seperti kejadian di apartemen yang lalu.
Cek lek
Aurora berjalan sesantai mungkin padahal jika boleh saja ia jujur kakinya kini seolah tak bertapak kelantai.
"Selamat siang" Sapa Aurora pada sosok pria yang baru saja bangun dari duduknya.
"Selamat siang, Nyonya."
"La, dia Indra, manager disini sekaligus sahabatku, " ucap Leo memperkenalkan pria yang tadi bicara dengannya itu pada Aurora.
"Oh, saya Aurora, senang bisa mengenalmu" Jawab Aurora sambil menangkupkan kedua tangannya didepan dada.
"Ya sudah, saya permisi dulu. Selamat siang" Pamit Indra yang hanya dibalas anggukan kepala oleh pasangan suami istri tersebut.
Setelah pintu terutup, Aurora langsung duduk di sisi Leo, kali ini jarak mereka begitu dekat hampir saja bersentuhan tapi belum ada kata apapun yang keluar untuk memulai obrolan.
"Aku akan selesai kan pekerjaanku. Ada laptop di lemari sana, kamu bisa memakainya untuk menonton Film"
"Apa aku bisa sedikit membantu pekerjaanmu, Mas. Aku ingin mengulang masa kuliahku," tawar Aurora, dan keinginan istrinya tentu membuat Leo mengernyitkan dahi lalu menggelengkan kepala.
"Baiklah, Maaf."
Leo bangkit dari duduknya, ia bergegas kearah meja kerja untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang barusan dibawa oleh Indra.
Setelah ia duduk di kursi kebesarannya, Leo bergegas membuka laptop untuk segera mengganti wallpaper depan benda tersebut dengan foto yang lain agar tak menimbulkan kecurigaan apapun.
Beberapa menit berselang, Aurora tahu jika kehadirannya seolah membuat Leo tak nyaman. Dan terdengar juga ******* kecil serta beberapa kali tatapan mereka saling bertabrakan tak sengaja.
"Mas, aku lapar. Bisa aku memesan makanan?"
"Tentu, pesanlah yang kamu mau" Jawab Leo.
"Mas mau makan apa?"
"Samakan saja denganmu, disini hanya menjual apa yang kusuka saja"
Aurora tersenyum simpul ternyata pria itu cukup aneh juga sebab tak menjual apa yang tak ia sukai, Leo cukup menjajakan makanan yang cocok dilidahnya saja dan itu berlaku disemua restonya.
.
.
.
Keadaan Resto yang cukup lumayan ramai membuat Aurora terdiam sendiri diujung tangga, ia fokus memperhatikan semua sudut ruangan yang nampak begitu nyaman dan elegan.
"Pantas ramai, tempatnya memang cocok di datangi oleh siapapun," gumam Aurora.
Ia langsung tersentak kaget saat Indra datang menghampirinya.
"Nyonya, apa ada yang bisa saya bantu?"
Aurora yang masih memegangi dadanya reflek mengangguk.
"Maaf, apa Saya mengagetkan Nyonya?"
"Sangat!" jawab Aurora yang langsung membuang pandangan kearah lain karna tak terbiasa beradu mata dengan lawan jenis.
"Ada yang bisa saya bantu?" tawarnya lagi.
"Ya, aku ingin makan."
"Mari ikut saya, akan saya berikan buku menunya," ajak Indra, si Manager tampan yang memiliki lesung pipi yang cukup dalam saat tertawa.
"Tak perlu, bawakan saja yang di sukai suamiku untuk kami berdua, yang artinya untukku dan untuknya," jelas Aurora.
"Baiklah, lima belas menit saya akan antarkan makanannya keruangan Tuan Leo," balas Indra dengan sangat sopan dan ramah karna wanita muslimah dihadapannya itu adalah istri sah sahabatnya yang diakui agama dan negara.
"Hem, baiklah dan terimakasih sebelumnya"
lanjut Thor 🙏🏼
Mang Udin nya ngadu tuh 🤣🤣