NovelToon NovelToon
DENDAM SANG TERKHIANATI

DENDAM SANG TERKHIANATI

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Uswatun Kh@

Kala Azure adalah seorang kapten agen rahasia legendaris yang ditakuti musuh dan dihormati.

Namun, karier cemerlangnya berakhir tragis, saat menjalankan operasi penting, ia dikhianati oleh orang terdekatnya dan terbunuh secara mengenaskan, membawa serta dendam yang membara.

Ajaibnya, Kala tiba-tiba terbangun dan mendapati jiwanya berada dalam tubuh Keira, seorang siswi SMA yang lemah dan merupakan korban bullying kronis di sekolahnya.

Berbekal keahlian agen rahasia yang tak tertandingi, Kala segera beradaptasi dengan identitas barunya. Ia mulai membersihkan lingkungan Keira, dengan cepat mengatasi para pembuli dan secara bertahap membasmi jaringan kriminal mafia yang ternyata menyusup dan beroperasi di sekolah-sekolah.

Namun, tujuan utamanya tetap pembalasan. Saat Kala menyelidiki kematiannya, ia menemukan kaitan yang mengejutkan, para pengkhianat yang membunuhnya ternyata merupakan bagian dari faksi penjahat yang selama ini menjadi target perburuannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melawan Dengan Taktik

International School adalah sekolah yang cukup besar dan bergengsi di kota Veridia. Bangunan megah dan fasilitasnya yang modern menjadi cerminan status sosial siswanya. Namun, di balik kemegahan fasad sekolah itu, ada bayangan kelam yang membayangi.

Anggota Black Rose seakan tak tersentuh oleh peraturan sekolah. Bukan mereka tak pernah dilaporkan faktanya, setiap kali mereka dilaporkan, mereka selalu lolos dan hanya diberi hukuman kecil yang tak berarti, seolah ada tangan tak terlihat yang melindungi mereka.

Larisa tentu panik saat melihat Keira dibawa oleh geng itu. Tanpa pikir panjang, ia segera berlari secepat mungkin menuju ruang BK untuk melapor, berharap kali ini keadilan benar-benar ditegakkan.

Sementara itu, Keira yang ditarik paksa oleh anggota Black Rose, tampak santai dan biasa saja. Ia membiarkan lengannya ditarik, langkahnya tetap ringan.

"Kalian mau bawa aku ke mana sih?" tanyanya, nadanya seakan tak bersemangat dan sedikit bosan. "Udah aku bilang kan, jangan ganggu aku lagi. Kalian ini memang keras kepala rupanya."

Gumaman Keira tidak digubris. Para anggota geng terus menyeretnya menaiki tangga demi tangga hingga mereka sampai di atap gedung yang terisolasi dan jarang didatangi. Setibanya di sana, Keira segera didorong hingga tubuhnya sedikit terhuyung, berhasil menahan diri agar tidak jatuh.

Di depannya, suasana hening menyambut.

Duduk seorang siswi di atas tumpukan bangku rusak tak terpakai, seolah tumpukan sampah itu adalah singgasana yang sah baginya. Tatapannya jauh berbeda dengan yang lain, dia lebih tenang, tetapi jauh lebih mengancam.

Audrey pimpinan mereka perlahan bangkit dari singgasananya dan melangkah mendekat ke arah Keira. Matanya meneliti penampilan Keira dari ujung kepala hingga ujung kaki, kaca mata tebal, seragam rapi, aura culun yang melekat pada Keira.

Lalu, Audrey menoleh sinis ke arah anggota Black Rose yang membawa Keira. "Kalian kalah sama anak ingusan kayak dia," desisnya tajam, suaranya dipenuhi penghinaan.

"Dia anak culun enggak bernyali. Lihatlah, bisanya kalian semua kalah. Bikin malu Black Rose aja!"

Namun, saat tangan Audrey hendak menarik rambut Keira, Keira dengan refleks yang sangat cepat segera menghindar.

Gerakannya halus, hampir seperti tarian, tetapi penuh perhitungan. Ia meliukkan tubuhnya menjauhi jangkauan Audrey, berputar, dan dengan santai menjatuhkan dirinya di atas kursi tumpukan bangku rusak yang tadinya didudukinya seolah mengambil alih singgasana kekuasaan di atap itu.

Kini, Keira lah yang berada di posisi atas, mendominasi pandangan. Ia menatap balik ke arah Violeta, Audrey, dan seluruh anggota geng Black Rose dengan tatapan dingin dan mendominasi yang membuat nyali mereka sedikit menciut.

"Kalian bocah," ujar Keira, suaranya pelan tapi tegas dan menusuk. "Belajar yang benar. Buat apa coba main berantem-berantem, buli teman? Enggak ada gunanya. Kalian mau jadi preman entar kalau lulus, hah?"

Keira mengangkat satu tangan, menunjuk Violeta dan seluruh anggotanya secara bergantian.

"Udah deh gue bilang. Udah benar berteman aja, kagak usah bikin geng-geng kayak gini," tutur Keira, ia menyilangkan kedua kakinya dengan santai di atas kursi yang reyot itu, berpose layaknya seorang ratu yang baru saja menggulingkan lawannya.

Wajah Violeta memerah karena terkejut dan marah. Ini bukan lagi Keira yang mereka kenal. Gadis di depannya ini adalah orang yang berbeda.

"Bacot! Habisi dia sekarang juga," perintah Audrey, suara tingginya menggema.

"Tapi ... bagaimana kalau dia nanti benar-benar mati?" sela Violeta sedikit khawatir. Karna jika kali ini Keira benar-benar celaka dan dia ketahuan rencananya untuk kuliah akan gagal. Tapi saat melihat Audrey melotot ke arahnya Violeta menunduk dalam.

"Lo brani ngelawan gue? Lo lupa siapa gue. gue bahkan bisa langsung buat lo semua di keluarkan sekarang juga," sentak Audrey menunjuk ke arah Violeta dan yang lain.

Audrey, yang ayahnya menjabat sebagai Komite Sekolah selalu merasa paling berkuasa. Ia menggunakan posisinya untuk mengancam siswa dan siswi lain agar menuruti kemauannya. Terlebih lagi, ia juga pacar dari ketua geng terbesar di sekolah itu, membuat pengaruh dan perintahnya selalu diikuti.

Mendengar pengungkapan Audrey mereka tak ada pilihan selain habisin Keira. Violeta dan dua siswi lain segera berjalan mendekati Kala yang tengah duduk santai.

Namun, saat mereka berjarak beberapa langkah, target mereka mendadak berubah. Keira bangkit. Gerakannya mulus, tanpa tergesa-gesa, tetapi setiap ototnya mengencang dalam posisi siaga penuh. Sorot matanya tetap tenang, terkontrol, dingin tidak ada sedikit pun ketakutan.

"Hiaaaa ..." Tiga siswi itu berlari menyerang.

Mereka berlari ke arah Keira. Keira melompat mundur memberi ruang untuknya bergerak. Kini ia terkepung. Audrey hanya mengawasi dengan tersenyum puas.

Keira menggeleng pelan, seulas senyum tipis, hampir tak terlihat terukir di bibirnya.  "Ayo kita habisi mereka Keira."

Secara bersamaan, tiga tangan mengulur, berniat mencengkeram Keira. Naluri bertarungnya mengambil alih. Tepat saat tangan Violeta hampir menyentuhnya, Keira mencengkeram pergelangan tangan itu dengan kekuatan yang mengejutkan. Satu sentakan brutal, ia berbalik, memanfaatkan momentum laju Violeta, dan membanting tubuh gadis itu keras ke lantai semen.

BUG!

Bunyi tumbukan itu memecah keheningan. "Aaakh!" rintih Violeta, napasnya langsung sesak, punggungnya menahan sakit yang luar biasa.

Tak cukup di situ. Tanpa memberi jeda, Keira langsung mengambil kuda-kuda, siap melawan dua lawan berikutnya. Kedua teman Violeta, diliputi kemarahan dan rasa tidak terima melihat pemimpin mereka terkapar, langsung berlari ke arahnya. Salah satu dari mereka bahkan bergerak cepat menyambar balok kayu tebal yang tergeletak di dekat kaki meja.

Mereka berlari dengan napas memburu, mata penuh ancaman. Saat siswi dengan balok kayu itu mengangkat senjatanya, Keira bergerak. Dalam satu gerakan yang tampak tenang dan terencana, ia mengangkat sebelah kakinya. Siswi itu berhenti mendadak, terjerat. Belum sempat ia menyadari apa yang terjadi, Keira menghentakkan tumitnya tepat ke kening siswi itu.

BRUAK!

Siswi itu terpelanting ke belakang tubuhnya menubruk tumpukan kursi kayu hingga ambruk. Balok kayu terlepas dari tangannya, dan ia tergeletak tak berdaya.

Keira kini hanya menatap satu orang lagi, gadis ketiga yang berdiri membeku tak jauh darinya, menyaksikan dua temannya dilumpuhkan dalam hitungan detik membuatnya ragu untuk bertindak.

Udara panas siang itu terasa semakin mencekik, memaksa keringat dingin menetes di pelipis Keira.

Keira berusaha mengatur napas. Jantungnya berdebar kencang, tubuh ini memang masih perlu penyesuaian, tetapi ia tidak bisa menyerah sekarang.

"Sialan! Dasar bego kalian semua!" pekik Audrey, suaranya berubah tinggi, penuh kekecewaan dan amarah. "Lawan bocah tengik gitu kagak becus!"

Audrey tidak menunggu lagi. Diambilnya balok kayu tebal yang tergeletak di lantai, lalu ia mendorong siswi terakhir yang ketakutan itu hingga terhuyung.

"Minggir, lo! Liat, nih! Gue yang akan habisi dia sekarang juga!" raungnya.

Dengan tubuh tegap dan atletis, Audrey, yang memang terlatih dalam beberapa seni bela diri, mengangkat balok kayu itu tinggi-tinggi. Ia mengayunkan balok ke arah Kala dengan kecepatan yang mengejutkan.

WUS! WUS!

Balok itu membelah udara, tetapi dengan mudah dihindari oleh Keira. Gerakan Keora sangat efisien, ia hanya bergerak sebatas yang dibutuhkan. Namun, Audrey bukan penyerang biasa. Ia agresif, lincah, dan penuh energi. Meskipun kemampuannya tak sebanding dengan Kala yang "sebelumnya," serangan Audrey cukup mampu membuat Keira mulai tertekan dan kewalahan.

Hempasan balok kayu terus memaksa Keira mundur. Langkah demi langkah, ia terdesak hingga punggungnya membentur dinding pembatas koridor lantai atas. Ia menoleh sekilas ke bawah ketinggian gedung itu terasa mengancam, seolah siap menelan siapa pun yang jatuh.

Keira tahu ia tak bisa terus menghindar. Saat balok kayu itu diayunkan tepat ke atas kepalanya, ia segera mengangkat kedua lengan, menahan hantaman itu di udara dengan kekuatan penuh. Gigi Keira terkatup rapat menahan tekanan, tetapi ia berhasil menghentikan balok itu.

Namun, Audrey cerdik. Saat Keira fokus pada balok, ia melayangkan tendangan keras ke perut Keira.

BUK!

Tubuh Keira terhempas dan membentur dinding pembatas dengan keras. Rasa sakit menusuk, dan napasnya sempat tertahan. Kesempatan itu dimanfaatkan Audrey untuk menarik baloknya kembali.

Dengan mata penuh kemenangan, Audrey mengambil ancang-ancang singkat, melompat, dan mengincar kepala Keira yang masih terhuyung.

Semua mata yang tersisa di koridor terpaku, menyaksikan klimaks pertarungan brutal itu.

"Matilah kau, Keira!" teriak Audrey, penuh kebencian dan kepuasan.

BRUAK!

Tiba-tiba, pintu tangga darurat di ujung koridor terbuka lebar, didobrak paksa dari dalam.

"HENTIKAN!" Sebuah suara berat dan keras menggema, menghentikan waktu sejenak.

Namun, teriakan itu datang terlambat. Audrey sudah berada di udara, balok kayu besar itu nyaris menghantam kepala Keira.

Dalam sepersekian detik yang genting, tanpa aba-aba dan dengan gerakan yang begitu mulus seolah waktu melambat Keira merunduk, tubuhnya berputar untuk menghindari balok tersebut. Balok itu meleset dari sasaran.

Keira tidak membiarkan kesempatan itu berlalu. Dalam putaran yang sama, ia menggunakan seluruh kekuatannya untuk melancarkan tendangan menyapu sweep kick yang rendah.

BRUAG!

Tendangan itu menghantam kedua kaki Audrey tepat di bawah lutut saat Audrey mendarat. Tumpuan Audrey hilang sepenuhnya. Ia terjatuh ke depan dengan tubuh tak terkendali.

"AAAKH...!" Audrey menjerit.

Keira berdiri tegak, napasnya memburu. Sosok yang baru saja mendobrak pintu tangga darurat kini berdiri di sana, seorang pria dewasa berseragam guru, menatap ke arahnya.

1
ɑׁׅ݊ꪀꫀׁׅܻ݊tׁׅɑׁׅ
hati² kei jngn mudah percaya sm orang, belajar dari pengalaman bahwa sedekat apapun kita sm seseorang tidak menjamin dia tidak menusuk dari belakang
ɑׁׅ݊ꪀꫀׁׅܻ݊tׁׅɑׁׅ
pantas saja kala diburu ternyata dia memegang kunci rahasia kebusukan orang² di pemerintahan dan komplotannya , yang suatu saat akan menjadi boom waktu yang siap meledak menghancurkan mereka
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©🦐
wahh betul tuhh zero
🏡s⃝ˢ⍣⃟ₛ🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌
astaghfirullah, astaghfirullah dunia mulai bobrok
🏡s⃝ˢ⍣⃟ₛ🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌
wkwkwk sekolah seperti itu juga ada kasta nya 🤦‍♀️
🏡s⃝ˢ⍣⃟ₛ🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌
ya Alloh gurunya juga seperti itu, gak ada wibawa
🏡s⃝ˢ⍣⃟ₛ🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌
anak SMA bicara nya seperti mafia 🤦‍♀️
🏡s⃝ˢ⍣⃟ₛ🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌
jujur di daerah ku belum pernah mendengar sekolah seperti itu, sekolah tanpa peraturan
WDY
gak diRL gak di novel ternyata musim pembulian ya.
WDY
Lah yang mulai dulu siapa. Kesihan kiera ya kena
Meee
Penasaran gebrakan apa lagi yang bakal Keira lakuin. Semangat-semangat!
Meee
Dari nama kontaknya sih, enggak keliatan kayak dua orang bermusuhan yang mau duel, ya 🤭 hayooo ada apaaa
Dew666
👄👄👄👄👄
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
weh sekolah apa nih 🤭
btw gimana kabar sekolah lama keira thor, penasaran sama gebrakan keira membuka aib sekolah lamanya😂
Its me
jadi Keira yang memasukkan orang ke dalam koper. yah, untung selamat, kalau orang itu Mati pasti Keira akan merasa bersalah seperti ayahnya.
Its me
Keira semangat ya
apakah dia ketemuan sama pahlawan merah
D'Mas0712
bertemu siapa tuh? apa temannya dulu?
D'Mas0712
wah .. suka aku sama ayah seperti marvin..
Addb_Rh
keira.. bersiaplah.. pembalasan sakit mu akan di mulai.. ayo kala! you're strong woman.
Addb_Rh
pahlawan merah, jangan lari ke palang merah ya.. beda soalnya, problemnya😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!